***
Setelah jaemin pingsan, hal pertama yang dilakukan hina dan kai adalah membawa jaemin ke rumah sakit terdekat, Tapi mereka tidak bisa menangani jaemin setelah tahu riwayat kesehatan jaemin. Jadi setelah memastikan jaemin mendapatkan pertolongan pertama, jaemin segera dirujuk ke rumah Sakit Hanuel di seoul.
“Jaemin-ah”, tanpa henti hina berdoa, berdoa agar jaeminnya tidak pergi meninggalkannya lagi. Hina tak bisa menghentikan tangisannya sejak jaemin jatuh pingsan sampai kini dia berada di mobil ambulance menemani jaemin menuju seoul. Kedua tangannya mengenggam erat tangan jaemin, berkali-kali mencium tangan jaemin dan terus memanggil nama jaemin berharap jaeminnya akan sadar.
-
Sesampainya di seoul, ambulance yang membawa jaemin disambut oleh tim medis pimpinan Taeyong. Hina ikut turun dan bergegas menjalankan tugasnya menjadi dokter. Bahkan meski seluruh tubuhnya bergetar dan betapa lemah hatinya karena takut terjadi hal buruk pada jaemin, hina harus tetap menjalankan tugasnya. Hina juga harus berjuang untuk menyelamatkan jaeminnya. Jika 10 tahun lalu hina tak bisa melakukan apapun untuk jaeminnya, maka saat ini dia akan berjuang untuk kesembuhan jaemin.
“Lakukan ST Scan”, titah taeyong dan tim medis dibawah pimpinannya bergegas menyiapkan peralatan.
“Aku harap jika dugaanku salah…. Tapi sepertinya pendarahan di otaknya benar-benar terjadi”, hina hanya bisa memejamkan matanya, membiarkan air matanya terjatuh membasahi pipinya. Bahkan hina pun sudah memperkirakan hal itu.
“Tuan Jung Yoon Ho dan Jung Jaehyun sudah tiba… mereka memaksa masuk”, bisik salah seorang dokter junior. Taeyong mengangguk pelan lalu kelur dari ruangan dengan hina yang mengekor dibelakangnya.
“Jaemin??.. bagaimana keadaan putraku??”, tanya yoon ho tepat saat taeyong membuka pintu.
“Katakan padaku jika adikku baik-baik saja”, pinta jaehyun.
“Sebaiknya kalian tenang dulu… kami sedang menunggu hasil ST Scan terbarunya... tapi.. maaf.. sepertinya Jaemin benar-benar mengalami pendarahan”, kedua kaki yoon ho yang memang belum sembuh benar terkulai lemah.
“Ayah”, Jaehyun yang juga shock tetap berusaha tegar dan membantu ayahnya duduk di kursi tunggu.
“Jaemin pasti akan baik-baik saja… ayah selalu mengatakan itu padakýu… iya kan??.. Jaemin tak akan meninggalkan kita kan???”, Jaehyun ingin terlihat tegar dihadapan ayahnya tapi kenyataannya dia tidak bisa melakukan itu. Jaehyun berlutut dihadapan ayahnya, mengenggam kedua tangan ayahnya dan menangis, meletakkan kepalanya dipangkuan ayahnya.
“Dia akan baik-baik saja… ya… putraku kuat… dia tidak akan menyerah begitu saja”, yoon ho menatap pintu ruangan ST Scan penuh harap. Berharap bahwa putra keduanya itu akan baik-baik saja.
Selang beberapa menit jeno, renjun, mark, ji sung dan ko eun juga sudah sampai dirumah sakit.
“Hina-ya”, ko eun bergegas menghampiri hina dan memeluknya.
“Onni… aku tidak akan kehilangan dia lagi kan?... aku tidak mau kehilangan dia”, hina memeluk ko eun begitu erat, menangis tersedu-sedu dipelukkan ko eun.
“Ayah”, Ji sung dan Mark duduk disamping yoon ho dan memeluk yoon ho. Mereka menangis bersama dan berdoa untuk keselamatan jaemin.
***
“Jaemin mengalami pendarahan di otaknya, dia mengalami cedera kepala yang sudah sangat parah, aku tidak yakin dia masih memiliki harapan untuk hidup… Jika dia bisa bertahan hidup mungkin dia tidak akan bisa hidup normal… kelambatan berpikir dan gangguan bicara adalah hal yang paling mungkin dialami jaemin… tapi untuk saat ini, aku tidak tahu kapan dia akan sadar… kondisinya sangat lemah”,
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Voice
Fiksi PenggemarAku tidak bisa mendengar semua suara didunia, tapi kenapa aku selalu mendengar suaramu dipikiran dan bahkan dihatiku??