“Jae-“, Hina semakin terkejut dengan kemunculan kwanghee, dia memanggil jaemin dan tentu saja kwanghee tak kalah terkejut melihat hina lagi setelah 10 tahun lamanya.
“Paman??”, lirih hina. Tidak salah lagi, hina tidak sedang bermimpi. Laki-laki yang ada dihadapannya adalah jaemin.
“Tuan anda sudah ditunggu-“,
“kau mengenal paman kwanghee??”, tanya jaemin sambil menahan tangan kwanghee yang ingin menariknya pergi.
“Jae….Jaemin”, jaemin menghempaskan tangan kwanghee dan mendekati hina.
“anda salah orang nona-“, kwanghee dengan cepat ingin menarik jaemin tapi jaemin dengan tegas menolak.
“aku masih ingin bicara dengannya!... jangan melarangku!”, tegas jaemin. Dia tiba-tiba merasa marah karena kwanghee mencoba membawanya pergi.
“tapi ayahmu-“,
“Tunggu!... hanya sebentar!”, kwanghee akhirnya terdiam, dia memilih mengalah dari pada jaemin marah.
Jaemin kembali menatap hina yang masih terpaku dengan deraian air mata diwajahnya.“katakan padaku… bagaimana bisa kau mengenalku??”, tanya jaemin sambil mencengkram pundak hina sedikit keras. Menatap jauh kedalam matanya hingga jaemin bisa merasakan luka teramat dalam dari mata itu.
“aku merindukanmu… aku merindukanmu jaemin-ah… jangan meninggalkanku lagi”, hina memeluk tubuh jaemin begitu erat dan menangis lebih dalam. Jaemin awalnya hanya terdiam, membiarkan hina memeluknya dan menangis dibalik tubuhnya.
“sebentar-sebentar”, jaemin bingung, dia mendoring pelan tubuh hina dan mencengkram kuat kedua lengannya. Kenyataan bahwa dia juga merasakan sakit teramat dalam dihatinya ketika menatap mata hina membuat jaemin tak mengerti.
“kenapa kau selalu menangis saat melihatku??... kau salah orang kan??.. aku jung jaemin.. aku dibesarkaan diamerika dan aku tidak pernah datang ke korea.. bagaimana mungkin kau mengenalku??”, hina menggelengkan kepalanya.
“aniyo… aku tidak salah… kau jaeminku… kau jaeminku… kenapa kau meninggalkanku dulu… kau benar-benar masih hidupkan?... atau kau ingin membawaku pergi??... aku akan ikut denganmu… bawa aku bersamamu jaemin-ah.. jangan tinggalkan aku sendirian… hiks..hiks..hiks..”, hina memukul-mukul pelan dada jaemin dan menangis lebih keras.
“maaf tapi-“,
“Gong Hina!”, Entah datang dari mana, renjun tiba-tiba saja datang dan menarik tubuh hina dari jaemin.
“Renjun??”,
“apa yang kau lakukan??”, bentak hina marah karena renjun menjauhkannya dari jaemin.
“Dia bukan jaemin hina!... sadarlah!... Jaeminmu sudah mati!... aku mohon sadarlah!”,
“Tidak!... dia jaemin… dia jaeminku!”, sebelum hina berhasil mendekati jaemin lagi dengan cepat renjun menarik hina pergi tidak peduli hina meronta-ronta agar bisa memeluk jaemin lagi.
“Renjun-“,
“ayahmu sudah menunggu jaemin”, dengan terpaksa kwanghee harus menarik jaemin meskipun dengan jelas jaemin sangat berat meninggalkan tempat itu. Kakinya terasa berat untuk melangkah, entah kenapa dia ingin mengejar gadis itu dan meminta penjelasan. Dia ingin tahu, siapa laki-laki yang begitu dicintai gadis itu. Apakah jaemin yang dia maksud adalah dirinya??
***
“Gong Hina!”, bentak renjun agar hina berhenti meronta dan menangis.
Plakkk
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Voice
FanfictionAku tidak bisa mendengar semua suara didunia, tapi kenapa aku selalu mendengar suaramu dipikiran dan bahkan dihatiku??