Seoul, 10 Mei 2026
Hina POV
Hari ini mungkin hari tersial di dalam hidupku. Bagaimana mungkin aku bisa terlambat kerumah sakit?, Tidak sarapan, hampir memberikan resep obat yang salah dan bahkan aku hampir terjatuh dari escalator. Aku tidak mengerti dengan diriku sendiri.
“Kenapa dengan matamu?”, aku hanya memutar mata malas. Salah satu alasan kesialanku hari ini adalah dia, Lee Jeno. Sahabat baikku yang selalu mengantarku ke rumah sakit tapi tadi pagi dia secara mendadak memberi tahuku jika dia tidak bisa menjemputku sementara aku sudah menunggunya.
“Tentu saja gara-gara kau bodoh”, kesalku
“aku?... kenapa?... apa kau terlambat?”, dia itu bodoh atau bagaimana sih, tentu saja aku terlambat.
“kau mau mati?”, ancamku dan dia hanya terkekeh sambil mengacak rambutku.
“mianhae… yang tadi pagi benar-benar mendadak”, katanya menyesal. “tapi aku yakin matamu seperti itu karena kau menangis… dia menyakitimu?...aku akan membunuhnya jika dia membuatmu menangis”, dia selalu saja berlebihan. Dia menjagaku seperti seorang kakak, tapi terkadang aku merasa dia terlalu protective.
“Aku tidak menangis… hanya tidak bisa tidur”, jawabku beralasan. “Ayo pergi…antarkan aku ke kantor LS Entertaiment”, aku menarik lengan jeno.
“Jadi kau menelfonku hanya untuk mengantarkanmu kekantor pacarmu itu?”, pekik Jeno tak senang.
“oo… Aku akan berkencan dengannya, tapi aku malas mengendarai mobilku”
“aku tidak sudi datang kesana”, jeno bersidekap dan wajahnya benar-benar kesal. Bahkan sampai hari ini aku tidak tahu apa alasan jeno membencinya. Jika dibilang Perusahaan mereka bersaing, jawabannya adalah tidak. Perusahaan pacarku bergerak dibidang entertainment sementara Perusahaan Jeno bergerak dibidang Properti, tentu itu sangat jauh berbeda.
“Ya sudah, aku pergi sendiri”, kataku tak kalah kesal, tapi jeno buru-buru menahan tanganku.
“Aku akan mengantarmu kali ini… tapi jangan berpikir aku akan mengantarmu lagi untuk bertemu dengannya… aku tidak akan pernah menyukainya… sampai kapanpun!”, kata jeno dengan tegas dan mengintimidasi. Dia benar-benar menakutkan jika marah tapi dia tidak bisa marah dalam jangka waktu yang lama denganku. Dia akan mengalah dan menuruti keinginanku.
“Kau tak pernah mau memeberi tahuku apa alasannya… setidaknya jika kau memberi tahuku, aku mungkin akan mempertimbangkan untuk berpisah dengannya”, kataku dengan suara lembut. Jeno menoleh dan tatapan matanya yang awalnya tajam berubah lebih lembut.
“Jangan memintaku memberi tahumu…. Kau tak akan sanggup mendengarnya”, Jeno berjalan mendahuluiku, selalu seperti ini. Jeno tak pernah mau memberi tahuku alasannya membenci pacarku, jika seandainya pacarku itu orang jahat atau dia berselingkuh dibelakangku, aku pasti akan percaya pada apa yang jeno katakan dan mengakhiri hubungan kami. Tapi apa sesulit itu memberi tahuku?
***
“Mark Hyung menelfonku, dia ingin bertemu dengan kita besok”, kata jeno memecah keheningan diantara
“ah… oppa sudah pulang 2 hari lalu kan?”, jeno hanya mengangguk menjawab pertanyaanku.
“Aku sudah memberi tahu Renjun dan Chenle”
“Chenle sudah pulang dari China?”
“Dia datang besok… kita akan bertemu di kafe Biasa”, Kami semua bersekolah di SMA Yang sama dan kami masih memiliki hubungan baik sampai hari ini. Meski Kami sempat berkuliah di tempat yang berbeda-beda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Voice
FanfictionAku tidak bisa mendengar semua suara didunia, tapi kenapa aku selalu mendengar suaramu dipikiran dan bahkan dihatiku??