1 bulan kemudian
Jaemin menghirup udara sebanyak-banyak ketika akhirnya dia keluar dari rumah sakit. 1,5 bulan benar-benar membuat jaemin harus menahan rasa bosannya yang teramat sangat. Dia sekarang sudah bisa berjalan normal kembali dan juga kondisi kesehatannya kian membaik.
“Ayo masuk sayang”, jaemin mengangguk pelan lalu membiarkan hina menuntunnya masuk kedalam mobil. Jaehyun sudah duduk dengan tenang didalam mobil bersama dengan ayahnya dan kwanghee yang ada dibalik kemudi.
“Hyung apakah hari ini adalah lanjutan persidangan jeno dan lami??”, tanya jaemin pada jaehyun.
“Iya… mungkin ini sidang penentu, siapa yang sebenarnya bersalah”, jaemin mengangguk pelan. Dia sudah tahu apa hasilnya jadi jaemin tidak perlu mengkhawatirkan apapun.
“Tiffany sudah memasakan makanan kesukaanmu dirumah, nanti kau harus banyak makan ya??”, pinta yoon ho pada putra keduanya itu.
“Tentu saja!.. aku merindukan masakan nuna.. ah… aku rindu rumahku”, jaemin mengenggam erat tangan hina dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya menganggam erat tangan jaehyun. Jaemin beruntung, ya. Jaemin masih memiliki keluarga, sahabat, dan kekasih yang menerima kekurangannya dan mencintainya. Dia seharusnya tidak pernah mengeluh ataupun mengutuk takdirnya hanya karena dia dulu hidup menderita dan harus kehilangan pendengarannya. Semua itu sudah berakhir dan kini dia adalah orang paling bahagia di dunia ini.
****
“SELAMAT DATANG DIRUMAH JAEMIN-AH!!”, Jaemin terkejut bukan main ketika semua keluarga dan sahabatnya menyambut kedatangannya dengan 3 kue yang dihiasi lilin menyala diatasnya.
“Ige mwo ya??”, tanya jaemin bingung. Seingatnya ulang tahunnya sudah lewat, kalau tidak salah tepat saat dia masuk rumah sakit.
“Kami ingin merayakan ulang tahunmu sayang… saat itu kau sakit dan sekarang kami ingin merayakannya karena kau sudah pulang… ini juga syukuran karena kau pulang dengan sehat”, kata yoon ho sambil membelai rambut putranya.
“Terima kasih ayah… ah… kalian membuatku ingin menangis” jaemin buru-buru memeluk ayahnya sebelum air matanya terjatuh.
“Hyung jangan menangis dulu!... tiup lilinnya!.. nanti kena kue… palli..palli”, pekik ji sung yang memegang salah satu kue.
“Ah maaf…”,
“berdoa dulu jaemin-ah”, jaemin buru-buru memejamkan matanya mengikuti perintah kakaknya.
“Yeyyyyyy!”, semua orang bersorak saat jaemin meniup liilinnya hingga semua mati.
“Ayo masuk, kita makan-makan!”, ajak yoon ho penuh semangat.
***
Makan siang hari itu terasa sangat berbeda, rumah keluarga jung yang biasanya sepi kini ramai dipenuhi canda tawa. Orang tua hina juga datang karena mereka sangat merindukan jaemin. Selama jaemin dirumah sakit, mereka hanya bisa menjenguk sebanyak 2 kali. Selain orang tua hina, jang hae won, ayah kandung mark juga datang. Ko eun, renjun, mark dan chenle juga datang meramaikan kediaman keluarga jung itu.
“Sayang sekali jeno tidak bisa datang”, ujar ko eun sambil mengunyah cemilan sambil menonton acara televisi. Mark, ko eun, jaemin, hina, renjun, chenle dan ji sung tengah menonton tv untuk melihat perkembangan sidang jeno dan lami.
“Apa se ron menemani jeno??”, tanya jaemin
“Ya… dia mendampingi jeno setiap saat”, jawab mark
“Ku harap dia baik-baik saja”, gumam jaemin. Hina sebenarnya tahu jika jaemin pasti sudah melakukan sesuatu untuk membantu jeno karena jaemin seperti sudah tahu apa hasil akhir dari persidangan jeno dan lami. Tapi hina tidak mau bertanya karena jaemin pasti tidak mau memberi tahunya, jadi hina hanya menunggu jaemin mengatakannya sendiri.
“Pemirsa, Setelah menjalani sidang selama 3 jam akhirnya diputuskan bahwa Pengusaha Lee Jeno sama sekali tidak melakukan pelecehan seksual terhadap desainer Lami Kim, semua tuduhan tersebut terbantahkan berkat bukti rekaman yang didapatkan pihak penyidik dari seorang narasumber. Dalam rekaman tersebut juga diketahui jika desainer lami kim merupakan dalang dibalik percobaan pembunuhan Jung Jaemin, desainer Lami Kim juga mengancam akan mencelakai pengusaha lee dan kekasihnya serta mantan kekasihnya Jung Jaemin lagi… berikut cuplikan bukti rekaman yang kami dapatkan”,
Mark, hina, ko eun, renjun, chenle dan ji sung mendelik tak percaya mendengar pemberitaan di televisi. Jadi lami yang mencoba membunuh jaemin??, mereka bahkan tidak tahu fakta itu karena yang mereka tahu haechan melakukannya seorang diri.
“Sayang”, hina menyentuh lengan jaemin pelan, dia yakin jaemin pasti sudah tahu melihat betapa tenangnya jaemin.
“Hmm??”, gumam jaemin tenang.
“Kau sudah tahu lami yang merencanakan pembunuhanmu??”, tanya renjun tak percaya.
“Dari mana kau tahu??”, tanya mark sedikit menuntut.
“Mudah saja… aku meretas data kepolisian”, jawab jaemin enteng. Semua orang ber-oh ria. Mereka lupa jaemin sempat meretas data kepolisian hingga membuat kepala kepolisian mendatangi jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Voice
FanfictionAku tidak bisa mendengar semua suara didunia, tapi kenapa aku selalu mendengar suaramu dipikiran dan bahkan dihatiku??