Bagian #9

2.6K 311 6
                                    

Bagas Adi Nugroho ⚽

Sekembalinya berlatih semua orang sibuk membicarakan tentang Operasi Tangkap Tangan yang dilakukan KPK di Kemenpora, bahkan orang terdekat yang membantu Menteri pun ikut tertangkap. Memang sangat mengagetkan, tetapi kami semua tetap berharap Pak Imam tidak terlibat. Menilik kinerja Pak Imam selama ini, sepertinya akan sangat kecewa jika beliau terlibat. Berita begini saja sudah cukup kecewa.

Di grup WhatsApp, yang biasanya banyak orang meramaikan, setidaknya mengirim foto latihan, atau sekedar bertanya bagaimana kabar satu sama lain. Sungguh kali ini amat sangat sepi. Tidak ada yang mengirim pesan di grup. Kevin, Koh Sinyo, Jojo, Yama, Ricky yang biasanya mengirim pesan ke grup meskipun sebenarnya untuk kepentingan pribadi pun memilih langsung pada orangnya. Contohnya, Kevin hari ini. Dia mengirim pesan padaku perihal nongkrong nanti malam. Dia memintaku mengajak banyak teman. Ya aku turuti saja. Semuanya yang bisa aku ajak, terutama Muti. Dia paling seru tuh kalau diajak nongkrong terus ghibah. Memang temanku dalam dunia perlambean.

"Nurrrrrr, berangkat, Nuurrrr!" sejak Aero menggunakan kata Nur, semua penghuni di wisma atlet ini menggunakan kata itu untuk sapaan. Aneh tapi ya sudah.

"Bang Bagas," panggil Bagas, bukan, bukan kembaranku, dia anak U-19, punya kembaran namanya Bagus. Hanya sama saja namanya. "Bang, pada mau nongkrong ya?" tanyanya.

Mengangguk.

"Mau ikut?"

"Latihan, Bang. Maksudnya mau nitip makanan, kalau tengah malam suka laper, Bang."

"Ye, atlet itu hidup sehat, Man. Nggak ada nitip!" tolakku berjalan ke kamar Kevin dan mendapat dia tidak ada.

"Ayolah, Bang!" rengek Bagas masih ditambah kembarannya yang baru datang dan Nando yang kumis tipisnya semakin mempesona, eh, ngapain juga bahas kumisnya Nando.

"Iya, Bang, nitiplah. Diganti kok uangnya, Bang," yang lain tak mau kalah ramai.

Kevin keluar dari kamar Fajar Alfian dan Rian Ardianto. Dicari susah payah ternyata numpang di kamar orang.

"Anak-anak lo kenapa tuh? Minta susu?" canda Kevin.

"Tahu nih, minta emak baru katanya," balasku menjauh dari anak-anak yang sok memelas macam gelandangan tapi fansnya banyak.

"Bukan, Koh, eh, Kak. Em, kita mau nitip beliin jajan tapi Bang Bagas nggak mau. Dia bilang atlet harus hidup sehat, tapi dia mau nongkrong juga paling sambil ngopi. Dia kan sok indie gitu, Bang. Suka senja dan kopi," cerocos Bagas. "Padahal atlet harusnya perbanyak air putih kan, Bang?"

Ternyata mulai berani dia bicara sama Kevin. Kemarin-kemarin selalu sembunyi di bawah ketiakku. Waktu mau minta foto bareng pun, harus mencium ketekku dulu baru bisa foto bareng sama Kevin. Sekarang sok berani sekali.

Kevin menghela napas. "Kenapa nggak ikut sekalian aja sih? Kita ngegosipnya kan makin rame."

"Latihan, Bang," semuanya kompak.

"Oh iya, si junior-junior gue juga mau latihan. Oke, boleh deh nitip sama gue, tapi dengan satu syarat. Habis latihan kalian harus ikut kita."

Apa pula ini rencana Kevin?

"Ke mana, Koh, eh, Kak?" tanya Bagas.

"Manggil gue Koh terus, gue smash juga mulut lo!"

"Astaghfirullah!" Pemain timnas U-19 kompak mengucap istighfar. "Kok jahat sama junior?"

Aku menahan tawa. Bisa kompak begitu ya mau menghakimi si Kevin?

"Pokoknya kalian harus ke kamar gue semua, yang nitip-nitip itu!"

Bagas vs Muti (WALS 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang