Shadow

1.3K 167 15
                                    

***

Lami mencuri pandang ke arah jeno yang sedang berbicara dengan renjun. Mereka bertiga tidak ikut masuk agar jaemin bisa berbicara dengan leluasa.

"Maafkan aku soal yang tadi", kata lami setelah melangkah lebih dekat kea rah jeno. Jeno berpura-pura tidak mengert dan menatap lami kebingungan.

"Untuk?... aku tidak merasa kau melakukan kesalahan", kata jeno masih dingin.

"Tentang berpura-pura tidak mengenal kalian... itu... Jaemin tidak tahu jika aku juga mengenal na jaemin, jika dia tahu mungkin dia akan-"

"Kau takut jaemin akan membencimu karena berbohong tentang tidak mengenal na jaemin atau kau takut jaemin tahu kelakuan burukmu pada hina 10 tahun yang lalu?", potong jeno dengan sinis.

"bukan masalah bagiku jika jaemin tahu kesalahanku 10 tahun yang lalu... tapi jika dia tahu sangat sulit untuk tidak menyeret nama mark oppa.... Aku hanya takut jaemin membenci kakaknya", jeno memicingkan matanya curiga. Dia tak akan mudah percaya pada gadis licik seperti lami.

"Kau boleh tak percaya... tapi aku... aku sudah berubah dan aku benar-benar mencintai jaemin", kata lami mencoba meyakinkan jeno.

"Sepenting apa pendapatku bagimu?,... jika kau memang mencintai jaemin, tunjukkan saja padanya... aku tidak akan pernah mengulang kesalahan yang sama... jika saja jaemin terluka sedikit saja,... jangan harap aku akan melepaskanmu"

"Tapi dia bukan jaeminmu... dia jung jaemin,... kenapa kau sangat peduli?", pancing lami, dia yakin jeno juga tahu sesuatu.

"Meskipun dia bukan jaeminku, dia adalah saudaranya dan aku akan menjaganya untuk menebus kesalahanku pada jaemin", kata jeno tajam.

"Jen... hina", renjun yang sedari tadi hanya diam saja, akhirnya menyenggol tangan jeno saat hina keluar lebih dulu. Melihat tatapan kosong hina, jeno buru-buru menghampirinya.

"Kenapa kau keluar duluan?", hina buru-buru mengusap air matanya ketika jeno sampai dihadapannya.

"Dia bilang ingin sendirian", jawab hina sambil menghindari tatapan jeno.

"Apa terjadi sesuatu?... kenapa kau menangis?... tatap aku hina", pinta jeno sambil meraih wajah hina, mencoba membujuk hina untuk menatapnya.

"Aku tidak yakin jika aku sanggup jen... tapi... dia memintaku jen,... ottokhae?", hina akhirnya menatap mata jeno tapi deraian air mata kembali terjatuh membasahi wajah hina. Jeno mengerti bahwa ini terlalu sulit untuk hina, perlahan jeno mengusap air mata hina lalu memeluknya dengan erat.

"ini akan berlalu hina... semua akan baik-baik saja... kau pasti bisa", jeno memberikan kata-kata penyemangat untuk hina, dalam hatinya jeno berjanji bahwa dia akan membuat jaemin sadar jika gadis yang ada dihatinya hanyalah hina, bahkan meski jaemin tidak akan mengingat kenangan mereka, jaemin akan mencintai hina untuk kedua kalinya.

Lami menggepalkan kedua tangannya menahan perasaan tidak sukanya, bahkan sampai saat ini pun jeno hanya akan melihat hina. Dia tidak pernah melihat lami.

-

Lami memandang jauh keluar mobil dengan tatapan gelisah, jaemin hanya member tahunya jika mereka akan mengunjungi jaemin tapi sekarang mereka akan pergi ke SM High School, itu sama saja menggali lubang lami sendiri, Jaemin pasti akan tahu jika dia dulu Dikeluarkan dari sekolah.

"Hmm... sayang sepertinya aku harus ke kantor... aku mendapat pesan dari atasanku", kata lami beralasan. Renjun, hina dan jeno tentu tahu jika itu hanya alasan.

"Benarkah... apa perlu kami antar dulu kekantormu?",

"Tidak...tidak.. aku turun diperempatan didepan saja.", tolak lami halus.

Your VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang