***
Kedua mata indah itu akhirnya terbuka sempurna. Kedua mata itu menangkap sosok ayah, kakaknya dan gadis yang paling dia cintai sedang bicara padanya, mereka menangis dan tersenyum bahagia. Jaemin berusaha mencerna apa yang terjadi, kenapa dia bisa terbaring ditempat yang mungkin adalah rumah sakit. Jaemin tidak ingat jika dia sempat bertemu dengan hina sebelum pingsan.
"Jaemin-ah", jaemin hanya bisa mengedipkan matanya secara perlahan. Dia tahu kakaknya pasti memanggil namanya meski jaemin tidak bisa mendengarkan apapun. Jaemin ingin bicara tapi dia tidak bisa menemukan suaranya. Jaemin ingin bergerak tapi tenaganya seolah tidak ada. Jaemin akhirnya hanya terdiam, menatap sendu ayah, kakaknya dan hina yang masih bicara dengannya. Jaemin seperti menonton televisi yang suaranya disenyapkan, dan itulah hidupnya selama 10 tahun terakhir.
"aku akan memeriksa jaemin sebentar paman... sepertinya jaemin harus menjalani pemeriksaan tambahan", kata hina untuk menenangkan yoon ho dan jaehyun. Mereka panik karena jaemin sama sekali tidak bergerak ataupun bicara, jaemin hanya mengedipkan matanya beberapa kali.
Hina memeriksa kondisi jaemim sebentar sebelum dia keluar untuk memanggil taeyong.
"Sayang", sembari menunggu hina dan taeyong. Yoon ho dan jaehyun dengan setia mengenggam erat tangan jaemin dan bahkan memberikan kecupan di keningnya, mereka berterima kasih karena jaemin telah kembali.
"Aku mencintaimu... jangan meninggalkan ayah lagi",
Jaemin mengedipkan matanya sebagai jawaban atas permintaan ayahnya. Setidaknya ayahnya melakukan bahasa isyarat dengan gerakan lambat jadi jaemin masih bisa mengerti.
"Maafkan Ayah",
Jaemin mengedipkan matanya sekali lagi dan tanpa terasa air matanya terjatuh dari ujung matanya. Jaehyun dengan sigap menghapus air mata adiknya meski dia sendiri ikut menangis.
"Jangan menangis...kau akan baik-baik saja",
Jaemin tidak mengedipkan matanya melainkan menangis lebih banyak menatap wajah kakaknya yang begitu pucat dan lebih tirus. Betapa jaemin ingin sekali mengatakan jika dia sangat menyesal dan betapa dia mencintai ayah dan kakaknya.
Jaehyun menggeleng pelan, melarang adiknya menangis lagi tapi pada akhirnya dia membiarkan jaemin menangis, dia pikir mungkin adiknya tidak bisa menahan kesakitan yang dia rasakan.
"Maafkan hyung... maaf sayang... ini semua karena kebodohanku",
Jaemin ingin menggeleng tapi bahkan tenaga untuk menggeleng pun dia tidak punya. Dengan segala tekad dan sisa tenaganya, jaemin berusaha keras menggerakan tangannya. Dia berharap bisa menggapai wajah kakaknya dan menghapus air matanya.
"Kau perlu sesuatu??.. katakan pada hyung, bagian mana yang sakit??",
Jaehyun mengenggam erat tangan jaemin dan setidaknya itu membantu jaemin untuk bisa menyentuh wajah kakaknya. Merasakan tangan adiknya ingin bergerak, jaehyun meregangkan genggamannya dan membiarkan jaemin meraih wajahnya, jaemin akhirnya bisa menghapus air mata kakaknya. Jaemin bisa menyentuh mata jaehyun yang kini dihiasi lingkaran hitam, kakaknya itu pasti kurang tidur.
"Maaf.... Biarkan aku memeriksa jaemin", jaehyun melepaskan tangan adiknya, menciumnya sebentar sebelum membantu ayahnya menjauh dari ranjang jaemin agar taeyong dan tim medisnya bisa memeriksa jaemin dengan leluasa.
"Kami akan melakukan tes sekali lagi di kepalanya", Yoon ho dan jaehyun hanya bisa mengangguk setuju membiarkan tim medis membawa jaemin keruang pemeriksaan.
***
"Jaemin sudah sadar", mark, ji sung dan renjun menoleh ketika tiffany datang dengan membawa kabar yang sudah mereka tunggu-tunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Voice
FanficAku tidak bisa mendengar semua suara didunia, tapi kenapa aku selalu mendengar suaramu dipikiran dan bahkan dihatiku??