***
Jika Lami harus jujur, Dia akan mengatakan bahwa sebenarnya dia juga pernah merasa sangat menyukai jaemin dan berskuyur pernah bertemu dan bahkan menjadi lelaki itu. Bahkan meski dengan kekurangan yang jaemin miliki, setidaknya lami pernah berdebar ketika bersamanya. Namun perasaan itu tidak pernah berkembang setiap kali lami ingat bahwa jaemin akan menjadi alat yang tepat untuk membalaskan rasa sakit hatinya pada hina. Lami tidak akan pernah membiarkan gadis itu bahagia setelah dia membuat jeno tidak pernah sekalipun menatap dirinya.
“Terima Kasih Sudah menyempatkan waktumu kemari”, Kata jaemin dengan senyuman hangat. Lami tersenyum tipis lalu berjalan mendekati jaemin.
“Kupikir kau sudah melupakanku setelah kau tahu bahwa kau adalah Na Jaemin”, kata lami sakratis.
“Jadi Kau menunggu telfon dariku?… jika begitu kupikir kau akan meminta maaf dan memohon agar aku menerimamu kembali… inikah Kim Lami Yang sebenarnya?”, Lami menyerigai lalu melipat kedua tangannya didada.
“Aku lupa jika kau tidak akan mendapatkan ingatanmu kembali…. benar… inilah kim lami yang sebenarnya… aku… seseorang yang egois dan ambisius”, Jaemin mengangguk mengerti.
“Baguslah, Kau akhirnya jujur padaku….. rasanya sangat aneh melihat dirimu sekarang… dulu aku begitu memujamu dan berpikir jika kau adalah satu-satunya gadis yang aku butuhkan…. tapi sekarang…. Kau seperti seorang penipu bagiku”
“Aku tidak membutuhkan kesan bagus darimu… karena kau hanyalah alat balas dendamku”, ketus lami.
“Jika kau berpikir untuk balas dendam pada jeno dan hina… pikirkan dulu… karena aku adalah lawanmu yang sebenarnya”, Lami bukannya takut dengan ancaman jaemin, dia justru tertawa terbahak-bahak.
“Kau bercanda?”, tanya lami masih mencoba menghentikan tawanya.
“Apa aku terlihat bercanda?…. sepertinya tidak”, jawab jaemin dengan wajah serius.
“Jadi Kau berpikir bisa melakukan sesuatu dengan tubuh lemah dan cacatmu ini?… kau bahkan tuli na jaemin, aku akan menghancurkan alat bantumu agar kau tidak bisa mendengar lagi….. dan lihatlah.. kau masih terbaring tanpa bisa berjalan sedikitpun sekarang… Kau itu lemah, bodoh dan cacat Na Jaemin!”, Jaemin tersenyum pahit lalu menggeleng.
“Kau pasti sangat tersiksa selama denganku… kau harus memakai topeng setiap hari dihadapanku… sayangnya kakakku tidak pernah tertipu dengan topengmu… aku menyesal pernah mempercayaimu dan berpikir pernah mencintaimu”, bohong jika lami berkata bahwa kata-kata jaemin tidak mempengaruhi dirinya, kenyataannya sekarang dia merasa hatinya terluka.
“Dan aku tidak pernah menyesal menjadikanmu alat balas dendamku”,
“Lalu… apa yang ingin kau lakukan lagi setelah berusaha membunuhku dengan bantuan haechan?”, Kedua mata lami seketika membulat. Tidak ada satu orang pun yang tahu jika dialah yang meminta haechan untuk membunuh jaemin. Dia sudah mengancam haechan agar tutup mulut. “Kau ingin menghancurkan jeno?, bahkan meski kau mencintainya?… kau ingin mencelakai se ron?… dan mungkin kau masih ingin aku mati agar hina menderita?… apa yang kau dapat setelah semua itu terjadi?”, Lami terdiam sesaat, dia bahkan tidak bisa menjawab pertanyaan itu.
“Haechan sudah menyesali perbuatannya, herin sudah tidak mau berurusan lagi dengan keluargaku…. dan… aku hanya menunggumu untuk menyesali perbuatanmu”
“Tidak Akan!”, teriak lami spontan. “Aku tidak akan menghentikan semua ini, bahkan meski aku hanya mendapatkan kepuasan… setidaknya aku tidak akan menderita sendirian… kau, hina dan jeno harus menderita sepertiku…. Jeno tidak pernah menatapku, sementara hina selalu menjadi penghalang bagiku, dan kau!….. kau selalu saja mendapatkan keajaiban dalam hidupmu… kau seharusnya mati maka hina akan menderita selamanya dan aku pastikan dia akan bunuh diri-”
“Apa kau sudah gila Kim Lami?”, Jaemin tidak bisa mempertahankan suara tenangnya lagi. Dia meinggikan suaranya karena ucapan lami yang sudah keterlaluan.
“Ya Aku Gila… aku gila karena Jeno tidak pernah mencintaiku… aku gila karena hina selalu mendapatkan cinta sementara aku tidak… dan aku gila karena kau berhenti memujaku”, Untuk sesaat hanya keheningan yang terjadi setelah ungkapan jujur lami. Jaemin dan lami hanya saling menatap sebelum akhirnya jaemin yang memalingkan tatapannya.
“Maaf jika aku menyakitimu… tapi hatiku bahkan sudah mencintai hina sejak 10 tahun yang lalu… dan… kami akan segera menikah-”
“Aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi… dunia tahu bahwa aku adalah kekasihmu dan sampai kau matipun seluruh dunia akan tetap mengingatmu sebagai kekasih kim lami, milik kim lami bukan gong hina…..dan seluruh dunia harus tahu jika jeno mempermainkanku…. dia akan menyesal tidak mencintaiku… aku akan membuat dia hidup tanpa cinta seperti apa yang aku rasakan… aku akan membuat kalian semua menyesal!”, Lami menghentakan kakinya kasar lalu pergi dari ruangan jaemin begitu saja.
Jaemin menaikan bahunya heran lalu mengambil ponselnya.
“Maaf… aku tidak bisa membiarkan kau melukai jeno dan hina lagi”, ujar jaemin sebelum menghentikan rekaman yang dia buat sejak lami datang.
“Paman Kim!”, Jaemin sedikit berteriak agar kai mendengarnya dan datang ke ruangannya.
“Bawakan Laptopku”,
“Tapi Tuan Jaehyun tidak mengijinkan Anda untuk memakainya-”
“isss… satu kali ini saja… ne?… ya paman ya… aku tidak akan memakainya lagi”, pinta jaemin dengan aegyonya.
“Jaehyun mungkin akan memarahiku-”
“Tidak akan… aku janji”, rayu jaemin lagi dan dengan terpaksa kai menuruti keinginan jaemin.
***
Setelah bertemu dengan Jaemin, hal pertama yang lami lakukan adalah mengunjungi ruangan Hina.
“Kau pikir aku akan membiarkan kebahagianmu bertahan lama?”, Hina mendesah pelan mendapati lami masuk begitu saja kedalam ruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
“Bisakah kau menghentikan keegoisanmu?… Tidakkah kau berpikir jika tindakanmu keterlaluan?… aku sudah berpisah selama 10 tahun lebih dengan jaemin… apa yang kau inginkan lagi?”, tanya hina masih bisa mengendalikan emosinya.
“Tidak akan aku hentikan sampai kau dan jaemin mati… kecuali jeno mau mencintaiku”
“kau pikir perasaan seseorang bisa dipaksakan?… jeno juga tidak bisa memilih, siapa yang harus dia cintai kim lami”
“Kalau begitu setidaknya dia berusaha belajar mencintaiku”
“Kau sudah gila”
“Aku memang gila dan aku akan melakukan apapun untuk mengancurkan kalian bertiga… tunggu saja!”, Lami menghentakan kakinya lagi lalu keluar dari ruangan hina. Hina mendesah kasar, dia tidak mengerti kenapa setelah 10 tahun lami masih saja bersikap kekanakan.
“Jaemin”, Hina tiba-tiba khawatir, jika lami sudah menemuinya itu berarti dia sudah menemui jaemin atau mungkin akan menemui jaemin. Hina tidak ingin lami memberi ancaman yang membuat jaemin berpikir keras.
***
“Apa kau benar-benar sahabatku?… sahabat macam apa yang tidak menjengukku, sementara aku sudah hampir 2 minggu dirawat dirumah sakit?… sangat mengecewakan… datanglah… kalau tidak, aku tidak akan bicara denganmu”,
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Voice
FanfictionAku tidak bisa mendengar semua suara didunia, tapi kenapa aku selalu mendengar suaramu dipikiran dan bahkan dihatiku??