Mutiara Habiba 🥋
Aku baru saja selesai latihan ringan di lobi tower 2 Wisma Atlet ketika semua atlet di tower 1 gaduh sendiri. Banyak yang tiba-tiba menggodaku, karena berhasil menggaet pemain sepak bola. Pada awalnya aku biasa saja, toh apa sih yang sedang mereka gaduhkan? Apa lagi kalau bukan urusan comblang-mencomblangkan antara aku dan Bagas. Mau seribu kali aku jelaskan, atau Bagas yang menjelaskan, mereka tidak akan paham.
"Muti, gila, lihat grup!" pekik Defia baru saja datang. Tadi dia sempat mengobrol dengan atlet dari Jawa Barat, jadi tidak turut serta dalam rombonganku dan Ruhil.
Masih aku abaikan karena aku merasa lelah, aku harus segera mandi dan menunggu azan Asar. Tetapi Defia dan Ruhil justru memaksaku untuk melihat grup WhatsApp kami, termasuk Kak Grey dan Apri yang tiba-tiba masuk kamar, lalu berteriak, "Gila, ini gila, gila, gila, gila!"
"Kenapa sih kalian? Nggak ada niat mandi kalian semua?" tanyaku mengeringkan rambut.
"Setdah, santuy banget ini anak kenapa sih?" Kak Grey menyentuh dahiku dengan punggung telapak tangannya. "Kagak panas sebenarnya."
"Ya, kan, gue habis mandi, Kak." Terus mengeringkan rambut pendekku.
"Orang dia belum buka grup, Kak. Tapi nih, tega banget si Fajar Alpian itu. Masa dibocorin gitu," kata Defia menggeleng-geleng.
Baiklah, kali ini aku mulai curiga. Apa yang dibocorkan Fajar Alfian memangnya? Ada informasi apa nih? Sebagai ratu lambe murah di Wisma Atlet, harusnya aku tidak boleh ketinggalan. Ah, tapi sebentar, rambutku belum kering.
"Lah si Fajar mah emang gitu. Nggak aman mulutnya, udah kek pasar malem ramenya juga. Bagas aja yang oon, curhat sama dia. Padahal curhat sama suami lo kan bisa, Kak Def." Apri menjelaskan, sembari tertawa-tawa.
"Iya ya, kenapa nggak curhat sama A Hanif? Ah, tapi nggak masalah. Toh curhat ke siapapun, Fajar atau A Hanif, tetap saja dibocorkan, ha ha ha, kan cuma itu hiburan kita."
"Ha ha ha, iya, iya, iya," balas Apriyani.
"Terus sekarang lo harus gimana sama Bagas, Mut?" tanya Kak Grey duduk di sebelahku.
"Ya nggak gimana-gimana."
Semua saling memandang, seperti aneh mendengar jawabanku.
"Lo..." Kalimat Kak Grey terpotong.
"Mutiiiiiiiiii, gila, seriusan nih Bagas jatuh cinta sama lo? Gila, kan? Gue pikir crazy rich Ciumbrella yang jatuh cinta sama lo, habisnya semua orang dititipin salam," jerit Zahra seperti orang kesetanan di depan pintu, membuatku mengernyitkan dahi, mencerna keras ucapannya.
"Telat nih anak jejeritannya," gumam Kak Grey.
Crazy Rich Ciumbrella, mungkin maksudnya Kevin Sanjaya Sukamuljo, sekedar informasi untuk yang belum tahu. Kevin memang terkenal sebagai atlet terkaya di Indonesia dengan total kekayaan kurang lebih 20 Milyar, dihitung dari bonus dan hadiah kemenangan dari setiap turnamen yang dia ikuti. Maklum, menangnya tahun 2018 saja dia meraih 9 gelar super series badminton yang dipastikan hadiahnya ratusan juta. Belum lagi gelar Asian Games, hadiah dan bonus dari pemerintah selangit. Ditambah lagi keberhasilannya di separuh tahun 2019 ini. Wajar sekarang dia punya rumah sendiri, dan mobil sport merk Mustang.
Oh lupa, harus aku jelaskan juga bagi kalian yang bukan badminton lovers. Ciumbrella itu maksudnya Cipayung, tempat pelatnas dan asrama atlet badminton. Kalian tahu kan dalam bahasa inggris, umbrella itu payung artinya? Ya, begitulah. Tak heran jika Kevin Sanjaya Sukamuljo dijuluki Crazy Rich Ciumbrella. Sebenarnya Koh Marcus fernaldi Gideon juga Crazy Rich, hanya karena dia sudah punya istri dan anak, jadi dikesampingkan dulu saja. Ha ha ha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagas vs Muti (WALS 2)
FanfictionBila cinta tolong katakan tanpa tawa. Bila tidak, tolong jangan ajak hati ini bercanda. Wisma Atlet Love Story 2 mengisahkan bagaimana 2 lambe wisma atlet menuju kata satu. Dan dalam kisah ini, semua generasi atlet ikut andil. Jadi jangan lewatkan s...