***
Disinilah hina sekarang, berdiri didepan pintu masuk kediaman Jung. Taeyong memberi tahunya jika jaemin demam, tadi pagi dia yang memeriksa jaemin selaku dokter pribadi jaemin tapi tadi jaehyun menelfon dan meminta taeyong memberikan tugasnya kepada hina. Hina akan menjadi dokter pribadi jaemin sementara taeyong hanya akan menjadi dokter pribadi jaehyun, tiffany dan jaehwan. Sementara dokter pribadi yoon ho adalah siwon.
Ting tong, dengan penuh kegugupan hina memencet bel rumah kediaman jung. Seluruh perasaannya campur aduk, antara khawatir, takut dan menyesal. Rasanya sangat salah saat hina bertemu dengan jaemin setelah tahu bahwa haechan adalah sepupu jaemin.
“Anyeonghaseyo”, sapa hina sambil memberi hormat.
“Anda sudah ditunggu tuan Jung”, sapa pelayan keluarga jung tak kalah sopan. Dia mempersilahkan hina masuk lalu mengajak hina masuk ke dalam kamar utama.
“Silahkan”, hina tersenyum lalu bergegas masuk dengan membawa tas dokternya.
Hina menghela nafas pelan, jaehyun sedang membaca beberapa dokumen sambil menemani jaemin yang tertidur dengan selang infus ditangannya.
“selamat siang oppa”, jaehyun sontak mendongak dan ada senyuman tipis diwajahnya menatap hina.
“Duduklah”, hina segera duduk didepan jaehyun.
“Taeyong sudah memberi tahumu kan?”,
“ne… aku langsung kesini setelah sunbae menelfon”, jaehyun meletakkan dokumennya lalu menatap jaemin.
“Jaemin stress”, kata jaehyun pelan tapi hina masih bisa mendengarnya.
“Kenapa-“,
“Dia mendengar suaramu setiap kali dia tidur… ada bayangan masa lalunya yang masuk sebagai mimpi buruk…. Ini lah yang aku takutkan saat dia berhubungan dengan masa lalunya…. Tapi semuanya sudah terlanjur…. Jaemin sendiri yang ingin tetap tinggal disini jadi aku tidak bisa mencengahnya mengetahui masa lalunya meskipun itu sedikit…. Dan sekarang dia ingin tahu tentang ibu”, jaehyun menjeda sebentar kalimatnya dengan helaan nafas. “dan itu sama saja dengan membuka luka masa lalu… sejujurnya aku tak siap… tapi… aku tidak mungkin menyiksa jaemin dengan menyembunyikan tentang ibu”,
“oppa akan memberi tahu jaemin??”,
“iya…. Dan alasanku memintamu datang karena aku juga ingin kau bertanggung jawab… jaemin mengingaatmu dihatinya dan hanya kau yang bisa membuatnya tenang… ku harap dengan kehadiranmu disisinya bisa menghilangkan mimpi buruknya”,
“maafkan aku oppa”, sesal hina.
“Karena kau sudah disini… aku harus ke kantor sebentar… ah… jangan biarkan ada orang asing yang menemui jaemin.. kau berhak menentukan siapa yang boleh menemui jaemin… ingat hina… aku masih ingin kau berjuang untuk jaemin… jangan sia-siakan kesempatan ini”, kata jaehyun menegaskan sebelum keluar dengan membawa beberapa dokumen ditangannya.
“Aku membuatmu kesulitan… sementara kau berusaha membuatku tidak kesulitan… maafkan aku”, hina duduk ditepi ranjang jaemin. Mengecek kembali suhu tubuh dan tekanan darah jaemin, memastikan kondisi jaemin lebih baik.
***
Lami hanya bisa cemberut ketika jaehwan berkali-kali menolaknya. Jaehwan tidak mau bermain dengan lami dan hanya menatap lami bingung setiap kali lami mencoba mengajaknya bercanda.
“Jaehwan-ah.. main dengan imo ya??”, bujuk lami sambil menunjukkan robot-robotan yang dibawa lami.
“Sireo…. Ayah bilang aku tidak boleh main dengan orang asing”, kata jaehwan polos sambil sibuk merakit permainan legonya.
“Imo ini pacarnya paman jaemin… imo bukan orang asing sayang”, bujuk lami lagi.
“Pacar??... apa itu pacar??”, tanya jaehwan polos.
“Ah… itu… maksudnya… imo itu temannya paman jaemin”, ralat lami. Dia terkekeh sendiri, seharusnya dia ingat jika jaehwan masih kecil untuk tahu apa itu pacar
“Oh…. Tapi paman jaemin sedang sakit… aku hanya mau main dengan paman jaemin bukan dengan imo”, tolak jaehwan lagi.
“Kau berusaha keras lami-ya”, kata yoon ho yang sejak tadi memperhatikan.
“Jaehwan susah sekali dibujuk abonim”, keluh lami.
“Nanti juga terbiasa… kalian baru pertama kali bertemu”, hibur yoon ho. Lami tersenyum tipis, mungkin memang jaehwan harus terbiasa dulu dengannya.
“Apa aku belum boleh menemui jaemin abonim??”, tanya lami hati-hati.
“Sebaiknya kau pulang dulu… jaehyun sangat sensitif apalagi saat jaemin sakit seperti ini”, tiba-tiba saja jaehyun terlihat masuk terlihat keluar dari rumah dengan memakai setelas jas lengkap.
“Apa dia akan ke kantor??”, tanya yoon ho dan kai buru-buru mengangguk.
“siapa yang menjaga jaemin sekarang??”, tanya yoon ho lagi.
“Dokter pribadi jaemin sudah datang daan sekarang sedang menjaga tuan jaemin”, kawab kai.
“Taeyong datang lagi?”, tebak yoon ho.
“Tidak tuan.. tapi dokter Gong yang datang”, yoon ho menautkan kedua alisnya. Dia tahu siapa yang dimaksud kai sementara lami hanya tersenyum karena tak tahu siapa yang dimaksud.
“Kau disini dulu ya bersama jaehwan… aku akan melihat jaemin dulu-“,
“aku tidak boleh ikut anonim??”, tanya lami penuh harap.
“Nanti saja… Jaehyun mungkim hanya pergi sebentar”, lami akhirnya menurut pasrah. Yoon ho bahkan tak bisa berkata banyak jika jaehyun sudah melarang.
***
Jaemin akhirnya terbangun ketika jam menunjukkan pukul 2 siang. Jaemin menherjapkan matanya berkali-kali dan menemukan hina sedang serius dengan laptop yang ada dihadapannya.
“ Hina??”, sontak hina menoleh.
“Kau sudah bangun??”, hina buru-buru memeriksa selang infus jaemin dan memastikan panas tubuh jaemin sudah turun.
“Suhu tubuhmu sudah normal”, kata hina lega lalu tersenyum.
“Bagaimana kau bisa ada disini??... aku dirumah kan??” jaemin mencoba untuk duduk dan hina bergegas membantunya.
“Ah… mulai hari ini aku adalah dokter pribadimu… mohon kerja samanya Tuan Jung Jaemin, saya Gong Hina”, kata hina memperkenalkkan diri. Jaemin menghela nafasnya lalu menatap hina dengan penyesalan.
“Maafkan aku tentang malam itu”, hina tersenyum dan mengangguk pelan.
“Aku juga minta maaf karena menyulitkanmu.. apa seburuk itu mimpi burukmu??”, jaemin terdiam. Dia bingung harus menjawab seperti apa.
“Kau kembali pulang untuk membuatku nyaman tapi justru aku yang membuatmu tidak nyaman”, sesal hina lagi.
“Apa boleh aku tahu bagaimana wajah na jaemin??”, tanya jaemin penuh harap. “ini menyiksaku.. ada terlalu banyak kemiripan antara aku dan dia… apakah mungkin dua orang berbeda memiliki wajah yang mirip bahkan dengan kehidupan yang saling terkait??... bahkan nama kami juga sama… aku selalu dibayangi perasaan bahwa ada 80% kemungkinan jika jaemin itu adalah aku… tapi bagaimana mungkin??”, hina tahu betapa tersiksanya jaemin sekarang. Jika saja jaemin tahu bahwa na jaemin itu adalah dirinya, jaemin pasti akan sangat terguncang.
“Jaemin-ah…aku…”, hina terdiam, tatapan mata jaemin begitu dalam dan seolah meminta hina mengatakan padanya jika dia adalah orang yang berbeda dengan jaemin.
“Aku minta maaf dengan semua ketidaknyamananmu… aku juga sudah belajar merelakan kepergian jaemin… jadi aku tidak akan menangis lagi dan juga tidak akan membahasnya lagi dihadapanmu…. jadi aku mohon jangan terlalu dipikirkan… kalian berdua adalah dua orang yang berbeda”, kata hina akhirnya meskipun rasanya sangat berat.
“tapi semua orang disekitarku mengenal na jaemin, mereka mencintai na jaemin dan selalu melihat na jaemin didalam diriku…. itu semua membuatku berpikir jika kehadiranku tidak diharapkan…. mereka mengharapkan na jaemin kembali bukan aku”, lirih jaemin. Dia tinggal dikorea dengan bayang-bayang na jaemin didalam hidupnya. Itu bahkan jauh lebih buruk dibanding hidup sendirian di Amerika.
“Aku tidak bisa menghiburmu dengan mengatakan jika bukan seperti itu yang terjadi…Tapi aku pastikan jika saat ini mereka semua sudah memperlakukanmu sebagai Jung Jaemin Bukan Na Jaemin”, Hina tak tahu apakah keputusannya mengatakan hal seperti itu adalah benar. Tapi dia juga tidak ingin menghibur jaemin dengan sebuah kebohongan.
“Semoga saja”, jaemin menghela nafasnya sebentar sebelum menutup matanya kembali.
“Kau ingin tidur lagi?”, jaemin membuka matanya lagi dan menggeleng.
“Hina-ya”, panggil jaemin pelan.
“Hmm… Kau perlu sesuatu?”,
“Kau mengenal keluargaku kan?”, Hina mengangguk ragu, dia yakin jaemin akan mengajukan pertanyaan yang masih berkaitan dengan masa lalunya.
“Apa kau juga tak tahu jika Jaehyun hyung memiliki adik bernama Jaemin?”, hina menautkan kedua alisnya tak mengerti.
“Apa maksud-”
“Jeno Bilang dia tidak tahu jika jaehyun hyung memiliki adik lain selain mark hyung dan ji sung”, Hina mengerti, jeno pasti berbohong agar jaemin tidak curiga jika jaemin yang dia kenal adalah dirinya.
“ah…. ne…. aku….aku juga tidak tahu”, jawab hina ragu.
“Sampai hari ini aku masih tidak mengerti kenapa keluargaku menyembunyikanku…. mereka malu… iya kan?…. aku cacat… karena itu ibu juga meninggalkanku”,
“itu tidak benar”, kata hina spontan. Dia ingin menghentikan pemikiran jaemin tentang ibunya.
“Lalu apa kau tahu dimana ibuku?”, haruskah dia memberi tahu jaemin sementara jaehyun sendiri belum mengatakan apapun tentang ibu mereka.
“Aku…aku tahu… tapi-”
“Jaemin-ah”, Yoon ho tiba tiba saja masuk, membatalkan niat hina untuk memberi tahu jaemin.
“Ayah bilang akan mengatakannya padaku…. aku ingin tahu sekarang”, Yoon ho menetap hina penuh tanya, dia tidak mengerti dengan ucapan jaemin sekarang.
“Maafkan aku paman…. tapi… jaemin ingin tahu tentang ibunya”, hina membungkukan badannya meminta maaf. Yoon Ho bergegas mendekat dengan bantuan hina yang sudah mengambil alih kursi roda yoon ho sementara kai keluar dari ruangan itu.
“Dimana ibu?”, Tanya Jaemin sekali lagi. Yoon Ho membelai wajah jaemin pelan lalu menganggam kedua tangan putranya.
“Apa Jaemin sudah bisa pergi jauh?”, tanya yoon ho pada hina.
“Demamnya sudah turun jadi jaemin sudah bisa pergi tapi dia tidak boleh kelelahan”,
“Memungkinkan untuk pergi ke daegu?”, hina terdiam, dia tahu jika itu berarti yoon ho akan membawa jaemin ke daegu untuk bertemu ibunya.
“Tapi sebaiknya tidak untuk pulang pergi”, jaemin hanya diam memperhatikan, dia tidak mengerti apa yang sedang ayahnya rencanakan.
“Bisa bantu aku mempersiapkan kebutuhan jaemin, hina?… kau juga harus ikut kami ke daegu… kita pergi besok pagi”, hina hanya sanggup mengiyakan tanpa bertanya kenapa harus buru-buru seperti itu.
“aku akan meminta bantuan pelayan menyiapkannya paman”, hina memberi hormat lalu keluar meninggalkan yoon ho dan jaemin berdua saja.
“Kenapa ke daegu ayah?…. apa ibuku disana?”, tebak jaemin penuh harap.
“Iya… ibumu ada disana dan kita akan menemui ibumu besok”
“Jinja?… aku akan bertemu ibu?…. Jaehyun hyung mengijinkanku bertemu ibu?”, pekik Jaemin tak percaya.
“Iya… Jaehyun juga akan pergi kesana”,
“Yey!….. terima kasih ayah!… aku mencintaimu!”, pekik jaemin kegirangan, memeluk tubuh ayahnya begitu erat. Akhirnya saat-saat yang paling dia tunggu tiba, dia akan bertemu dengan ibunya.
***
Hina menghela nafasnya pelan setelah keluar dari kamar utama, dia justru khawatir dengan reaksi jaemin saat tahu ibunya ternyata sudah meninggal. Hina menghentikan langkahnya sebentar, menatap ruang tamu kediaman jung dengan seksama. Setelah 10 tahun, hina akhirnya menginjakkan kakinya lagi disini. Rumah yang dulu sempat menjadi saksi dimulainya persahabatan antara hina, jaemin, jeno, mark dan juga ko eun.
“Anda perlu sesuatu Dokter?”, Hina spontan menoleh dan mendapati bibik lee menyapanya dengan senyuman.
“Bibi Lee?”, Pekik Hina. Dia tentu saja masih ingat dengan bibi lee, pelayan keluarga jung yang sudah mengabdi disini bahkan sebelum jaehyun lahir.
“Anda mengenal saya?”, bingung bibi lee.
“Aku hina Bik… Gong Hina”,
“Ah!…nona hina pacar tuan jaemin kan?”, Hina yang awalnya tersenyum sumbringah perlahan tersenyum pahit. Dulu yoon ho memang memperkenalkan hina sebagai pacar jaemin saat pertama kali datang.
“Ah… ne”, jawab hina ragu.
“nona sekarang semakin cantik…. jadi nona dokter pribadi tuan jaemin?”, hina mengangguk mengiyakan.
“Paman memintaku menyiapkan kebutuhan jaemin… besok kami akan pergi ke daegu, tapi aku tidak tahu dimana kamar jaemin yang sekarang”, bibi lee mengangguk lalu menarik hina ikut bersamanya.
“Tuan jaemin tidur dikamar tuan mark yang dulu, karena tuan mark sekarang sudah tinggal dirumahnya sendiri”, jelas bibik lee sambil terus melangkah menaiki tangga dengan hina yang mengikutinya.
“aku tidak mau makan!… aku tidak mau makan!”, Jaehwan tiba-tiba saja keluar dari kamarnya sambil berlari, dia memegang beberapa bagian lego menghindari pelayan yang tadi sempat membukakan pintu untuk hina.
“Jaehwan!”, Panggil hina spontan. Meskipun tidak dekat sekali, hina beberapa kali bertemu dengan jaehwan saat mengunjungi butik tiffany.
“Imo!”, Jaehwan memekik lalu berlari menghampiri hina. Untung saja hina menangkap tubuh jaehwan dengan cepat sebelum jaehwan terjatuh karena lantai yang licin.
“Kau bisa terluka jaehwan”, jaewhan tidak menghiraukan kekhawairan hina, dia memeluk tubuh hina erat dan menyembunyikan wajahnya dibalik perpotongan leher hina.
“Aku tidak mau makan imo”, rengek jaehwan. Bibi lee menyuruh bawahannya untuk tidak memaksa jaehwan untuk makan.
“Jaehwan lebih suka minum susu dari pada makan”, keluh bibi lee. Hina terkekeh pelan sambil mengelus lembut punggung jaehwan. Terkadang tiffany juga mengeluh jika jaehwan tidak bisa diam dan susah diatur. Dulu ketika tiffany membawa jaehwan kebutiknya, tiffany pasti akan menelfon hina. Karena hanya dengan melihat wajah jaehwan bisa mengobati rindu hina pada jaemin.
“Gong Hina?”,Hina diam tertahan, bahkan dia takut untuk mernafas setelah mendengar suara itu. Meskipun hina tidak yakin, memikirkan ada seorang gadis dirumah ini selain tiffany dan bahkan mengenal hina. Dia tahu kemungkinan besarnya itu adalah lami. Dengan berat hati hina menoleh dan menemukan lami baru saja keluar dari kamar jaehwan.
Lami muncul begitu saja dari balik kamar jaehwan dengan tatapan tak percaya. Bahkan hina pun mengeluarkan tatapan tak percayanya melihat kehadiran Lami dirumah keluarga jung. Setelah 10 tahu berlalu, mereka akhirnya bertemu kembali. Bertemu kembali dengan status dan juga kondisi yang berbeda.
“Kau?….. Bagaimana kau ada disini?”, tanya lami sambil menatap jaehwan yang masih setia memeluk hina, Jaehwan bahkan memainkan legonya dari balik punggung hina. Hina masih terdiam, dia terlalu terkejut dengan kemunculan lami dihadapannya, terlebih sekarang mereka bertemu dengan status yang berbeda. Hina hanyalah dokter pribadi jaemin sekarang sementara lami adalah pacar jaemin.
“Dia tamu tuan Jung Nona… katanya dia teman tuan jaemin di Amerika”, kata bibi lee menjelaskan.
“Aku Pacar Jaemin bibik… maaf belum memperkenalkan diri… Kim Lami Imnida”, hina tersenyum pahit. Lami memang tersnyum sangat manis, dia terlihat seperti gadis baik-baik yang baik hati. Orang-orang mungkin tidak akan menyangka jika lami pernah ikut melakukan pembulyan. Sekarang dengan kata-kata manis dan lembutnya, lami baru saja menengaskan jika jaemin adalah miliknya.
“Aku dokter pribadi Tuan Jung Jaemin… Gong Hina Imnida”, hina tersenyum tipis sambil memperkenalkan dirinya, meskipun ada luka yang begitu besar melukai hatinya.
“Ah…. jadi kau sekarang menjadi dokter?….kau itu pintar, seharusnya aku tidak terkejut…. ku harap kau merawat jaemin dengan baik”, pinta lami dengan senyuman mengembang diwajahnya. Hina tak bisa menebak apakah lami sudah berubah atau tidak, dia terlihat semakin cantik dan lebih anggun. 10 tahun waktu yang panjang dan itu waktu yang cukup bagi seseorang untuk berubah.
“Kalau begitu aku permisi”, pamit hina sambil membawa jaehwan bersamanya.
“Biar aku saja yang menjaga jaehwan”, kata lami menahan hina. Hina hanya diam, dia menunggu reaksi jaehwan. Apakah dia mau dijaga oleh lami.
“Jaehwan dengan imo saja ya.… bibi dokter harus merawat paman jaemin”, bujuk lami dan berusaha mengambil jaehwan dari gendongan hina.
“Sireo”, tolak jaehwan spontan, dia semakin menggeratkan pelukkannya di leher hina. “Aku maunya dengan bibi hina… aku tidak mau dengan bibi asing”, Lami tersenyum pahit mendapat penolakan jaehwan. Tentu saja jaehwan lebih memilih dengan orang yang dia kenal, tapi bagaimana ceritanya hina dekat dengan jaehwan sementara setahu lami, jaehyun sudah menjauh dari orang-orang di kehidupan masa lalunya.
“Ada bibi lee yang akan membantuku…. kau tidak perlu khawatir”, hina memberi hormat pelan sebelum meninggalkan lami masuk kedalam kamar jaemin.
***
#######Akhirnya ketemu juga Hina sama Lami... 😁😁😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Voice
FanfictionAku tidak bisa mendengar semua suara didunia, tapi kenapa aku selalu mendengar suaramu dipikiran dan bahkan dihatiku??