Orang-orang berkata bahwa sepandai apapun sebuah rahasia ditutupi maka akan ada saatnya rahasia itu terbongkar dengan caranya sendiri. Meskipun kini hina masih menyembunyikan sebuah fakta bahwa jaemin tidak pernah terlahir kembar, tapi hina yakin tidak lama lagi jaemin juga akan tahu.
Entah untuk kesekian kalinya hina hanya sanggup menghela nafas, dia tak berani menganggu jaemin barang sedetikpun. Setelah mendengarkan cerita hina, jaemin sempat sakit kepala lagi tapi beruntungnya tidak seperah sebelumnya. Jaemin hanya menangis dan tidak mau bicara pada hina lagi. Hina mengerti bahwa jaemin shock dan juga kecewa dengan semua kenyataan yang harus dia hadapi. Bagaimana orang-orang yang dia percaya memiliki kaitan erat dengan penderitaan dan kematian seorang na jaemin 10 tahun yang lalu.
“Nuna”, hina beruntung. Disaat seperti ini ada ji sung yang selalu menguatkannya. Ji sungnya yang sudah dewasa dan mengerti apa yang terjadi. Jaemin tidak mau menatap ataupun bicara dengan ji sung setelah tahu bahwa ji sung adalah anak dari wanita yang paling bertanggung jawab atas kehancuran keluarganya.
“Semua akan baik-baik saja… jaemin hyung… meskipun dia bukanlah jaemin hyung yang dulu tapi aku yakin dia juga akan menerima semuanya seperti dulu”, hina memaksakan sebuah senyuman diwajahnya. Ji sung mengenggam erat tangannya, berbagi kekuatan untuk menghadapi masalah ini.
Hina berharap semuanya memang akan baik-baik saja. Tetapi melihat kilatan amarah di mata jaemin, hina ragu semua akan baik-baik saja. Setelah bangun dari tidurnya, jaemin melarang hina dan ji sung masuk ke ruangannya. Dia berbicara dengan dokternya sendiri lalu meminta kwanghee memesan tiket pesawat kembali ke korea tanpa persetujuan dokter dan hina. Dokter hanya menyarankan hina untuk mengikuti keinginan jaemin sehingga kini mereka sudah ada didalam pesawat kembali ke korea. Hina sudah menelfon jaehyun, jaehyun tahu bahwa ini pasti akan terjadi dan jaehyun sudah siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi akibat emosi jaemin.
-
Jaehyun termenung menatap putra semata wayangnya Jung Jaehwan sedang bermain mobil-mobilan ditemani renjun dan juga tiffany. Sementara Yoon ho sedang berbicara dengan Pamannya, hae won, siwon dan siwan. Mark terlihat gelisah tapi ko eun terus mendampinginya bersama dengan jeno. Sebenarnya semua orang sedang gelisah menunggu kedatangan jaemin, mereka takut dengan reaksi jaemin.
“Jaehyun-ah”, tiffany mengenggam erat lengan jaehyun, memberinya tatapan menenangkan agar jaehyun tidak terlalu gelisah dan ketakutan.
“Kau sudah tahu apa yang aku khawatirkan jika jaemin tahu semuanya”, tiffany mengangguk pelan. Sejak tiffany tahu jaemin masih hidup, jaehyun selalu khawatir ketika saat ini tiba. Mereka sering membicarakan bagaimana jaemin mungkin saja akan meminta jaehyun meninggalkan tiffany.
“Aku baik-baik saja… sudah menjadi risiko bagiku jika jaemin memang menginginkan hal itu… kau tahu… bahkan sampai kapanpun dosa ayahku akan terus membayangi kehidupanku dan renjun… kita sudah sering membicarakannya.. jaehwan akan ikut denganku sampai usinya 10 tahun, setelah itu jaehwan akan ikut denganmu.. semuanya akan baik-baik saja”, tiffany berusaha tersenyum agar jaehyun merasa lebih tenang.
“Tapi aku tidak ingin jaehwan merasakan apa yang aku dan jaemin rasakan… aku tidak mau”, lirih jaehyun. Sungguh, bahkan meski jaehyun sangat mencintai jaemin, dia juga seorang ayah yang mencintai anaknya sebesar dia mencintai jaemin. Jaehyun tak ingin berpisah dari anaknya dan kehilangan kesempatan untuk mendampingi anaknya tumbuh menjadi seorang laki-laki dewasa.
“maka percayalah bahwa jaemin akan mengerti dan menerima semuanya seperti 10 tahun yang lalu”, jaehyun ingin percaya bahwa jaemin akan menerima semua kenyataan itu dengan baik, tapi dia tidak yakin karena dia tahu bahwa jaemin yang sekarang tidak sedewasa dirinya 10 tahun yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Voice
FanfictionAku tidak bisa mendengar semua suara didunia, tapi kenapa aku selalu mendengar suaramu dipikiran dan bahkan dihatiku??