Bagian #26

2.5K 320 30
                                    

Mutiara Habiba 🥋

Aku sedang berjalan keluar hotel, mau pergi ke Mini Market di depan komplek kampus UNY, ya, sekarang aku sudah UNY, baru saja menyelesaikan pertandingan hari kedua. Besok masih ada pertandingan lagi satu poomsae beregu putri dan yang lainnya pertandingan poomsae putra. Dan sesuatu hal yang mencengangkan baru saja ada di depan mataku, baru berapa hari mengatakan A, yang kudapati justru B.

Ya, aku mendapati Bagas bersama mantan kekasihnya, tunggu, mungkin sudah kekasihnya. Mana mungkin mantan yang kerja di luar kota sekarang ada di kota yang sama jika memang datang hanya sebagai seorang teman? Rasanya kurang tepat saja. Ya, itu pendapatku, kalau kalian mau berpendapat lain. Silakan.

"Mbak, itu tadi Mas Bagas, kan?" tanya Beste mengikuti lagkahku cepat.

Aku memang mempercepat langkahku karena entah kenapa kesal saja.

"Kok sama cewek, Mbak? Terus kenapa Mbak Muti ngucapin selamat? Ini gimana sih sebenarnya, apa Nando salah kasih informasi, Mbak? Atau Mbak Muti yang dicampakkan?" Besta pun nyerocos saja.

Menghentikan langkahku. "Nando yang salah kasih informasi. Admin lambe-lambean noob kaya dia kalian percaya!"

Besta dan Beste malah tertawa sementara aku berjalan cepat lagi ke arah depan, melewati stadion UNY.

"Mbak, Mbak Muti." Mereka mengejar.

"Kok kaya Mbak Muti yang dicampakkan?" tegur Besta menahan tawanya.

"Ha ha ha, iya." Beste paling bahagia.

"Enak aja. Orang kita temen doang, cuma kaya kesel aja aku tuh. Dia bilang nggak balikan sama mantannya eh tahunya balikan juga."

Besta dan Beste kembali tertawa ngakak.

"Kok kesel? Kalau temen itu nggak akan marah temennya balikan sama mantan, kan haknya Mas Bagas. Harusnya ikut seneng. Kalau kesel itu, berarti hubungan Mbak Muti sama Mas Bagas tadinya tuh lebih dari temen. Eh, nggak tahu sih kalau Mas Bagas menganggap Mbak Muti temen tapi Mbak Mutinya punya perasaan lebih. Ha ha ha." Besta sungguh, mulutnya begitu kotor.

"Besta, denger ya! Gue cuma merasa dibohongi aja sebagai temen, padahal kalau dia bilang iya balikan sama mantannya juga gue nggak akan kesel. Ishhhh, jadi lo gue juga kan gue sama kalian. Biasanya bisa aku kamu. Ah, bodo ah! Kalian ngeselin juga!" Aku segera menyeberang cepat meski jalanan sangat ramai dan ada satu kendaraan cukup kencang dari sisi kanan. Meninggalkan Besta dan Beste yang ketakutan menyeberang jalan. Entah lah, salah mereka sendiri menambah kesal aku ini.

Memilih beberapa makanan dan tiba-tiba ponselku berdering, pemberitahuan dari grup Wisma Atlet yang kedua. Betapa terkejutnya aku dan ingin sekali rasanya menganiaya Besta dan Beste.

Nando PPLP
Misi, mau numpang kasih kabar
Mas Bagas Balikan sama Mantan ya?
Mbak Muti marah tuh!

Coba kalau sudah begini kelakuan siapa?
Yang ada di dekatku hanya Besta dan Beste, dan mereka temannya Nando. Tidak mungkin kan Nando menggelar kain putih, membawa gerabah kecil berisi menyan, lalu di depannya ada cermin, bunga setaman, dia mengenakan baju hitam, kalung bawang, terus mengucapkan mantra dan dapat melihat kelakuanku dan apa yang aku kerjakan melalui cermin itu? Tidak kan? Dia bukan dukun.

Lambe Newbie
Wohhh anak didik gue nih 🤣
Kenapa, kenapa?
Sini cerita selengkapnya 🤭

Bagus Kahfi
Mas Bagas jahara nih pasti nih 🧐

Cik Butet
Lu balikan sama mantan, Gas? @Bagas Adi N
Yaelah, udah basi lu jilat lagi

Aero A
Setujuuhhhh gue tu, Cik 🙊

Bagas vs Muti (WALS 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang