The Truth of Kim Lami

1.5K 156 14
                                    

“Nuna”,

“jangan beri tahu jaehyun oppa.. oppa mungkin akan terbang langsung kesini sementara di perusahaan sedang ada masalah”, pinta hina. Ji sung mengangguk mengerti, jaemin masih belum sadar dan hina masih setia mengenggam tangan jaemin begitu erat.

“Nuna berhentilah menangis”, pinta ji sung sambil berjongkok dihadapan hina dan menghapus air matanya.

“Aku takut ji sung.... jaemin, sepertinya didalam dirinya dia memaksa untuk mengingat masa lalunya, dia tidak boleh mengingatnya ji sung... dia mungkin tidak  akan bangun lagi”, lirih hina, dia menangis dan ji sung dengan senantiasa memeluk nunanya.

“Sebaiknya kita membuat jaemin hyung lupa dengan masalah itu... bagaimana kalau membawa jaemin hyung jalan-jalan dan mengalihkan perhatiannya?”, usul ji sung. Hina mengusap air matanya, kenapa dia tidak memikirkan hal itu. Dia terlalu kalut dengan pikirannya dan hina berusaha keras membangun benteng agar  dia merelakan perasaannya pada jaemin yang jelas-jelas berpacaran dengan lami.

“Iya... kita harus melakukannya... itu lebih baik”,

“sudah... kalau begitu nuna berhentilah menangis... aku tidak suka... jaemin hyung pasti sangat sakit setiap kali melihatmu menangis”, hina mengangguk pelan, mencoba menciptakan sebuah senyuman diwajahhya.

-

“Hina”, nama pertama yang muncul dari mulut jaemin ketika dia terbangun dari pingsannya.

“Kau sudah bangun??”, hina buru-buru mengambilkan alat bantu jaemin dan memasangkannya.

“Kau tak menangis kan??”, hina mendesah pelan, jaemin lebih mengkhawatirkan dirinya dibanding keadaannya sendiri.

“Tidak... aku tidak menangis”, hina mencoba tersenyum tapi jaemin tahu jika hina berbohong, matanya bahkan terlihat sembab.

“Jangan berbohong... aku baik-baik saja jadi jangan menangis lagi”, entah apa yang jaemin pikirkan, tapi kini dia sudah membawa hina kedalam pelukkannya dan mengusap lembut punggungnya. Jaemin jauh lebih mengkhawatirkan hina dibanding kenyataan bahwa kondisinya mungkin benar-benar memburuk seperti yang dia dengar.

“Kau pingsan bagaimana mungkin baik-baik saja??.... ini sudah kedua kalinya... aku sudah melarangmu berpikir keras, kenapa kau tidak mau menurut.... apa yang menganggumu?...jaemin??... aku mohon jangan mencari masa lalu lagi... dia sudah tenang dan tidak ada yang akan berubah meskipun kau tahu”, oceh hina sambil menangis sesegukan. Dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menangis lagi, dia ketakutan setengah mati tapi jaemin bilang dia baik-baik saja.

“Aku tahu... tapi..... kenapa hanya aku yang tidak tahu tentang kehidupan adikku??... kenapa jaehyun hyung hanya menyembunyikannya dariku??... kenapa kehidupan kami berdua sama sekali tidak ada dalam cerita keluarga jung??... aku bukan ingin mengubah apapun.... aku hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada jaeminku.... kenapa dia selalu saja menghantuiku, seolah dia ingin aku tahu apa yang menimpa dirinya dimasa lalu... tentang ketidak adilan yang dia dapatkan”, hina mengusap air matanya kasar, bagaimana dia harus menjelaskan semua itu dan membuat jaemin berhenti memaksakan diri mengingat masa lalunya??

 tentang ketidak adilan yang dia dapatkan”, hina mengusap air matanya kasar, bagaimana dia harus menjelaskan semua itu dan membuat jaemin berhenti memaksakan diri mengingat masa lalunya??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Kenapa... kenapa kau tidak pernah memberi tahuku jika mark hyung menyiksa adikku 10 tahun yang lalu??”, kedua mata hina membola, tubuhnya tiba-tiba tegang mendengar pertanyaan jaemin.

“Kau.... kau tahu dari mana??”, tanya hina gugup.

“Bukankah sedang ramai dibicarakan di media, bahwa mark jung membully seorang siswa dulu...dan paman kwanghee bilang jaemin pernah dipukul oleh mark hyung... jaemin juga datang ke dalam mimpiku dan membawa suara-suara mark hyung yang membentaknya dan mengihananya... apa mark hyung juga membenciku??”, hina dengan cepat menggeleng, mengenggam kuat tangan jaemin.

“Iya... apa yang kau katakan benar, tapi mark oppa sudah berubah... dia sudah berusaha keras menebus kesalahannya selama ini... jaehyun oppa dulu sempat membenci mark oppa tapi jaemin memaafkan mark oppa dan tidak mau jaehyun oppa membenci mark oppa... jebal... meskipun kau merasa sakit hati... itu... itu hanya masa lalu.. jaemin tidak akan suka jika kau membenci mark oppa”, pinta hina.

“Benarkah???.... jika memang jaemin memaafkan mark hyung maka aku juga tidak boleh membencinya... aku hanya ingin tahu... jadi kau tidak perlu khawatir... pertanyaanku sudah terjawab”,

“Berjanjilah kau tidak akan mencari tahu masa lalu lagi... itu... itu sama saja kau tidak mau membantuku merelakan jaemin”, hina mengulurkan jari kelingkingnya dan berharap jaemin akan berjanji untuknya. Jaemin tidak yakin dia bisa menjanjikan itu, tapi dia tak ingin membuat hina khawatir dan sedih jadi lebih baik jika dia berjanji.

“Aku berjanji”, jaemin melingkarkan kelingkingnya dengan kelingking hina. Membuat sebuah janji yang bahkan tidak akan jaemin tepati.

“Terima kasih”,

“karena aku sudah berjanji... kau juga tidak boleh menangis lagi... dan... aku lapar”, rengek jaemin penuh aegyo.

“Ah...kau belum makan malam... sebentar, aku akan membawa makanannya kesini”, hina beranjak dari duduknya hendak pergi tapi jaemin menahan tangannya.

“Ayo keluar bersama... aku ingin makan dihalaman bersamamu dan juga ji sung”, jaemin menunjukkan senyuman termanisnya. Hina tidak mungkin menolak karena dia memang berniat membuat jaemin lupa dengan masa lalunya, membuat jaemin sibuk dengan kegiatan yang menyita perhatiannya.

“Kaja”,

***

Lami tersenyum begitu manis ketika jeno membawakan pesanan sandwich dan juga ice tea yang mereka pesan. Hari ini jeno dan lami kembali bertemu karena kebetulan jeno perlu bantuan lami untuk membuatkan design untuk pakaian musim semi artis-artis DH entertaiment.

“Sebuah kehormatan bagiku bisa bekerja sama dengamu jen”, sanjung lami.

“aku yang merasa terhormat, kau salah satu desainer yang sangat diperhitungkan di amerika. Kudengar kau bekerja sama dengan beberapa artis hollywood”,

“bukan aku... tapi perusahaanku...aku tidak sebaik itu”, elak lami malu-malu.

“Tapi kau yang bertanggung jawab kan??... itu sangat hebat”,

“terima kasih atas sanjungannya”, jeno dan lami sama-sama tersenyum lalu mulai menyantap sandwich pesanan mereka.

“Ngomong-ngomong... aku tidak menyangka kita akan menjadi teman seperti ini”, kata lami masih dengan bibirnya yang sibuk mengunyah sandwichnya.

“Kalau kau dulu bersikap baik, mungkin kita sudah berteman dari dulu”, lami tersenyum kaku.

“Kau benar... seharusnya aku berteman dengan hina saja, bukannya ikut dengan group senior seo herin”,

“sudahlah... itu masa lalu. Tidak akan ada yang berubah jika kau mengingatnya atau menyesalinya”, hibur jeno.

“Kau benar... aku tidak akan mengulanginya lagi”,

“sebentar lagi ulang tahun jaemin, kau tak menyiapkan hadiah untuknya??”, lami baru saja akan menggigit bagian sandwichnya yang lain ketika jeno menanyakan hal yang sungguh hina lupakan.

“Itu... aku belum kepikiran.. dulu dia akan sangat senang jika aku membawakan ice cream, atau apapun yang tak pernah dia lihat... tapi sekarang dia sudah tahu dunia luar jadi sulit bagiku memikirkan apa yang dia suka.. dan juga aku belum tahu kapan jaemin pulang”, jeno menganggukan kepalanya pelan.

“Jaemin suka buku... tapi itu dulu... kalau sekarang... kupikir dia sangat tertarik dengan elektronik... mungkin dia akan suka jika kau membelinya laptop??”,

“ania... jaemin bahkan memiliki peralatan komputer yang sangat canggih, dia sudah punya laptop tercanggih”,

“hmm... atau mungkin kau bisa membuatkan design khusus untuknya... kau kan desainer”, usul jeno lagi.

“Ah maja... itu ide yang bagus... aku akan memikirkan pakaian apa yang bagus untuknya... terima kasih jeno-ya”,

“sama-sama... hmm... jakaman”, jeno membersihkan sudut bibir lami dengan jarinya lalu tersenyum sangat manis.

“Kiyowo.. kau masih seperti anak kecil saja, ada kotoran di bibirmu”, mendadak lami mengulum bibir bawahnya dan menunduk malu. Wajahnya pasti merah karena malu dan jantungnya berdegub terlalu kencang. Jeno tidak akan pernah bisa tergantikan di hati lami, hanya seorang jeno yang bisa membuat lami malu dan berdebar.

***

Senyuman cerah tak henti-hentinya mengembang diwajah manis lami, dia terus menatap gelang pemberian jeno penuh dengan cinta. Lami tak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan ini, dulu mungkin jeno tidak pernah melihatnya tapi sekarang dia sudah bisa bersahabat dengan jeno dan dia yakin jeno akan jatub cinta padanya.

Tok tok tok

“Masuk!”, lami buru-buru merapikan penampilannya dan menunjukkan senyuman manisnya.

“Nona memiliki tamu” 

“siapa??... persilahkan saja masuk”, titah lami. Sekretarisnya hanya mengangguk lalu keluar untuk mempersilahkan tamu lami masuk.

“Lama tak berjumpa, Kim Lami”  Lami terdiam untuk beberapa saat, dia lupa bahwa aksinya membuka kejelekan herin akan memancing herin untuk datang menemuinya.

“Iya... sudah lama sekali sunbae... Silahkan duduk”, lami menghampiri herin dan mempersilahkan herin duduk di sofa.

“Kau memanggilku sunbae lagi??...yang benar saja... dulu juga tidak”, sinis herin. Lami sebenarnya berada di angkatan yang sama dengan hina, jeno dan jaemin tapi dia memilih bergaul dengan geng herin.

“Hanya formalitas... lagi pula kita sudah tidak ada hubungan”, jawab lami gak kalah datar.

“Lihat... kau bertingkah sombong hanya karena kau sekarang seorang desainer dunia, dan akhirnya kau mendapatkan perhatian lee jeno??... HAH... dia bahkan sudah punya pacar... sadarlah Kim Lami!... dia hanya memanfaatkanmu!”, kata herin penuh penekanan.

“Kau pikir aku tidak punya pacar??... ayolah... kami hanya berpacaran dan itu berarti kapan saja aku ataupun jeno bisa putus dengan pacar kami masing-masing... jadi tidak ada salahnya membangun hubungan baik dan mencuri perhatiannya”, jawab lami dengan santainya hingga herin merasa ingjn mencekiknya.

“Baiklah... jadi sekarang kau memilih berada di pihak lee jeno??... kita lihat saja...apa yang bisa aku lakukan pada lee jeno, keluarga jung dan kau!”, tantang herin tegas. Lami tiba-tiba tertawa sinis, herin benar-benar bodoh dan terlambat.
“lakukan saja apa yang kau bisa... tapi aku sudah 1 langkah didepanmu”, sebuah senyuman sinis muncul diwajah cantik lami.

Siapa yang akan tahu jika Lami masih lah lami 10 tahun yang lalu. Lami yang licik dan tidak mau kalah, jika ditanya apa dia mencintai jaemin. Jawabannya adalah tidak, dia hanya kasihan pada laki-laki malang itu. Pertemuannya dengan jaemin adalah sesuatu yang bisa lami sebut dengan jackpot, Sejak dia dikeluarkan dari sekolah, Lami bersumpah dia akan membalaskan sakit hatinya pada jeno, hina dan jaemin. Lami sengaja mendekati jaemin dan memanfaatkannya untuk menyakiti hina, dia akan membuat hina merasakan apa yang dia rasakan dulu. Jika dulu lami juga ingin menyakiti jeno, kini dengan kenyataan bahwa jeno sudah melupakan hina dan mau berteman dengan lami, dia bertekad untuk mendapatkan cinta jeno kembali. Jeno akan tetap menjadi cinta pertama yang indah dan tak terganti.

***

“Kasus kematian ayah anda dibuka kembali atas permintaan Tuan Jung Yoon Ho”, haechan memejamkan matanya, kedua tangannya menggepal menahan kemarahannya.

“Dia bukan keluargaku, kenapa dia boleh membukanya??”,

“Tuan Jung Yoon Ho dan Ayah anda memiliki hak dan kewajibaan satu sama lain... bahwa jika salah satu dari mereka meninggal maka mereka harus bertanggung jawab atas kehiduan Na Jaemin dan juga menggurus Kematian mereka, secara tidak langsung Jung Yoon Ho Juga wali ayah anda karena ayah anda sudah tidak memiliki keluarga lain”, na jaemin. Selamanya sepupu sialannya itu akan menjadi batu sandungan untuknya.

“Jika dia ingin aku masuk penjara maka aku akan membuktikan jika Jaemin benar-benar masih hidup... kirimkan orang-orangmu untuk memata-matai hina di Amerika!... aku ingin kau menemukan jaemin dalam waktu 1 minggu!”, titah haechan dengan tegas. Dia khawatir, semuanya akan hancur jika semua tahu jika dialah yang membunuh ayahnya sendiri.

“Ryujin juga dilaporkan atas tindakan kekerasan di club tuan, beritanya sudah diturunkan”, haechan menggeram kesal, bisa tidak idolnya itu tidak membuat masalah disaat dia sedang sangat khawatir dengan nasibnya sendiri.

“Apa seo herin melakukan sesuatu??”,

“Paradise hotel baru saja bekerja sama dengan perusahaan wedding organizer tebesar di korea, mereka akan membuka paket special untuk pernikahan di paradise hotel. Mereka juga sudah menetapkan akan membuka cabang mereka di pulau Nami... dan aku mendengar nona Seo Herin sedang memata-mata Mark jung, Lee Jeno dan Kim Lami”, lapor sehun.

“Kim lami??”,

“ne... desainer dunia yang kini ditugaskan di korea, DH entertaiment bekerja sama dengannya dan kudengar dia adalah sahabat nona herin... sepertinya dia adalah orang yang membuka kejelekan nona herin di media”, haechan mengangguk paham. Jadi Jeno adalah dalang dibalik rumor buruk seo herin.

“Aku ingin tahu kerja sama seperti apa yang dilakukan jeno dan kim lami itu... dan ku dengar jeno memiiki pacar... aku ingin tahu pacar jeno... aku ingin menghancurkannya”, geram haechan. Dia dan herin ingin membuat SM terguncang, tapi jaehyun memang cepat tanggap. Mesipun tidak melakukan klarifikasi tentang keluhan konsumen, SM membiarkan pelanggan setia mereka yang membela dan mengklarifikasi sendiri tentang produk dan layanan mereka. Sementara SM High School juga telah mendapatkan apresiasi karena mengambil tindakan tegas dan bersikap adil dengan mengeluarkan mark meskipun mark adalah putra pemilik SM. Dampak pemberitaan itu hanya mengakibatkan beberapa proyek yang akan ditagani oleh mark dibatalkan.

***

“Jaehyun hyung mengatakan padaku bahwa setelah pertemuan kami, jaehyun hyung baru mengetahui jika ibu sudah meninggal dan adiknya sudah tidak tinggal di daegu. Ketika jaehyun hyung mencariku, aku diusir dari rumah pamanku sendiri. Mungkin bukan diusir tapi juga karena aku sudah tidak tahan. Bahkan meskipun aku sangat menyayangi paman, tapi bibiku dan sepupuku tidak menyukaiku. Uang saku yang selalu paman kirimkan untukku tidak pernah sampai padaku, jadi aku bekerja paruh waktu untuk menghidupi diriku sendiri. Aku menabung untuk bekal kuliah nanti, aku sungguh ingin menjadi seorang dokter. Seperti ayahku yang dulu aku kenal sebagai sahabat baik ibuku. Tapi uang tabunganku juga dicuri oleh bibiku, tabungan itu bukan hanya jerih payahku tapi juga peninggalan ibu untuk masa depanku. Aku tidak bisa menerima hal itu, jadi ketika bibi memintaku pergi maka dengan senang hati aku pergi. Dan itu adalah malam yang panjang dan menyedihkan bagiku, aku tidak punya tujuan. Dengan tubuh penuh luka dan rasa sakit dihatiku, jujur kukatakan bahwa aku berharap ibu dan ayah na akan menjemputku, membawaku bersama mereka. Aku merasa bahwa aku sendirian. Bahkan meski aku memiliki jeno sebagai satu-satunya sahabatku, aku tidak ingin merepotkannya.

Aku tertidur didepan toko yang sudah tutup tapi itu bukanlah tidur, bibi shin mengatakan bahwa aku pingsan. Hingga pada saat aku membuka mata aku menyadari bahwa aku memiliki takdir lain dengan gadis itu, Gong Hina-“,

“Jaemin-ah”, jaemin yang sedang serius membaca diari adiknya terlonjak kaget karena hina masuk kedalam kamarnya. Jaemin buru-buru meletakkan ponselnya dan menghapus air matanya.

“Kenapa matamu merah??... kau menangis??”, tanya hina panik.

“Ania... ania”, elak jaemin cepat, bahaya jika sampai hina tahu dia menangis. Hina pasti akan panik dan menangis lagi. “Aku hanya kelilipan... iya.. hanya kelilipan”, jaemin mencoba tersenyum selebar mungkin. Untung saja hina tidak memperpanjang hal itu, walaupun jaemin yakin hina sebenarnya tidak percaya.

“Kita akan pergi 2 jam lagi, kau ingin makan siang disini atau di ruang makan??”, tanya hina sambil memeriksa suhu tubuh jaemin.

“Aku sudah bosan di kamar hina... ayo makan di ruang makan... ah... sebenarnya kita akan pergi kemana??.. kau dan ji sung kompak sekali menutupinya dariku”, kesal jaemin.

“Nanti juga kau tahu... ke sebuah tempat yang pasti belum pernah kau datangi”,

“hina-ya”,

“hmm”,

“kau sepertinya sangat dekat dengan ji sung... kalian selalu saja sibuk berdua”, hina tersenyum kecil. Hina tidak ingin terlalu senang tapi melihat jaemin selalu cemberut saat dia bersama ji sung, hina selalu berpikir jika jaemin cemburu. Entah karena ji sung dekat dengan hina atau justru sebaliknya.

“Aku anak tunggal, jadi ketika jaemin dan jaehyun oppa mengenalkan ji sung padaku, aku langsung menyayanginya seperti adikku sendiri... dulu dia masih kecil dan sangat imut.. ah sekarang pun masih sangat imut”, kata hina dengan wajah berbinar dan penuh semangat.

“Wuah jinja... bahkan kau begitu bersemangat menceritakannya”, hina terkekeh pelan dan senyuman cerah menghiasi wajahnya. Jaemin yang awalnya ingin kesal mengurungkan niatnya, hatinya menghangat melihat senyuman diwajah manis hina, bahkan jaemin pun ikut tersenyum bersamanya.

-

Ji sung, jaemin dan hina larut dalam nyanyian yang mereka dengarkan didalam mobil. Ji sung benar-benar memberikan suasana yang berbeda diantara mereka. Tidak ada kesedihan, hanya ada canda tawa diantara mereka.

“Dia ingin menciumku di bibir tapi aku buru-buru berbalik dan bilang, maaf tapi aku tidak ingin menghancurkan wajahku jika Edward tahu pacarnya menciumku”,

“jadi dia sudah punya pacar??”, pekik hina tak percaya setelah mendengarkan cerita ji sung tentang gadis yang menyukainya.

“Ne... aku cukup tahu diri untuk terlibat masalah dengan edward... bukannya aku takut hanya saja aku masih peduli dengan wajahku. Lagi pula  aku tidak menyukainya... sayangkan wajahku”, jaemin dan hina saling menatap, mereka terkekeh pelan karena ji sung sekarang adalah laki-laki dewasa yang sangat peduli dengan penampilannya.

“Oh... kita sudah sampai!”, pekik ji sung. Universal Studios Hollywood, tujuan liburan mereka hari ini.

“Wuah!... akhirnya aku bisa datang kesini setelah bertahun-tahun”, girang hina.

“10 tahun aku tinggal diamerika tapi aku tak pernah datang kesini”, gumam jaemin sambil memperhatikan dengan seksma setiap detail yang dia lewati.

“Hari ini kita akan bersenang-senang hyung!”, pekik ji sung girang.

“Apa jaehyun hyung benar-benar mengijinkan??”, jaemin ragu, apa jaehyun benar-benar sudah memberi kan ijin.

“Selama hyung bersama dengan hina nuna, jaehyun hyung pasti mengijinkan... karena hina nuna akan selalu menjaga dan menolongmu... malaikat cantikmu”, hina tertunduk malu mendengar ucapan ji sung bisa-bisanya mengatakan hal seperti itu.

Jaemin justru terdiam, merasa aneh dengan ucapan ji sung. Hina bukan malaikatnya, hina adalah malaikat adiknya dan selamanya akan begitu. Malaikat jaemin adalah lami, karena gadis itu yang menyelamatkannya dari rasa sepi. Jaemin semakin berpikir keras ketika dia ingat jika dia dan lami bahkan tidak berkomunikasi sejak jaemin sampai di amerika. Dia sudah 3 hari di amerika tapi dia bahkan tak ingat menghubungi lami, dia terlalu fokus pada adiknya dan hina. Tapi kenapa lami juga tidak menghubunginya, apakah jaehyun melarangnya?, sebenarnya kenapa jaehyun begitu membenci lami??

“Hyung kaja!!”, lamunan jaemin seketika buyar saat pintu mobil sudah terbuka dan kini ji sung mengulurkan tangannya agar jaemin turun.

“Kaja!”, Jaemin akhirnya menyambut tangan  ji sung dan ikut turun. Dari pada memikirkan hal itu, ini waktunya bagi jaemin untuk menikmati liburannya dengan benar, bersenang-senang menikmati dunia.
***

####


Setelah baca komen kalian tentang sifat jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah baca komen kalian tentang sifat jaemin. Ternyata banyak yang sependapat sama author.

Kemarin pada saat VLive, author ngak tahu kenapa tapi sikap diamnya jaemin bikin haters dan fans-fansnya yang ngak dewasa itu, nyimpulin yang aneh-aneh..

How can they say jaemin fake??...

Apa sih yang mereka pikirin???

Jeno sendiri yang bilang jaemin itu emang punya perubahan mood yang ekstrem, dan ingatkah kalian jaemin bilang sama dosen di amerika waktu di english puberty kalau ngak apa-apa menghabiskan waktu sendirian, karena dia udah ngabisin banyak energi ketika sama orang lain jadi dia perlu untuk istirahat.

Jadi karena 3 hari itu dia udah menghabiskan banyak energi buat konser, bahkan sebelum itu habisin energi buat latihan, dan bahkan malemnya editing VCR nya dia. Terus salahnya dia kalau dia milih untuk diem dimana???..

Aduh maaf... authornya ngegas... masih emosi soalnya... anaknya author itu hatinya tulus banget tapi diginiian...

Sudahkah kalian baca surat terbuka salah satu fansitenya jaemin??..

Sumpah itu bikin author nangis sesegukan...
Kalian bakal ngerti sifat dan juga ketulusannya jaemin... dia yang lebih memilih menjaga dengan cara yang berbeda (cenderung tidak terlihat), memberikan yang terbaik dan tulus untuk orang-orang yang dia cintai.. mendahulukan orang lain dari pada dirinya sendiri... tapi sering kali ngak ada yang mengerti ketulusan dan pengorbanan dia....

My strong Na Jaemin...
I love you...
Please loving your self more...

 Please loving your self more

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Your VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang