Nightmare

1.7K 177 14
                                    

***
Jeno, jaemin dan hina kini diselimuti keheningan, tak ada satupun dari mereka memilai pembicaraan setelah pertanyaan emosional jaemin. Dari balik kemudinya sesekali jeno melirik jaemin yang ada didampingnya dan hina yang duduk dibelakang sendirian. Setelah perdebatan panjang hina akhirnya mau diantar pulang oleh jeno dan jaemin. Renjun dan se ron sudah pulang duluan setelah selesai makan udon. Renjun harus menyelesaikan lukisannya sementara se ron harus pergi ke busan besok pagi-pagi sekali.

“Terima kasih atas tumpangannya”, kata hina sebelum turun dari mobil. Jeno melirik jaemin sebentar, dia pikir Jaemin akan turun tapi dia tidak bergerak sedikitpun.

“Kau ingin langsung pulang??”, tanya jeno setelah hina masuk kedalam rumahnya.

“Iya… aku ingin pulang”, kata jaemin datar.

“Apa yang kau pikirkan??”, tanya jeno mencoba memancing apa yang ada dipikiran jaemin.

“Na Jaemin”, jeno memalingkan tatapannya dari jaemin dan entah kenapa dia gugup jika harus membicarakan kehidupan jaemin dulu. “tidak peduli seberapa keras aku berpikir.. aku masih belum mendapat jawaban tentang kenapa ada begitu banyak kemiripan antara aku dan na jaemin….. dan kenapa semua orang yang mengenalnya ternyata berada dilingkaran yang sama denganku…. Siapa sebenarnya na jaemin??”,

“kalian 2 orang yang berbeda… tak usah dipikirkan”, kata jeno cepat, dia tak ingin jaemin bertanya lebih banyak. Jeno kembali menghidupkan mesin mobilnya dan mengendarai mobilnya menjauhi rumah hina.

“Apa yang berbeda??... sifat kami??... kalian bilang wajah kami mirip, tapi kenapa tak satupun dari kalian menunjukkan padaku bagaimana wajah na jaemin??”,

“jaemin-ah… jebal… itu sama saja membuka luka lama kami”, pinta jeno.

“Itu sama sekali tidak membantuku”, jaemin memalingkan tatapannya ke jalanan, jeno bisa mendengar sebuah helaan nafas pelan.

“Apa hina begitu mengganggu pikiranmu??”, tanya jeno lagi.

“Ya…suaranya selalu tergiang dipikiranku…. Bukan hanya itu… bersama dengan suaranya aku selalu melihat seorang wanita menatapku dengan sendu, menutup kedua matanya dan ada sebuah tembakan yang terdengar… aku takut… aku takut bahwa dia adalah ibuku”, jeno hampir saja menghentikan mobilnya mendadak jika saja dia tidak ingat jika jaemin bisa saja terluka.

“Ibumu??.. memangnya kau tak tahu siapa ibumu?”, tanya jeno hati-hati.

“Ya… ayah dan jaehyun hyung tak pernah memberi tahuku dimana ibu”,

“Sudah menceritakan mimpimu pada jaehyun hyung??”,

“tidak… aku tahu bahwa pada akhirnya mereka tidak akan memberi tahuku… apakah mereka membenci ibuku??.. apakah ibuku meninggalkanku karena aku cacat??”,

“apa yang kau katakan??... itu tidak mungkin”, elak jeno.

“Kalau begitu dimana ibuku??... kenapa dia tidak pernah datang menemuiku??.. mungkinkah hina tahu siapa ibuku??.. tapi bagaimana bisa??.... tapi mereka selalu muncul bersamaan dimimpiku”,  jeno hanya terdiam. Dia tak tahu harus menjawab pertanyaan jaemin dengan apa.

***

Tapi kenapa aku merasa jika akulah yang melakukan itu padamu??”,

Hina membuang tubuhnya sembarangan di atas tempat tidurnya. Semua pertanyaan jaemin kembali tergiang dikepalanya. Apakah memang jaemim mengingat hina dihatinya??.. apakah itu berarti masih ada harapan bagi hina untuk memenangkan hati jaemin??... tapi dia tidak bisa, ada haechan yang sudah bersamanya. Hina tidak mungkin menyakiti haechan setelah memberinya harapan.

Hina bangkit dari tempat tidurnya membuka nakas didekat tempat tidurnya dan mengambil sebuah kotak dengan inisial JH. Sebuah kotak berisi barang-barang milik jaemin.

“Jika memang kau masih mengingatku dihatimu, tidak bisakah kau yang berlari ke arahku??... karena saat ini aku tidak bisa berlari kearahmu… bantu aku jaemin-ah… bantu aku”, pinta hina sambil menatap fotonya bersama dengan jaemin di mall dulu.

-

Tok tok tok

“Iya masuk bik!”, seru hina sambil meletakkan buku milik jaemin yang kembali dia baca.

“Maaf menganggumu malam-malam”, hina terlonjak tak percaya melihat jenolah yang masuk kedalam kamarnya.

“Jen… jaemin bagaimana??”, tanya hina khawatir.

“Dia sudah sampai dengan selamat dirumah”, jeno mengambil tempat duduk didekat hina, kedua matanya dengan teliti memperhatikan semua barang-barang milik jaemin.

“Kau bahagia??”, hina terpaku, kenapa jeno tiba-tiba bertanya seperti itu??

“Apa maksud-?”

“Berpacaran dengan haechan dan menyerah pada Jaemin… apakah kau bahagia??”, hina terdiam sebentar. Sebenarnya dia juga tak yakin dengan jawabannya sendiri.

“Aku tak tahu”, jawab hina akhirnya.

“Jaemin mengingatmu dihatinya… dia tahu bahwa dialah yang selama ini membuatmu menangis… ketika dia mengingatmu seperti itu… lalu kenapa kau menyerah??.. benar.. katakan saja jika lami sudah berubah… tapi tidak ada yang dicintai jaemin melebihi dirimu… kau punya tempat tersendiri dihatinya… dia hanya akan bahagia bersamamu… jika lami benar-benar sudah berubah dia seharusnya tahu siapa yang dicintai jaemin”, jeno benar, tapi dengan situasi seperti sekarang bagaimana mungkin hina bisa kembali kepada jaemin.

“Entahlah jen… aku belum memiliki alasan untuk menyakiti haechan setelah aku memberinya harapan”, seketika jeno merasa emosinya ingin meledak, jika saja jeno bisa memberi tahu hina secara langsung siapa itu haechan.

“Satu hal yang harus kau ingat hina… Aku membenci haechan karena sebuah alasan kuat… maaf jika aku belum bisa memberi tahumu… tapi ketahuilah… suatu saat nanti haechan akan menyakiti jaemin melalui dirimu… aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi…. Jadi aku mohon jauhi dia sebelum terlambat… atau kau bisa mencari tahu sendiri siapa itu haechan”, kata jeno masih dengan suara lembutnya dia tak ingin merusak suasana dengan bertindak emosional.

“Haechan mengenal jaemin??... begitu kan??”, tebak hina dan jeno hanya mengangguk.

“Bersiaplah untuk skenario baru dan perang… jaehyun hyung mungkin akan menelfonmu”, jeno bangkit dari tempat duduknya lalu mengacak pelan rambut hina.

“Tidurlah dan istirahatkan pikiranmu… kau terlihat kacau tanpa jaemin”, jeno menutup pintu kamar hina dan meninggalkan hina dalam kebingungan.

“Skenario apa yang akan mereka rencanakan??”, gumam hina.

***

Jaemin terbangun ditengah malam, suara-suara hina kembali memenuhi mimpinya bahkan wajah wanita itu terlihat lebih jelas dari biasanya.

“Ayah”, Jaemin mengguncang pelan tubuh ayahnya berharap ayahnya bangun.

“Ayah”, panggil jaemin sekali lagi lalu memasang alat bantu dengarnya dan menghidupkan lampu diatas nakas untuk menganggu tidur ayah.

“Jaemin?…. kau terbangun?”, Yoon ho bergegas mengumpulkan kesadarannya dan memperhatikan wajah putrannya yang tampak cemas.

“Kau sakit?… kenapa wajahmu pucat sayang?”, Yoon ho mendadak panik, dia menyentuh dahi jaemin dan sedikit terkejut karena jaemin demam bahkan wajahnya dipenuhi keringat dingin.

“Aku takut ayah”, Gumam jaemin pelan. Jaemin sudah tidak tahan, dia tidak bisa menyembunyikan ketakutannya akan mimpi-mimpi itu.

“Katakan pada ayah… kau bermimpi buruk lagi?”, tebak yoon ho.

“Dia Selalu datang dimimpiku ayah… dia selalu menangis dan minta tolong… dia…. apakah dia ibu?”, Yoon ho terpaku, ada ketakutan yang begitu besar di mata jaemin. Mungkinkah bayangan pada saat kematian ibunya muncul sebagai mimpi buruk baginya?

“Sayang bagaimana bisa kau tahu jika itu ibumu?… kau pasti salah mengenalinya”, elak yoon ho halus.

“Aku hanya melihat foto ibu sekilas lalu bagaimana aku bisa mengenalinya dengan tepat… Ayah dan jaehyun hyung tidak pernah memberi tahuku dimana ibu…. ibu pergi karena aku kan?-”

“Tidak!… Ayah mohon jangan bicara begitu…. Ibumu sangat mencintaimu… sangat amat mencintaimu dan ayah sangat mencintainya”, tegas yoon ho. Jaemin terlihat ragu, dia membaringkan tubuhnya lagi membelakangi yoon ho.

“Ayah akan menceritakan semua tentang ibumu…. sudah saatnya kau tahu… tapi sekarang istirahat dulu ya”, Yoon ho bergegas mengambil gagang telfon dan menghubungi kai. Dia harus menghubungi dokter pribadinya yang tak lain adalah adiknya sendiri untuk memeriksa jaemin.

***

Sebuah keajaiban bagi lami ketika akhirnya dia menginjakkan kakinya lagi di Korea. Dia sudah meninggalkan Korea 10 tahun yang lalu karena scandal pembullyan yang terjadi SM waktu itu. Lami bersama dengan Herin, so hyun, Mina , Lucas, Jung woo dan Mark dikeluarkan dari sekolah. Mereka semua memilih bersekolah diluar negeri. Lami Bersekolah dan Tinggal di Jepang selama 5 tahun sebelum akhirnya pindah ke Amerika.

“Kau benar-benar akan tinggal disini demi jaemin?”, Tanya seseorang yang tak lain adalah Kakaknya Kim Min Seok.  Lami mengangguk tegas lalu merangkul tangan kakaknya, mereka mulai melangkah meninggalkan bandara internasional Incheon.

“Aku akan langsung ke rumah Jaemin saja ya oppa”, Kata lami sambil memeriksa ponselnya. Jaemin belum menghubunginya padahal jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi.

“Aku masih tidak yakin tentang hubungan kalian… kenapa kau harus melangkah sejauh ini?…. kau sungguh-sungguh menyukainya?…. Jung Jaehyun tidak akan membiarkanmu bersama adiknya setelah apa yang terjadi 10 tahun yang lalu”, komentar min seok lagi. Ketika pertama kali lami menceritakan pertemuannya dengan jaemin, min seok terkejut bukan main. Anak laki-laki yang tewas karena penculikan putra kedua Jung Yoon Ho ternyata masih hidup dan kenyataan bahwa dialah putra kedua jung yoon ho yang sebenarnya benar-benar membuat min seok shock. Dia tahu kegilaan seorang jung jaehyun setelah kejadian 10 tahun yang lalu dan dia berharap adiknya tidak membuat masalah lagi tapi nyatanya lami justru tidak mengindahkan larangan kakaknya. Dia tetap bertemu jaemin dan bahkan sekarang menjalin hubungan.

“Tidak ada salahnya mencoba oppa… Kalau aku menyerah jaehyun oppa tidak akan tahu jika aku serius… dan aku tidak menyakiti jaemin 10 tahu yang lalu tapi mark yang melakukannya”, Akan terjadi bencana besar jika sampai rahasia itu tersebar dipublik, bahwa mark yang dikenal sebagai putra Kedua Jung Yoon Ho adalah seorang pembully.

-

Jaehyun Menatap Intens Lami ketika dia sudah berdiri didepan pintu Rumah Keluarga Jung. Lami membungkuk memberi hormat dan mengeluarkan senyuman manisnya sementara jaehyun masih setia dengan wajah datarnya.

“Selamat Siang Oppa…. Aku baru saja sampai di korea… Aku sedang dipindah tugaskan ke cabang korea untuk waktu 3 bulan”, kata Lami bermaksud menjelaskan.

“Kau yang meminta pindah kan?…. Tidak mungkin kebetulan sekali kau dipindahkan ke korea saat jaemin ada dikorea”, Lami hanya tersenyum, dia sudah tidak terkejut lagi dengan gaya bicara jaehyun yang menusuk dan sinis padanya. “Kau takut jaemin akan ingat masa lalunya?... mengingat siapa dirimu dan….. mengingat siapa gadis yang seharusnya ada disisinya?”, tanya jaehyun to the point. Dia benar-benar tidak menyukai lami dan berharap jaemin lepas dari lami.

“Kenapa oppa bicara seperti itu?… Bukankah oppa yang selama ini mengekang jaemin dan takut jika jaemin akan mengingat masa lalunya?… Aku justru senang jika jaemin mengingat masa lalunya terutama tentang ibunya… dia selalu berpikir jika ibunya meninggalkannya karena dia cacat-”

“Benarkah?…. Kau bahkan tidak tahu apapun tentang keluargaku tapi kau selalu berbicara seperti kau tahu…. Kau tidak tahu seperti apa penderitaan adikku dulu jadi jangan berpikir jika kau lah yang tahu kebahagiaan jaemin… karena yang terbaik untuk jaemin hanya aku yang tahu…. kau boleh mengatakan bahwa kau adalah pacarnya tapi aku tidak akan membiarkanmu melangkahi batas itu”, lami hanya tersenyum meskipun dalam hatinya ada rasa marah, kenapa jaehyun tak pernah mau bersikpa baik padanya bahkan meski sudah 3 tahun mengenal.

“Lami?”, Panggil Yoon ho yang baru saja datang dengan bantuan kai.

“Ah Abonim”, Lami buru-buru memberi hormat dan memeluk Yoon ho.

“Kapan kau sampai di korea?”, tanya yoon ho lembut. Dia tidak mau bersikap keras seperti jaehyun, Dia yakin lami pasti sudah berubah seperti mark.

“Baru saja abonim”,

“Kau pasti tidak memberi tahu jaemin”

“Aku ingin memberi kejutan”, Jaehyun menggeleng tak suka lalu meninggalkan ayahnya dan lami diruang tamu.

“Jaemin sedang sakit, sebaiknya kau melihatnya didalam-”

“Jangan masuk!…. Jangan menganggu adikku istirahat!”, Bentak jaehyun seketika. Jaehyun menatap tajam ayahnya sebelum masuk kedalam kamar utama ayahnya dan menguncinya agar lami tidak bisa masuk. Seharusnya lami tahu selama jaehyun ada disamping jaemin maka dia tidak akan diijinkan mendekati jaemin.

***

Haechan menggigiti kuku-kuku jarinya dengan gelisah, kedua kakinya digetarkan tak henti-henti. Sejak pertemuannya dengan Siwan kemarin, dia merasa ketenangannya menghilang. Ternyata jeno tahu rahasia itu dan itu berarti dia bisa menghancurkan haechan kapan saja.

Tringggg, Haechan buru-buru mengangkat telfon, berharap mendapatkan kabar baik.

“Sajangnim… anda kedatangan tamu”,

“Siapa?”

“Nona Seo Herin dari Paradise Hotel”

“Persilahkan dia masuk” Kata haechan cepat. Dia berusaha berharap kedatangan herin akan memberikan solusi untuknya.

“Sepertinya kau memiliki waktu luang” komentar herin setelah masuk kedalam ruangan haechan.

“Ah ne… kebetulan ini jam istirahat”, Haechan mempersilahkan herin duduk dan dia ikut duduk didekatnya.

“Kau tahu jika aku yang menyetujui permintaan investasimu?”, haechan mengangguk pelan. Dia mencari informasi tentang musuh-musuh SM Company dan dia menemukan masa lalu buruk antara mark dan Herin.

“Kau pasti sengajakan?… kau tahu jika aku akan menyetujuinya setelah memeberi tahuku jika kau ingin menandingi SM”,

“Sekutu adalah dua orang yang memiliki tujuan yang sama bukan?… saya percaya tujuan kita sama… menghancurkan SM”, kata haechan yakin.

“Kau mencari tahu kehidupan masa laluku kan?… karena itu kau tahu jika aku sangat membenci mark dan SM…. kau sudah melanggar privasiku… lalu apa yang harus kulakukan untuk menghukum orang lancang sepertimu?”, haechan terdiam, dia bingung harus menawarkan apa agar herin tidak marah.

“Tentang itu…. Saya minta maaf-”

“Ceritakan padaku kenapa kau ingin menjatuhkan SM…Aku yakin itu bukan hanya karena jeno yang mendapatkan Investasi dari SM dan berusaha membuatmu putus dengan hina… Alasan itu tidak cukup kuat untukku….bisa kau jelaskan padaku hubunganmu dengan Na Jaemin?”, Haechan terbelalak, bagaimana mungkin herin tahu.

“Tidak usah terkejut, kau melanggar privasiku dan aku melanggar privasimu… kita impas”, Haechan akhirnya hanya bisa mengangguk, sebuah konsekuensi dari kelancangannya sendiri.

“Dia sepupuku”, Jawab haechan sedikit malas.

“Sepupu?… Kau bersaudara dengan Jung Jaehyun juga?”, Tanya herin bingung. Haechan pun tak kalah bingung, apa hubungannya dengan Jaehyun jika dia bersaudara sepupu dengan jaemin.

“Ne?… maaf tapi apa hubungannya dengan Jung Jaehyun?… Aku tidak punya hubungan, aku hanya sekedar tahu tentang keluarga jung”, kata haechan menjelaskan.

“Jadi kau sepupu dari keluarga Na?… Jangan bilang kau tidak tahu kalau jaemin itu adalah Adik kandung Jung Jaehyun?… Dia adalah Putra kedua Jung Yoon Ho… dan Mark hanya anak tiri Jung Yoon Ho…. Kau tidak tahu?”, Haechan merasakan rahangnya mungkin akan terjatuh setelah herin memberi tahunya sebuah fakta yang bahkan tidak akan pernah bisa dia bayangkan. Jadi Jaemin itu bukan sepupu kandungnya?… Jadi karena itukah SM tidak menginjinkan informasi tentang jaemin muncul ke publik?,

“anda bercanda kan nona?… Mana Mungkin Jaemin adalah anak Jung Yoon Ho?… Jika memang dia anak Jung Yoon Ho kenapa mereka tidak mengatakan jika anak yang tewas itu adalah Putranya?” tanya haechan mencoba mencari pembenaran.

“Kau pikir aku bercanda?… itulah kenyataannya… Kau tahu anak yang dibully mark?,…. dia adalah jaemin… dia menyerang jaemin karena dia tidak terima jika dia bukan anak kandung jung yoon ho… dia hampir membunuh jaemin dan membuat Jung Jaehyun murka… tapi sampai saat ini tidak ada yang tahu kenapa mark masih menyandang Marga Jung bahkan setelah ibunya secara tidak sengaja ikut membunuh jaemin… Bahkan aku masih penasaran kenapa Jung Yoon Ho membiarkan jaemin dimakamkan oleh keluarga na… bahkan mereka tidak datang dan justru pergi ke Amerika…. itu masih menjadi misteri”, Haechan tertawa pahit. Bagaimana Dia selalu merasa kecil hanya dengan mendengar kehidupan sepupunya itu. Dia dilahirkan dari keluarga kaya, dan dia mendapatkan kasih sayang semua orang. Tapi apa gunanya jika dia tewas menggenaskan.

***

Dia sepupuku”,

Hina menghela nafasnya pelan. Sebuah fakta yang tak pernah dia bayangkan. Hina sebenarnya ingin mengajak haechan makan siang, tapi dia menggurungkan niat saat sekertaris haechan memberi tahunya jika tamu haechan adalah Seo Herin dan hina tak perlu berpikir keras untuk mengingat siapa itu seo herin. Jadi dia memutuskan untuk menyandarkan tubuhnya di depan pintu ruangan haechan untuk mendengar apa yang mereka bicarakan.

Jaemin disiksa oleh bibik dan sepupunya”

“Kudengar bibinya mengambil uang sakunya”

“Pantas saja dia harus bekerja paruh waktu”

“Dia sering tidak makan karena bibik dan sepupunya tidak akan membiarkan dia makan”

“Dia diusir oleh bibik dan sepupunya tanpa sepengetahuan pamannya”

Hina melangkahkan kakinya pelan, dia mengurungkan niatnya bertemu dengan haechan. Dia masih mengingat dengan jelas gosip-gosip yang dulu beredar tentang kehidupan malang jaemin. Dulu hina selalu ingin bertanya apakah itu benar tapi jaemin selalu menghindari pertanyaan itu, dia hanya akan berkata tidak perlu khawatir. Dia selalu bilang jika dia beruntung memiliki pamannya, dia sangat menyayangi pamannya.

Jangan memintaku memberi tahumu…. Kau tak akan sanggup mendengarnya”,

“Tapi bukan dengan laki-laki itu!!... kau tidak akan pernah bahagia bersama dengannya!!... dengan kenyataan kau masih mengingat jaemin dihatimu!!.. bahkan jaemin pun tidak akan setuju kau berpacaran dengan laki-laki bajingan itu!!”

Hina menghentikan langkahnya ketika dia ingat bagaimana kerasnya jeno menentang hubungannya dengan haechan. Kenyataannya adalah  dia dan jeno pernah berjanji akan menjaga jaemin. Bahwa mereka tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakiti jaemin lagi. Mereka bahkan sangat membenci bibik jaemin yang pernah mereka lihat di acara penghormatan, dan juga membenci sepupu jaemin yang bahkan tidak memberikan penghormatan terakhir untuk jaemin.

“Dan sekarang aku menerimanya menjadi pacarku”, lirih hina penuh penyesalan. Hina mendudukan dirinya disalah satu bangku dan mulai memikirkan apa yang harus dia lakukan selanjutnya.

Bunyi dering ponsel hina membuyarkan pikirannya, sebuah telfon masuk dari seniornya Lee Taeyong.

“Ne Sunbaenim”, jawab hina buru-buru.
“Kau dimana?”

“Aku sedang diluar… aku ingin makan siang”, jawab hina asal

“Bisa kau tunda dulu”

“Ne sunbae… apa ada pasien gawat?”

“Bukan pasiennya tapi keluarganya”, hina menautkan kedua alisnya bingung mendengar ocehan taeyong yang sepertinya sedikit kesal.

“Pergilah ke kediaman Jung… Jung Jaehyun secara pribadi menolakku merawat Jaemin… Dia ingin kau menjadi Dokter pribadinya mulai hari ini”,

“Ne sunbae-”, Hina mengiyakan begitu saja sebelum dia sadar berita besar apa yang baru saja dia dengar.

“NE?”

***


#######

Ngomong-ngomong ngak elite banget si haechan ketahuannya sama hina... ngak ad greget deh...🤣🤣🤣🤣

Authornya lagi pengen ngebut aja... kasihan cingu nunggunya lama-lama..

Kayaknya story ini ngak akan tembus 10 k pas finish... wkwkkwkwk...

Your VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang