Love Bracelet

2K 157 13
                                    

Hina mengenggam erat gelang milik jaemin ketika dia sampai didepan pintu ruang rawat jaemin. Hina masih tertahan untuk beberapa saat, menetralkan detak jantungnya dan juga deru nafasnya yang berburu. Hina gugup, dia tidak bisa memikirkan hal apa yang akan dia katakan pada jaemin. Hina senang bahwa akhirnya jaemin ingin bicara dengannya tapi hina juga takut bahwa pada akhirnya jaemin akan tetap pada keputusannya untuk mendorong hina menjauh.

"Jaemin mencintaimu, percayalah", Hina tahu itu, karena jaemin sendiri sudah mengatakannya tapi dia tidak yakin pada keputusan jaemin. Hina menghela nafas pelan lalu menoleh pada jaehyun yang kini sedang menatapnya dengan senyuman menghangatkan.

"Dia....jaemin tidak akan mendorongku menjauh lagi kan oppa?", tanya hina ragu. Jaehyun menggeleng pelan dan membelai rambut hina dengan lembut.

"Tidak, jaemin tidak akan melakukannya lagi.... percaya padaku", hina mengangguk pelan, berusaha mengumpulkan keyakinannya bahwa jaemin tidak akan memintanya pergi.

"Masuklah", Jaehyun mendorong pelan tubuh hina sehingga hina tidak punya alasan lagi untuk ragu.

-

Jaemin tersenyum ketika hina muncul, jaemin tahu jika hina gugup karena senyumannya kaku dan terlihat dipaksakan.

"Duduklah", dengan ragu hina menurut dan hendak duduk diatas kursi tapi jaemin justru menahannya. "Bukan disitu tapi disini", jaemin menepuk sisi ranjang tepat disampingnya. Hina akhirnya menurut dan duduk disisi jaemin.

"Bagaimana keadaanmu?", tanya hina ragu. Jaemin tersenyum kecil lalu mengangguk.

"Berkat dirimu aku merasa lebih baik. Aku sudah bisa bicara seperti biasa hanya saja aku belum diijinkan berlatih berjalan... kau tahu rasanya membosankan hanya diam di ruangan", keluh jaemin. Hina tersenyum kecil, akhirnya dia bisa melihat senyum kebahagiaan diwajah jaemin. Selain sudah baikan dengan ayah dan kakaknya, tadi malam jaemin juga sudah bicara dengan Tiffany dan jaehwan.

"Kau merasa lebih baik?... tadi malam kau bicara dengan tiffany onni dan jaehwan", jaemin mengangguk mengiyakan.

"Rasanya melegakan... bahkan meski aku tidak akan pernah ingat masa laluku, tapi aku yakin bahwa memang tidak seharusnya aku menyimpan kebencian lagi... semua sudah berlalu dan ada bagusnya aku melupakannya... sekarang aku hanya ingin meminta maaf pada mark hyung, ji sung, renjun, dan juga dirimu", jaemin mengambil gelang milik hina yang dia sembunyikan lalu menunjukkannya pada hina.

"Kau memintaku untuk menghancurkannya tapi aku tidak bisa melakukannya", hina hanya terdiam saat jaemin menarik tangannya dan memakaikan gelang itu kembali di pergelangan tangannya.

"Dulu aku selalu memintamu untuk melepaskannya dan merelakan Na Jaemin, tapi sekarang... setelah aku tahu bahwa aku lah Na Jaemin, satu-satunya laki-laki yang kau cintai dan yang kau tunggu selama ini... Aku memintamu untuk memakainya kembali... jangan melepaskannya sampai aku sendiri yang melepaskannya...karena aku... aku ingin kau mencintaiku dan menjadi pendamping hidupku sampai aku benar-benar mati.... Aku tahu jika aku selalu egois jadi...aku minta maaf... tapi aku memohon padamu sekali lagi", Hina menlan ludahnya dengan susah payah, dia berdebar menunggu apa kalimat jaemin selanjutnya.

"Maukah kau menerima segala kekuranganku, baik fisik dan sifatku, mencintaiku sampai akhir hayatku dan melengkapi semua kekuranganku dengan kelebihanmu... Maukah kau menikah denganku?", Hina terkejut bukan main, secara spontan hina menarik tangannya dari genggaman jaemin dan menatap jaemin tak percaya.

"Jaemin... itu... kenapa-"

"Kau tidak mau menikah denganku?... kau masih marah padaku?", tanya jaemin dengan wajah sedihnya.

Your VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang