Bagian #43 (END)

3.5K 341 25
                                    

Selamat pagi,
Untukmu yang masih merajut hati
Harap temukan tambatan hingga mati
Menyulam cerita dari hari ini sampai nanti
Salam bahagia dari kami
Yang tengah berbunga-bunga, Bagas dan Muti

Di tengah persiapan Sea Games Manila 2019 ini, kami mohon undur diri sebab waktu kami untuk bercerita memang telah habis. Sampai sebelum kami berangkat ke Manila dan Semarang, sebab Bagas mengikuti Sea Games dan Muti harus pulang ke Semarang sebab tidak ikut dalam daftar atlet yang mengikuti Sea Games, ya sampai detik perpisahan kami, semua masih aman terkendali. 

Satu minggu dalam satu bulan kami selalu bertemu di Wisma Atlet, lalu kembali menjalani hubungan jarak jauh antara Semarang dengan Markas Bhayangkara FC. Saling mengucap rindu, mengucapkan selamat pagi dan selamat malam, saling mendukung, menyemangati setiap latihan maupun laga. Dan tentu, kami sempat bertemu dengan keluarga masing-masing. 

Bagas sempat bertemu dengan kakak dan ayahku di Semarang, kala timnya Bhayangkara FC melawan tim PSIS. Aku pun melawat ke rumah Bagas di Sleman tanpa pendampingan dari Bagas, kebetulan sedang libur latihan jadi aku sempatkan ke sana. 

Benar, Muti menemui kedua orang tuaku di Sleman, dan lucunya, ayahku langsung bertanya, kapan siap dilamar? Muti hanya tersenyum sebab dia sendiri belum ada kesiapan untuk itu, aku juga masih terlalu muda untuk melamar Muti kemudian menikahinya. Jalan kami untuk Indonesia masih sangat panjang. Apalagi Muti tidak ingin pensiun dini seperti yang akan Defia lakukan usai Olimpiade Tokyo nanti. 

Yang ada saat ini, kami jalani saja semampu kami. Kami mengikuti alur yang bisa kami ikuti. Kami juga harus fokus pada prestasi masing-masing, tugas kami masih banyak untuk membanggakan Indonesia. Sekalipun banyak yang menghujat kami, kami akan mendengarkan, senang rasaya mendengar kritik pedas bernada hujatan. Kami akan terus fokus pada nama baik bangsa dan melakukan yang terbaik, terlepas dari hubungan kami yang tetap kami jalankan sebagaimana pasangan yang dimabuk asmara. Melempar gombalan, berbicara tentang masa depan, intinya hubungan kami masih sangat menyenangkan, penuh dengan kehangatan cinta yang selalu mendapatkan kalimat nyinyir dari Kevin. 

"Dua pasangan BUCIN!" Begitulah teriakannya jika bertemu kami. Tapi saat ini dia tidak ikut dalam Sea Games juga, dia persiapan BWF World Tour Finals di Guangzhou, China. 

atau

"Tahu akhirnya kaya gini dulu kagak gue suruh-suruh  buat jadian, muntah-muntah gue."

Kami maklum sebab Kevin masih jomlo meskipun dia sendiri dekat dengan Natasha Wilona, bahkan jika dia mau, sekali buka pendaftaran calon istri, tidak sampai dua detik sudah penuh dengan pendaftar. Tetapi kenyataannya dia tetap jomlo dan terlihat sangat menyedihkan. Bagaimana pun, kami tetap mengucapkan terim kasih pada Kevin yang tidak pernah berhenti bersuara untuk menggaduhkan hubungan kami, baik ketika kami masih tidak menyadari hingga saling memiliki. 

Kami juga berterima kasih pada Fajar, tanpa kejadian waktu itu, tanpa mulut samuderanya yang luas, kami mungkin tidak lekas menyadarinya dan butuh waktu untuk saling menyatakan. Ternyata tidak semua orang yang bermulut samudera itu selalu buruk, sesekali mungkin mulutnya melakukan hal yang benar, walaupun tetap saja terkesan jahat. 

Kepada semua rekan-rekan Wisma Atlet Tower 1, kami juga mengucapkan terima kasih banyak karena selama ini kami mendapat pelajaran yang sederhana. Semacam:

"Tuh kan sekarang lengket banget begitu, dulu aja bilangnya bercanda terus. Makanya hidup tuh jangan banyakan bercanda, buat jadi seriusnya harus nggak dipercaya dulu kan? Pakai mau lompat dari atas gedung lagi." Kalian tahu siapa yang menyindir kami semacam itu? Kak Grey. 

Maka pelajaran yang kami ambil adalah bercanda itu warna ceria dunia, tetapi jika berlebihan terkadang membuat orang sulit percaya dengan keseriusan yang kamu lakukan. Sebenarnya, tidak salah kok mau bercanda dengan siapa saja sama seperti candaanku dengan Muti, toh tergantung siapa yang menjalani, hanya saja, kamu harus siap jika suatu saat kamu atau dia jatuh cinta, maka lebih sering perasaan serius itu dianggap canda. Kamu yang menjalani hidupmu, pilih lah yang terbaik. 

"Makanya jangan mainan hati, untung jadian beneran, coba kalau enggak? Paling lo nangis-nangis kalau nggak sama gue juga sama Defia." Tentu kalian tahu siapa yang mengatakan ini, siapa lagi kalau bukan Hanif. 

Ya, hatimu kamu ajak bercanda itu yang salah. Terserah mau bercanda dengan siapapun semacam itu, tapi lebih baik ketika bercanda tidak membawa hatimu ikut serta, karena hati tidak sebercanda itu. Beruntung kalau kamu bawa hatimu, lalu berakhir sama seperti kita, kalau berakhirnya cinta bertepuk sebelah tangan bagaimana? Kamu juga yang risih dan sakit hati.

"Bersyukur pula kamu punya teman yang begitu peduli, meskipun caranya salah, andaikan tidak, entahlah bagaimana hubungan kalian saat ini," jelas Fajar yang berusaha menyombongkan diri. Memang andaikan Fajar tidak membocorkan, entah bagaimana, apa kami menyadari perasaan kami, atau selalu menganggap bahwa kami hanya bercanda. 

"Makanya kalau apa-apa jangan hanya mengedepankan emosi, dengarkan dulu penjelasan satu sama lain. Jangan bodoh juga nekat mau terjun dari atas tower Wisma Atlet, ya kita bodoh materi boleh lah tapi jangan bodoh cinta." Tiga orang mengatakannya, Koh Hen, Babah, dan Cik Butet. 

Ya, cinta memang harus diimbangi dengan kecerdasan. Jika hanya berpikir sempit seperti kisah kami, itu kesannya sangat memalukan. Nyawa tak sebanding dengan perempuan yang bahkan belum menjadi apa-apa, begitupun sebaliknya. Mencintai haruslah dengan sehat dan akal yang bersih. 

Pada intinya kami berterima kasih pada semua orang yang telah mendukung kami selama ini, telah mau mendengarkan curhatan kami. Dan teruntuk para nitizen, mohon untuk tidak menyerang instagram kami dengan kata-kata "Kalian nggak cocok putus aja". Dengar ya, itu kan kata kalian yang hanya melihat dengan mata, yang menjalani kami, yang mempunyai perasaan kami, kami tidak menatapnya dengan mata belekan sama seperti kalian, kami menatapnya dari hati ke hati. Uruslah urusan kaliann sendiri, banyak masalah yang belum kalian selesaikan dibandingkan mengurus apa yang bukan urusan kalian, termasuk urusan perasaan kami. Kami tidak menutup akses kritikan terhadap permainan kami, tetapi kami menutup akses terhadap pemaksaan kalian atas hubungan kami. 

Terakhir, untuk MA Wahyu, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya sebab kami telah melukai hatimu. Jangan menjauh dari kami terlalu lama, jangan pula menghilang dari kami sepanjang hari. Kami rindu saat-saat kami semua saling tertawa riang, sekarang tanpa hadirmu yang selalu menghindar. Kami paham kamu butuh waktu, kami akan memberimu waktu untuk sembuh dari luka. Bukan maksud kami egois, tetap tertawa saat kamu patah hati, tetapi seperti katamu cinta akan menemukan rumahnya sendiri. Kami telah saling jatuh cinta dan tiada pemaksaan di dalamnya, kami tidak bisa memaksanya berhenti.

Lekaslah sembuh dari patah hatimu, kami menunggumu untuk kembali menjadi kawan baik bagi kami!

Berakhirlah kisah ini dengan sangat menggantung sebab waktu kami hendak diambil alih Defia Rosmaniar serta Hanif Abdurrauf Sjahbandi. Mereka sudah terlalu banyak masalah yang harus mereka selesaikan, pasangan muda yang masih berdebat soal prestasi bagi bangsanya. Kurasa mereka sudah tidak sabar lagi untuk bercerita.

Untuk kalian jangan khawatir, mereka pasti juga akan sedikit menceritakan tentang kami di ceritanya. Mungkin lebih menarik cara mereka bercerita.

Untuk Defia dan Hanif, salam manis bagi kami, sedianya Wisma Atlet Love Story kami kembalikan pada kalian berdua. Terima kasih.

⚽🥋⚽🥋
Tamat
Harus saya akhiri dengan amat sangat terpaksa.
Sebenarnya masih ada 2 part tapi sayangnya itu buat saya geli sendiri. Saya nggak mau dan itu titik. Nggak bisa dirubah.
Nanti kita beralih pada Mas Jom dan WALS 3 yes. Dengan ketentuan slow update, kerjaan saya kan nggak cuma nulis.
Bye

Bagas vs Muti (WALS 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang