Jeno tersenyum miring ketika dia membaca berita yang telah dia buat sendiri. Memberi lami pelajaran dan mengakhiri sandiwaranya berpura-pura tertarik pada lami.
“Tidakkah kau terlalu jahat padanya sayang??”, jeno menggeleng pelan dan tersenyum untuk kekasihnya tercinta, se ron.
“Itu bahkan tidak sebanding dengan perbuatannya dimasa lalu dan sekarang”, jeno menatap layar ponselnya dan mendapati lami menelfonnya.
“Kau tidak akan menjawabnya??”, jeno mengangkat bahunya sebentar sebelum menjawab panggilan dari lami.
“Iya lami… ada yang bisa aku bantu”,
“jen ada yang membocorkan rahasiaku… herin pasti balas dendam padaku”, renggek lami dari seberang telfon.
“Ne???... jinjaya??... kalau begitu kau harus mengakuinya dan meminta maaf.. kalau tidak namamu akan semakin jelek”, saran jeno.
“Haruskah aku melakukannya??”, tanya lami khawatir.
“Tentu saja… Lagi pula jaemin sudah tahu… kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun kan??... ah iya… kau belum bicara dengan jaemin??... aku takut dia salah paham… kau tahu aku memiliki kekasih… bukankah kau sudah mencintai jaemin jadi jangan biarkan jaemin salah paham lebih lama”, se ron menetap jeno penuh sesal. Meskipun lami jahat tapi tidak seharusnya jeno melakukan hal sekejam ini.
“baiklah… aku akan berusaha bicara dengannya… hmm…. Jeno-ya”,
“ya”,
“bagaimana jika jaemin meminta putus??... kau tahu… sepertinya dia jatuh cinta pada hina… dia lehih membela hina sekarang”,
“aku percaya jika kau sudah berubah kau akan memilih kebahagiaan jaemin bukannya bertindak egois… jika jaemin memilih hina maka kau harus merelakannya”, saran jeno.
“Begitukah??”,
“ya”,
“kau sedang apa jen??”,
“aku??.... aku sedang menemani se ron makan siang”, jawab jeno santai, bahkan dia tertawa kecil.
“Ah… maaf kalau aku menganggu waktumu.. kalau begitu aku tutup”, jeno hanya bergumam dan membiarkan lami memutus sambungan telfon mereka.
“Sayang…. Bagaimana jika dia benar-benar terobsesi padamu dan menyerangku??”, tanya se ron khawatir.
“Tidak akan aku biarkan itu terjadi… dia tidak akan bisa menyakitimu”, jeno membelai lembut wajah se ron. Mencium pipinya sebentar sebelum mencium bibirnya lembut.
***
“Lee Haechan menyerang jaemin tadi malam, beruntung tuan jeno datang untuk menolong”, jaehyun menggepalkan kedua tangannya. Dia tidak akan mengampuni haechan setelah ini.
“Apa ayahku pergi menemui Jaksa Agung??”, tanya jaehyun memastikan. Jaehyun dan yoon ho sudah tahu apa yang mungkin akan terjadi setelah haechan dan beberapa orang saingan bisinisnya tahu bahwa dia dan ayahnya memalsukan kematian jaemin.
“Ne… beliau sudah pergi sejam yang lalu”,
“Apa paman kwanghee memberi kabar tentang jaemin??”, jaehyun tidak tahu jika jaemin menghilang karena dia pikir hina pergi bersama dengannya jadi dia tidak khawatir. Dia hanya meminta kwanghee untuk menemukan kemana jaemin dan hina pergi.
“Maafkan aku tuan… sepertinya jaemin hilang… nona hina juga sedang mencari tuan jaemin-“,
“Apa??... kenapa kau baru memberi tahuku??!!”, pekik jaehyun panik. Dengan langkah tergesa jaehyun mengambil jaketnya dan keluar dari ruangan. Mengambil ponselnya dan menghubungi hina.
“Jaemin tidak ada bersamamu??”, tanya jaehyun to the point.
“dia sudah menghilang saat aku terbangun oppa”,
“kenapa tidak memberi tahuku??”,
“oppa sedang bicara dengan tiffany onni bagaimana bisa aku memberi tahu??”, jaehyun meremas rambutnya frustasi. Dengan buru-buru jaehyun menekan tombol lift.
“sekarang kau dimana??”,
“aku dan renjun akan pergi ke kantor polisi… mark oppa memberi tahuku iika jaemin mungkin pergi kesana karena tadi mark oppa bilang ada seseorang yang menemui ibunya-“,
“apa??”, tangan jaehyun yang semula menyentuh tombol lift perlahan terjatuh begitu saja. Jaehyun sangat membenci ibu mark. Bahkan sampai detik ini dia tidak pernah mengijinkan ji sung bertemu dengan ibunya, karena bagi jaehyun ji sung masih labil dan belum bisa bersikap dewasa seperti mark.
“Kita ke kantor polisi!”, titah jaehyun setelah sampai didalam mobil.
***
“Kau adalah Na Jaemin”, -Jung Soo Yeon
“Apapun yang terjadi dimasa lalu dan sekarang… kau ada didalamnya… kau adalah tokoh utama dalam cerita ini… tidak ada yang lain… semua orang hanya mencintai dirimu… hanya kau… tidak ada yang lain… aku beruntung karena bertemu denganmu… ketika aku hampir kehilangan harapanku, kaulah yang memberiku harapan… membuka hati jaehyun untuk menerimaku… bukan hanya sekali… tapi dua kali… kau adalah malaikat didalam hidup kami” – Tiffany Hwang
“Kamu adalah aku”, - Na Jaemin
“Aku mencintaimu, selalu mencintaimu”, -Gong Hina
“Aku takut kau akan pergi meninggalkanku”, - Jung Jaehyun
Jaemin meremas rambunya frustasi, sekeras apapun jaemin berpikir suara-suara itu tidak mau kembali datang padanya. Yang dia ingat hanya semua hal yang dikatakan oleh keluarganya. Semua kata-kata yang menunjukkan jika dia benar-benar na jaemin yang selama ini diceritakan semua orang.
“Jaemin… aku mohon tenangkan dirimu”, pinta doyoung yang setia menemani jaemin sejak jaemin keluar dari ruang besuk.
“Aniji??... itu tidak benarkan??.. kau sahabat kakakku??.. kau bilang kau juga ada saat aku kecelakaan??.. aku… ani… na jaemin sudah mati kan???... jika itu benar-benar aku… kenapa tidak ada satupun ingatan yang muncul dikepalaku??... kenapa hanya suara-suara dimimpi itu??.. wae??.. lalu… kenapa jaehyun hyung berbohong padaku??... WAE??!”, jaemin mengerang histeris. Dia tak henti-hentinya menangis dan memaksakan dirinya untuk mengingat sesuatu.
“Jaemin aku mohon jangan begini…kau bisa terluka-“
“Aku akan mati!... aku akan mati… semua orang mengatakan hal itu… apa pedulinya jika aku mati sementara mereka semua berbohong padaku??...APA??”,
“Jaehyun akan mati jika kau mati jaemin!!” Jaemin terpaku, do young berteriak padanya dan jaemin bisa merasakan betapa emosionalnya perasaan do young saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Voice
FanficAku tidak bisa mendengar semua suara didunia, tapi kenapa aku selalu mendengar suaramu dipikiran dan bahkan dihatiku??