Dalam sekali hentakan jarum suntik yang baru saja meneteskan beberapa racun kedalam infus jaemin terlempar begitu saja. Haechan hendak berbalik untuk melihat siapa yang sudah memukul tangannya tapi sebuah tangan dengan cepat mencekik lehernya dan mendorong tubuhnya hingga menghantam tembok.
Akggghhh, haechan memekik kesakitan. Dia berusaha untuk melepaskan dirinya tapi laki-laki yang mencekiknya itu semakin mencekiknya bahkan sampai mengangkat tubuh haechan lebih tinggi.
“Bukankah seharusnya kau dipenjara Na Haechan??”, haechan berusaha sekuat tenaga untuk bicara tapi dia tidak bisa. Haechan yakin dia tidak pernah melihat wajah laki-laki itu dikeluarga jung tapi kenapa dia tahu nama asli haechan dan bagaimana caranya dia bisa masuk tanpa menimbulkan suara sedikitpun.
“Paman!... andweyo..”, jaemin memohon dan dengan seluruh tenaganya dia berusaha untuk duduk.
Paman??, jadi dia paman jaemin tapi kenapa haechan tidak tahu??, jika diliat wajahnya memang mirip dengan jaemin, tapi rasanya wajah itu sedikit familiar.
“Aku katakan sekali saja padamu… jangan pernah berpikir untuk mengganggu keponakanku lagi… kau sudah tahu akibatnya dan jika jaemin terluka sedikit saja… aku akan mengabisimu detik ini juga… kau seharusnya berterima kasih karena semua yang kau miliki dulu adalah karena ayah jaemin yang memberikannya pada ayahmu!... kau hidup dari harta jaemin, uang ayahmu yang kau curi itu adalah milik jaemin dan kau seharusnya malu karena memperlakukan jaemin dengan buruk!”,
Brakkk, dengan sekali hentakan jang hae won menghempaskan tubuh haechan ke lantai.
Uhuk..uhuk..uhuk, haechan terbatuk-batuk dan tubuhnya bergetar ketakutan. Tatapan mata paman jaemin sangat tajam dan siap membunuh haechan kapanpun. Aura paman jaemin sangat gelap dan untuk beberapa saat haechan akhirnya ingat siapa paman jaemin itu. Dia adalah ayah kandung mark, si tangan kanan organisasi gelap jepang.
Hae won baru saja akan menghampiri haechan lagi tapi rintihan pelan jaemin menyadarkannya.
“Jaemin-ah”, hae won menatap selang infus jaemin yang berwarna sedikit kehijauan. Dengan cepat haewon mencabut paksa selang infus jaemin sebelum cairan racun itu masuk kedalam tubuh jaemin lebih banyak.
“Pa..man… aghhh”, hae won menekan tombol gawat darurat dengan cepat, pernafasan jaemin mulai terganggu dan wajah jaemin semakin lama semakin pucat, tubuhnya mulai bergetar karena pengaruh racun yang sudah masuk kedalam tubuhnya.
Melihat hae won yang sibuk mengurus jaemin, haechan bergegas menggunakan kesempatan itu untuk kabur. Tapi belum sempat haechan menggapai pintu, dengan sekali tendangan haechan sudah tersungkur kembali.
Brakkk, tubuh haechan membentur tembok dengan sangat keras.
“Jaemin!!”, Ketika taeyong, hina dan tim medis masuk dengan cepat hae won mencengkram kerah baju haechan dan menyeretnya keluar dari ruangan jaemin.
“Haechan??”, hina ternengun tak percaya, bagaimana mungkin haechan bisa kabur dari penjara.
“Jaemin diracun!.... jaemin-ah… kau mendengar suaraku??”, Hina tersentak mendengar ucapan taeyong. Kaki hina mendadak lemas, jaeminnya tengah kesulitan bernafas dan tubuhnya mulai kejang-kejang. Waktu seolah terhenti disekitar hina, air matanya terjatuh begitu saja sementara kedua tangannya menutup mulutnya agar suara tangisanya tidak terdengar.
“Hina sebaiknya kau tidak disini!”, taeyong tahu jika hina sedang sangat shock dan itu tidak akan memungkinkan bagi hina untuk melakukan tugasnya sebagai dokter.
“Siapkan defibrilator!”, teriak taeyong saat jaemin tiba-tiba berhenti bergerak dan detak jantungnya berhenti, sontak hina tersadar jika dia seharusnya tidak diam. Dia seorang dokter dan dia seharusnya menyelamatkan jaeminnya.
“Aku akan melakukannya!”, dengan cepat hina mengambil alih alat kejut jantung dan melakukannya untuk jaemin.
“Aku mohon bertahanlah jaemin”, pinta hina sebelum memulai kejut jantung pada jaemin.
1..2…3… shoot…
1…2..3… shoot…
“Jebal… kau tidak boleh pergi… jebal”,
1…2…3…shoot…
1…2..3…shoot…
Nafas jaemin kembali dan perlahan mulai teratur.
“Suntikan cairan penghilang racun!”, titah taeyong dan perawat mulai mengambil jarum suntik untuk menyuntikan cairan penghilang racun dari tubuh jaemin.
“Aku akan memeriksa racun apa yang masuk ketubuh jaemin… kau harus berjaga disini, mungkin saja racun itu akan bereaksi lagi… kau bisa??”, tanya taeyong tapi hina hanya diam mematung, menatap jaeminnya yang sedang berjuang untuk bertahan hidup.
“Gong Hina!”, bentak taeyong. “jika kau tidak bisa aku akan menugaskan dokter lain… jika kau berada disini sebagai gadis yang mencintai kekasihnya maka kau bisa melupakan pekerjaan doktermu dulu… kau bisa membahayakan pasien dengan melibatkan perasaanmu!”, Kata taeyong tajam. Hina memejamkan matanya sebentar, membiarkan air matanya jatuh begitu saja.
“Aku bukan dokter pribadinya”, kata hina lirih. Hina tidak bisa, dia kehilangan kepercayaan dirinya sebagai seorang dokter. Dia takut tidak bisa mengendalikan dirinya ketika menangani jaemin. Hina menyerahkan alat kejut jantung dan juga jubah dokternya kepada perawat. Hina mengusap pelan wajahnya lalu keluar dari ruang rawat jaemin.
“Mingyu bertugas malam ini kan?... minta dia menangani jaemin”, titah taeyong sebelum pergi membawa infus jaemin yang sudah bercampur dengan racun.
***
Brakkk
Tubuh haechan terjatuh dan berguling-guling setelah hae won menendangnya di lobi rumah sakit. Beberapa satpam dan penjaga rumah sakit menghampiri mereka.
“Laporkan dia!... Namanya Lee Haechan dia kabur dari penjara dan sekarang melakukan percobaan pembunuhan!... Bawa dia kekantor polisi!!”, Titah hae won tajam dan semua orang tak berani membantah bahkan meski mereka tidak tahu siapa hae won tapi aura gelap yang dia miliki sangat menyeramkan.
“Paman!!”, Hina berlari secepat yang dia bisa sebelum haechan dibawa pergi.
“Bagaimana dengan jaemin??”, tanya hae won setelah hina sampai dihadapannya.
“sudah stabil… aku…aku ingin bicara dengannya”, kata hina dengan terengah. Telunjuknya dengan tepat menunjuk kearah wajah haechan yang kini sudah babak belur karena hae won menghajarnya habis-habisan.
Hina melangkah perlahan ke arah haechan yang dipapah oleh dua orang keamanan rumah sakit.
Plakkk, sebuah tamparan keras hina hadiahkan untuk haechan.
“Bajingan!”, kata hina tajam.
“Ku pikir kau masih punya hati karena kau dulu mengatakan padaku jika kau mencintaiku.. tapi kau tidak punya… kau iblis!... jika kau mencintaiku seharusnya kau mendukungku mendaapatkan kebahagiaanku… tapi kau tidak… kau membenciku hanya karena aku mencintai jaemin… jika kau membenciku seharusnya kau membunuhku lee haechan!!... kau seharusnya membunuhku!!”, hina memukul kasar dada haechan. Kakinya lemas hingga tuhuhnya melorot dilantai, hina menangis sesegukan dihadapan haechan.
“Uri jaemini… kenapa kau tidak mau mengerti jika jaemin dingin karena depresi… dia tidak pernah berniat menyakitimu… bukan salahnya jika aku mencintainya… kenapa kau begitu jahat padanya.. kenapa???... tolong jangan menyakiti jaeminku lagi.. aku mohon”, haechan tidak bisa menahan air matanya, untuk pertama kalinya dia bisa merasakan rasa sakit dan putus asa hina. Betapa hina begitu mencintai jaemin dan ketakutan jika jaemin benar-benar mati.
“Bawa dia pergi!”, pihak keamanan akhirnya membawa haechan pergi. Sementara hae won duduk tertimpuh dan merengkuh tubuh hina. Memeluknya dan menenagkan hina, bahkan dia juga takut jika terjadi hal buruk pada jaemin.
***
Hal pertama yang jaehyun dan yoon ho lakukan ketika hae won memberi tahu mereka jika jaemin hampir dibunuh adalah meninggalkan sarapan mereka dan bergegas ke rumah sakit. Sarapan itu bahkan belum tersentuh sama sekali.
“Jaemin??”, jaehyun dan yoon ho ingin menerobos masuk kedalam ruang rawat tapi hae won dan kai dengan cepat menghalangi mereka.
“Jaemin sedang tidur, kumohon tenangkan diri kalian”, jaehyun dan yoon ho berusaha mengatur nafas mereka, tubuh jaehyun bahkan terkulai lemas di lantai.
“Haechan…. Dia yang melakukannya kan paman??... begitukan??”, tanya jaehyun. Kedua tangannya terkepal sempurna dan kedua matanya merah menahan amarah.
“Jangan gegabah….biar aku saja yang berurusan dengan polisi jangan-… Jaehyun!”, Jaehyun sudah berdiri dan melangkah pergi dari rumah sakit dengan langkah lebar.
“JUNG JAEHYUN!”, dengan berburu hae won mengejar jaehyun. Dia tidak ingin keponakannya itu membuat masalah lagi.
“Jangan membuat masalah lagi jaehyun!”, pinta hae won setelah berhasil menghantikan langkah jaehyun.
“Dia mencoba membunuh adikku, paman pikir aku bisa diam saja??... anio… aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri!-“,
“Langkahi dulu mayatku”, tantang hae won.
“Kenapa paman begini???”, tanya jaehyun frustasi.
“Karena aku ingin melindungimu…aku selalu melakukan kesalahan saat menjaga jaemin tapi aku tidak ingin melakukan kesalahan juga dalam menjagamu… biarkan polisi yang memberikan hukuman padanya.. jika kau melakukan sesuatu padanya, kau juga akan terjerat hukuman.. dan kau pasti tahu jika jaemin akan semakin merasa bersalah padamu.. kumohon mengertilah”, jaehyun mengusap wajahhya kasar. Semua yang dikatakan pamannya benar, jaehyun seharusnya lebih fokus pada jaemin karena melukuhkan hati jaemin jauh lebih penting baginya.
“Kembalilah”, hae won mendorong pelan tubuh jaehyun tapi ketika mereka akan kembali, terdengar suara ribut didepan lobi. Jaehyun dan hae won menoleh dan betapa terkejutnya jaehyun melihat lami lah yang datang dengan membawa awak media. Dia terlihat menangis dan melakukan wawancara.
“Air mata buaya”, dengan cepat jaehyun melangkah menghampiri lami dia tidak peduli dengan awak media yang ada disana.
“Tuan Jung…. Bagaimana keadaan adik anda?”,
“apakah percobaan pembunuhan itu benar terjadi??,
“Apa pelakunya memang lee haechan?”,
“apa benar nona kim akan bertunangan dengan adik anda??”, Jaehyun menatap tajam wartawan yang memberikan pertanyaan itu.
“Apa yang kau katakan pada mereka??”, tanya jaehyun tajam pada lami.
“O..oppa… aku..-“,
“Kau dan adikku sudah putus!... Jangan berpikir untuk menemui adikku lagi!.. Dia hanya akan menikah dengan gadis baik-baik yang menerima keadaannya, bukan gadis palsu sepertimu!”,
“oppa.. kenapa bicara begitu… aku..aku masih pacaran dengan jaemin.. kami tidak pernah putus-“,
“Jangan pernah kau menyebut nama adikku!... dan kalian sudah putus!... kau pikir aku tidak tahu jika kau menggoda lee jeno???... jadi jangan pikir untuk menunjukkan wajahmu lagi dihadapanku!... karena aku tidak akan segan-segan menghancurkanmu!”, lami menangis sesegukan berpura-pura tersakiti dengan kata-kata dan ancaman jaehyun.
“Kalian semua!”, teriak jaehyun sambil menunjuk semua wartawan.
“JANGAN PERNAH MENULISKAN NAMA ADIKKU DAN NAMA PACAR ADIKKU BUKAN KIM LAMI TAPI GONG HINA… GADIS INI ADALAH SALAH SATU SISWA YANG SUDAH MEMBULLY ADIKKU 10 TAHUN YANG LALU…. DAN DIA JUGA MENGGODA PENGUSAHA LEE JENO SAAT MASIH BERPACARAN DENGAN ADIKKU, APAPUN YANG DIA KATAKAN HANYALAH KEBOHONGAN!... PERGI DARI SINI!”, semua wartawan melangkah mundur, Jung Jaehyun terkenal dengan sifafnya yang dingin dan tegas. Semua orang tidak berani membantahnya karena tatapan matanya yang tajam dan seolah memberi peringatan orang-orang untuk mejauhinya.
***
“Ayah”, kata yang muncul begitu saja ketika jaemin terbangun. Yoon ho yang sejak tadi menunggu putranya bangun langsung bangkit dan menatap putranya penuh syukur. Buru-buru yoon ho memakaikan alat bantu dengar ditelinga jaemin.
“Iya sayang… ayah disini”, tiba-tiba saja air mata jaemin mengalir dari ujung matanya. Tubuh jaemin bergetar dan dia buru-buru memeluk ayahnya dengan erat.
“Kenapa sayang???... jangan menangis… ayah disini”, dengan lembut yoon ho mengusap rambut putranya, mengecup keningnya sediki lama.
“Omma membenciku… omma memarahiku…. Ayah… maafkan aku… maafkan aku”, sesal jaemin sambil mengeratkan pelukkannya. Didalam mimpinya jaemin bertemu dengan ibunya. Ibunya marah dan mengatakan pada jaemin jika dia tidak akan menemuinya lagi jika jaemin masih berpikir untuk mati.
“Tidak sayang… ibumu tidak membencimu… hmmm.. dia mencintaimu”, jaemin menggeleng pelan. Dia masih ingat bagaimana wajah ibunya.
“Ayah jangan tinggalkan aku.. aku tidak mau bermimpi lagi… aku tidak mau”,
“iya sayang… ayah disini… kau aman bersama ayah”, jaemin memeluk tubuh ayahnya begitu erat, bahkan yoon ho dapat merasakan betapa besar rasa ketakutan yang jaemin miliki.
***
Sebuah helaan nafas pelan keluar dari mulut jeno, hari ini pemberitaan tentang kasus percobaan pembunuhan jaemin memanas. Bahkan nama Jeno ikut terseret karena jaehyun membelanya di hadapan awak media. Jeno senang, dia senang lami dipermalukan didepan umum oleh jaehyun dan bahkan jaehyun mengatakan pada dunia bahwa kekasih jaemin adalah hina bukan lami. Tapi jeno yakin, lami mungkin tidak akan tinggal diam setelah namanya tercoreng karena jaehyun.
“Apa yang kau pikirkan?”, Se ron baru saja masuk kedalam ruang kerja jeno dengan membawakan makan siang seperti biasa.
“Aku memikirkan keselamatanmu… Lami pasti akan melakukan sesuatu padamu”, Se ron tahu bahwa dia ada dalam bahaya, tapi dia adalah seorang pengacara yang memang punya risiko tingga jadi dia sudah terbiasa berada di bayang-bayang kematian.
“Aku akan baik-baik saja… jangan khawatir, bukankah kau akan melindungiku?”, hibur se ron sambil menyiapkan makan siang diatas meja.
“kau benar… aku akan melindungimu dan jaehyun hyung pasti akan membantuku”, jeno percaya itu. Jaehyun pasti akan selalu berada dibelakangnya, karena jaehyun sudah menganggap jeno sebagai adiknya sendiri.
“Jadi apa rencanamu sekarang?”, tanya se ron setelah semuanya sudah siap.
“Menyerang balik lami… seku diam hanya untuk menunggu saat yang tepat… dia tidak akan bisa mengelak jika sebenarnya dialah yang melanggar perjanjian dan dialah yang menggodaku… aku akan memberinya pelajaran”,
“Aku mendukungmu… apapun yang kau lakukan aku akan mendukungmu”
“Terima kasih sayang, saranghae”, jeno merengkuh tubuh munggil se ron dan memberinya sebuah kecupan-kecupan kecil dipundaknya.
“Saranghae” balas se ron, mengeratkan pelukkannya pada jeno.
***
“Bagaimana keadaanmu?… masih sakit?… kau perlu sesuatu?”, tanya jaehyun khawatir, akhirnya jaemin mau bertemu dengannya. Yoon Ho memilih keluar ketika jaemin mengatakan dia ingin bicara dengan kakaknya, berdua saja.
“Hyung”, panggil jaemin lemah.
“Iya Sayang”, jaehyun mengeratkan genggaman tangannya dengan jaemin dan menunggu apa yang akan jaemin katakan.
“Mianhae”, setetes air mata terjatuh dari sudut mata jaemin lagi. Jaehyun mengangguk mengiyakan dan mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata adiknya.
“Hyung juga minta maaf padamu… maaf karena aku membohongimu”, jaemin menggeleng pelan.
“Hyung begitu mencintaiku tapi aku selalu mengatakan jika aku membencimu…aku pikir dengan aku mati mungkin bebanmu akan berkurang…. tapi hina, paman dan omma memarahiku…. aku bodoh, iya kan hyung?”, tanpa ragu jaehyun mengangguk.
“Iya… kau bodoh… karena seharusnya kau tahu, jika kau mati maka aku juga akan mati”, jaehyun tersenyum kecil untuk menghibur adiknya dan jaemin membalas senyuman itu.
“Tiffany nuna tidak akan meminta cerai kan hyung?”
“Tidak…. kami tidak akan bercerai”, jaemin tersenyum lega, dia tidak akan menghancurkan hidup kakaknya lagi demi kemarahan sesaatnya.
“Aku…aku ingin minta maaf pada nuna, jaehwani, renjun, mark hyung dan ji sung…. aku ingin bertemu mereka”, pinta jaemin.
“Iya…kau akan bertemu mereka… tapi besok… sekarang kau harus istirahat penuh….dan… kau tidak ingin bicara dengan hina?… dia menunggumu selama berhari-hari”, Jaemin lupa, dia seharusnya bicara dengan gadis itu dulu. Jaemin tiba-tiba ingat jika dia meminta kai mengambil gelang pasangannya dengan hina.
“Hyung dimana paman kai?”,
“kenapa sayang?… paman kai ada didepan”
“Hyung tidak memarahi paman kai kan?”, jaehyun menggeleng, awalnya dia marah, tapi setelah tahu jika kai pergi karena permintaan jaemin dan bahkan kai menelfon pamannya untuk menjaga jaemin, jaehyun mengurungkan niatnya untuk marah.
“tidak sayang…. Kau meminta paman kai mengambil gelangmu kan??”, jaemin mengangguk ragu.
“Dimana gelang itu??”, tanya jaemin penasaran.
“Hina membawanya…. Kau menyimpan gelang hina di bawah bantalmu dan hina membawa gelangmu… hina sangat mencintaimu sayang…. Bicaralah dengannya”, jaemin mengangguk, dia memang sudah seharusnya bicara dengan hina dan dia akan menebus semua kesedihan yang hina rasakan akibat dirinya.
“Nanti malam hyung”, jaehyun tersenyum. Dia ingin adiknya bahagia dan kebahagiaan itu ada pada hina.
“hyung”,
“iya sayang”,
“mau memeluk??”,
“tentu saja…. Aku sangat merindukan adikku ini”, tanpa ragu jaehyun akhirnya dapat memeluk adiknya lagi. Bahkan meski harus dengan hati-hati karena adiknya masih terlalu lemah.
“Aku mencintaimu hyung”,
“aku juga… aku mencintaimu jaemin-ah”,
***
######
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lagi kangen mereka berdua..... 😭😭😭😭
. .
Author lupa... Author punya ig khusus untuk jaehyun dan jaemin... kalian bisa follow nct_2jae.... . . Jadi ini ngak jadi kurang dari 40 part .... hehehhehe😂😂😂 . . Authornya pengen cepet selesai aja tapi masih ada konflik yang belum selesai.... 😅😅😅😅😅 . . Maaf kan author ya....