Bagas Adi Nugroho ⚽
Kembali ke Wisma Atlet, dan kembali bertemu pasukan cewek-cewek di lobby Wisma Atlet. Mereka masih saja betah menggosip, tertawa riang, seolah tak banyak beban. Padahal orang-orang seperti kami ini setiap hari menerima bullyan dan pujian, tanggungjawab yang amat sangat berat kepada negara. Tak mudah harus menyehatkan mental dan fisik untuk mengharumkan nama bangsa.
"Gas, aku rindu," pekik Muti tiba-tiba tepat sebelum aku masuk ke dalam lift.
"Lah kenapa itu anak?" tanyaku bingung sendiri.
"Cieeeee..." Semuanya termasuk anak Timnas Sepakbola junior yang baru saja selesai latihan.
"Ha ha ha. Bagus-bagus!" pekik semua anak perempuan.
Semua yang laki-laki malah bingung. Apanya yang bagus?
"Oke, gue yang ambil sekarang. Buat Defia, truth or dare!" kata Muti kembali duduk dan tidak peduli dengan kebingunganku. Tapi akhirnya terjawab juga, ternyata mereka sedang main truth or dare.
Sudah mau dibalas kalimatnya ternyata cuma tantangan dari permainan truth or dare yang dia mainkan. Padahal mau menggombal yang maha dahsyat loh.
"Wah seru tuh main truth or dare," gumam Kevin berjalan para perempuan itu sembari menenteng dua kantong belanjaan yang amat sangat besar. Titipan anak-anak Timnas U-19. "Ikut dong, mumpung ada banyak makanan nih. Sambil makan enak," katanya tak merasa berdosa.
"Koh, eh, Kak Kevin. Itu makanan titipan kita kan?" pekik Bagas di sebelahku, dan aku hanya bisa menahan tawa.
"Ih siapa bilang? Emang kalian kasih uang?" tantang Kevin sembari memajukan bibir bawahnya.
Semua anak Timnas U-19 langsung memicingkan mata mereka.
"Wah, mulai nih tengilnya," gumam Brylian.
"Iya nih, mulai tengilnya dia. Nggak tahu apa kita ini lebih tengil!" Nando tak mau kalah.
Sementara anak Timnas U-19 sedang bersiap menyerang Kevin, si Kevin sendiri malah memaksa ikut main truth or dare bersama anak-anak perempuan tapi ditolak mentah-mentah.
"Nggak mau ah! Lu kan tengil banget, Mpin! Nanti truth or dare-nya jadi nggak asyik. Ngasih truth ketengilan, ngasih dare tambah tengil. Bisa susah kita semua jawabnya!" tolak Kak Grey.
"Ah, Cik Grey sayang. Please lah, ini gue bawain camilan banyak loh. Nah, bukannya lebih seru kalau ada yang tengil banget ya? Kalau truth or dare nya datar aja malah nggak seru," Kevin masih merayu.
Semua anak perempuan berpikir keras. Aku yakin bukan ketengilan Kevin yang penting, tapi camilan dua kantong itu yang menggoda.
"Emmm... Boleh lah, tapi lo harus nyari temen lagi yang cowok. Habis itu semua makanannya cuma buat anak cewek, anak cowok nggak boleh minta!"
Kevin berpikir sejenak.
"Nggak bisa, Kak. Itu tadi kan makanan pesanan kita! Janji adalah hutang, hutang harus dibayar, kalau nggak dibayar dosa, dosa berarti harus masuk neraka, kalau semua orang suka janji dan ujungnya diingakari lalu masuk neraka, kasian surga nggak ada yang menghuni!" seru Bagas, Timnas U-19, dengan wajah marahnya.
"Iya, Kak. Kan sudah janji mau beliin kita camilan? Kak Kevin katanya crazy rich tapi suka ingkar janji!" Brylian pun ikut maju bersama Bagas.
"Iya, Kak! Percuma loh ganteng tapi pelit!" Nando tak mau kalah.
"Tukang jualan susu yang suka ingkar janji!" Zico dan Bagus malah lebih kompak.
Aku, Aqsa, Andy, MA Wahyu dan Hanif tertawa. Yang lainnya sudah masuk kamar terlebih dahulu, mungkin kantuknya sudah tidak bisa dikondisikan .
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagas vs Muti (WALS 2)
FanfictionBila cinta tolong katakan tanpa tawa. Bila tidak, tolong jangan ajak hati ini bercanda. Wisma Atlet Love Story 2 mengisahkan bagaimana 2 lambe wisma atlet menuju kata satu. Dan dalam kisah ini, semua generasi atlet ikut andil. Jadi jangan lewatkan s...