Confession

1.3K 138 7
                                    

***
Jaemin tahu bahwa hina mengikutinya tapi dia membiarkannya karena tidak ingin berdebat lagi. Meskipun jaemin tahu bahwa risikonya adalah hina akan menghentikan apapun yang ingin jaemin lakukan. Jaemin terus melangkahkan kakinya dan sesekali memeriksa ponselnya, jaemin ingin menemui lami. Jika lami tidak punya niatan bertemu dengannya maka dia yang akan menemui lami dan meminta penjelasan dari Lami Sendiri. Jaemin ingin meyakini jika lami sudah berubah dan dia ingin mendengarnya langsung dari lami.

Hina tersenyum pahit ketika dia menyadari jika tujuan jaemin adalah rumah lami. Dia mengkhawatirkan jaemin setengah mati, tapi jaemin ternyata hanya memikirkan lami. Tentu saja jaemin akan mencari lami, dia adalah pacarnya.

Ketika Jaemin sudah sangat dekat dengan Rumah Lami, Sebuah mobil tiba-tiba melintas dan berhenti tepat didepan pintu gerbang rumah Lami. Entah apa yang ada dipikiran jaemin tapi dia memilih untuk bersembunyi dan sontak hina ikut bersembunyi.

“Apa yang jaemin lakukan?”, hina semakin penasaran  tapi matanya seketika membulat ketika menyadari jika mobil itu adalah mobil Jeno.

“Jeno?.... apa yang dia pikirkan?”, hina spontan keluar dari persembunyiannya saat jeno keluar dari mobilnya hanya untuk membukakan pintu mobil untuk lami.

“Biar aku saja”, Sontak hina menoleh saat jaemin menahan tangannya.

“Tapi-…. Itu… kau-“

“Aku sudah tahu”, Jawab Jaemin Dingin tapi itu justru membuat hina khawatir, apa yang sudah diketahui jaemin?... kenapa dia bersikap tenang melihat jeno dan lami.

“Ne?”, Jaemin tidak punya niat untuk menjelaskan kepada hina. Jaemin hanya diam menyaksikan jeno dan lami berbicara, dan terlihat sekali jika lami menyukai jeno. Dia berbicara dengan mata berbinar, dia bahkan tidak segan memainkan lengan jeno, terlihat begitu manja. Sebuah Kejadian yang mungkin tidak akan pernah dilupakan oleh jaemin adalah ketika lami dengan mudahnya mencium pipi jeno tepat dihadapan jaemin sendiri.

“Jaemin-ah”, Hina panic, meskipun jaemin tidak bicara tapi kedua tangannya menggepal begitu kuat. Hina yakin, jaemin benar-benar marah.

“Bukankah aturan main ketika berpacaran dengan seseorang kita tidak boleh mencium orang lain?”, tanya jaemin sambil berbalik menghadap hina.

“itu….i…iya”, jawab hina ragu. Jaemin mengangguk pelan, melangkahkan kakinya mundur lalu berbalik lagi. Jaemin sudah memutuskan bahwa dia tidak bisa melanjutkan hubungannya dengan lami. Hina ingin sekali menghentikan jaemin tapi dia tidak punya hak ikut campur dengan hubungan lami dan jaemin.

“Jadi Kau tidak pernah menghubungiku karena menghabiskan waktu dengan jeno?”, Lami dan Jeno terlonjak dengan kehadiran jaemin yang begitu mengejutkan. Bahkan jeno sendiri tidak menyangka jaemin akan mengetahui keburukan lami lebih cepat.

“Jaemin-ah… kau disini?”, Lami yang sejak tadi menggenggam erat tangan jeno, dengan cepat melepaskan tangannya dari jeno. “Kami baru saja selesai meeting jadi jeno mengantarku… sebenarnya aku akan kerumahmu besok.. jeno bilang kau menggurung diri… kau baik-baik saja?... kau sudah makan kan?”, tanya lami seolah dia khawatir. Lami berniat memeluk tubuh jaemin tapi dengan cepat mendorong Lami agar menjauh.

“Tidak usah berpura-pura peduli padaku….Kau tahu bahwa aku sudah sangat marah karena keluargaku membohongiku… tapi tak kusangka, seseorang yang kuanggap sebagai malaikatku juga membohongiku”

“Apa… apa maksudmu?... aku tidak-“

“Kau dikeluarkan dari SM kan?.... Kau Kim Lami… Kau mengenal adikku juga… Kau mengenal Hina, Jeno, Mark hyung, Ko eun nuna, dan juga renjun…. Tapi kau berpura-pura tidak mengenal mereka”

“itu.. aku-“

“Kau juga membully adikku!... Kau tidak berubah… iya kan?... kau membully hina karena berpikir hina dan jeno berpacaran… Kau menyukai Lee Jeno!... apa kau mendekatiku karena berpikir bahwa aku adalah Na Jaemin?... kau ingin balas dengan pada hina?”

“Jaemin itu semua salah… aku tahu aku salah sudah berbohong tapi jaehyun oppa memintaku untuk-“

“Jaehyun Hyung Membencimu!”, Lami membeku, jaemin sedang menatapnya begitu tajam dengan telunjuknya yang tepat menujuk wajah lami. “Aku tahu sekarang kenapa Jaehyun Hyung membencimu… kenapa jaehyun hyung hanya mengijinkan hina yang ada disisiku…. Jaehyun hyung tidak mungkin meminta sesuatu darimu… berhenti berbohong!”, Jaemin menurunkan telunjuknya, memejamkan matanya dan berusaha mengambil nafas sebanyak-banyak agar emosinya sedikit menurun.

“Tadinya… aku berharap bahwa apa yang aku simpulkan salah… aku berharap bahwa kau bukanlah kim lami yang ada dalam daftar siswa yang di DO, aku berharap bahwa kau sudah berubah dan.. bahwa hatimu juga sudah berubah…. Tapi ternyata tidak…. Kau belum berubah… aku…aku bukanlah Na Jaemin, tapi aku…Aku akan melindungi Hina seperti Jaemin melindunginya dari kau dan teman-temanmu itu…. Jangan pernah mendekati hina lagi… dan KAU!”, Jeno menahan Nafasnya ketika jaemin kini menatap tajam dirinya.

“Jaemin memintamu untuk menjaga hina tapi kenapa sekarang kau justru terjatuh pada gadis yang sudah pernah membuat hina menderita?.... akhirnya kau menyukainya?... kalau begitu putuskan pacarmu dan jangan pernah kau menemui hina…. Kau menghianati kepercayaan adikku…mulai saat ini Hina adalah tanggung jawabku!.... dan Kau bukanlah sahabat adikku lagi!”, Jaemin menghentakkan kakinya kasar. Pergi menjauhi jeno dan lami, melangkahkan kakinya kehadapan hina lalu menarik gadis itu pergi bersamanya.

Jeno tersenyum, meskipun jaemin membencinya setidaknya dia sudah membuka mata jaemin. Jaemin hanya mencintai hina, dan sekarang jeno yakin hina akan mendapatkan kebahagiaannya kembali bersama dengan jaemin.

“Jen…aku”, Lami menundukkan kepalanya, dia menangis sambil memeluk tubuh jeno begitu erat.

“Jangan menangis”, kata jeno lembut, meskipun dalam hatinya jeno merasa jengkel dan muak. Akhirnya setelah ini dia bisa menjauh dari lami.

“Aku berbohong demi kebaikan jaemin....aku tidak punya niat untuk menyakiti hina… sama sekali tidak jen… kau percaya padaku kan?”, lami mendongkan kepalanya dan berharap jeno akan mengangguk.

“Iya aku tahu… tapi… Apakah yang dikatakan jaemin itu benar?.... bahwa kau masih menyukaiku?”, Lami dengan cepat melepaskan pelukkannya pada jeno dan menghapus air matanya.

“Tidak apa-apa… aku hanya ingin memastikan karena kau tadi mencium pipiku”, kata jeno masih lembut.

“Itu…aku…sungguh maafkan aku jen..aku… aku tidak seharusnya melakukan itu…kau…kau sudah punya pacar dan…aku juga”, sesal lami dengan gugup.

“Jadi kau benar-benar menyukaiku?”, dengan ragu lami mengangguk pelan, tapi setelah itu dia buru-buru masuk kedalam rumahnya tanpa menunggu reaksi jeno.

“Tinggal selangkah lagi maka jaemin dan lami akan putus… Aku harus menyelesaikannya lebih cepat dan membuatnya menyesal kembali ke korea”, Jeno tersenyum sinis lalu masuk kedalam mobil. Saatnya memberi tahu jaehyun jika jaemin keluar dengan hina, mereka harus memastikan jaemin selamat dari incaran haechan dan SH Company.

***

“Gwaenchana?”, Jaemin tidak menjawab. Setelah menarik hina pergi dari rumah Lami, kini jaemin dan hina sedang duduk disebuah bangku taman di Sungai Han.

“Jaemin-ah”

“Tidak ada yang mencintaiku seperti semua orang mencintai jaemin-“

“Berhentilah bicara seperti itu… semua orang mencintaimu jaemin-“ jaemin menggeleng cepat lalu tersenyum miris.

“Kau sangat mencintai adikku… bahkan kau menunggunya hingga puluhan tahun… Lami tidak mencintaiku, dia hanya memanfaatkanku”, Mengingat hal itu, hina merasa perlu bicara dengan Jeno setelah ini. Apa yang sebenarnya dia pikirkan dengan membiarkan lami mendekatinya, bukankah dia sangat membenci lami?

“Sebaiknya lupakan itu dulu… bagaimana jika sekarang kita makan?... kau belum makan sama sekali selama 2 hari.. kau juga tidak minum obat-“

“Bisakah kau tidak mengingatkanku tentang obat itu?!”, hina mengulum bibirnya, jaemin benar-benar pemarah sejak tahu kenyataan yang sebenarnya.  “Maaf… aku tidak bermaksud memarahimu”, sesal jaemin sambil mengusap wajahnya gusar.

“Aku bingung”, lirih jaemin pelan. “Aku…. ada banyak hal yang mengganjal didalam pikiranku tentang semua yang terjadi dimasa lalu… tapi aku bingung harus memulainya dari mana….aku….aku ingin mencari tahu semuanya tapi kau…. Kenapa kau selalu saja membuatku tertahan?... permintaanmu agar aku tidak mencari tahu lebih banyak membuatku tersiksa….. kenapa aku selalu takut membuatmu khawatir?.... kenapa aku selalu berharap kau tidak membohongiku?,…. Dan aku berharap bahwa kau adalah satu-satunya yang akan berdiri disampingku dan yang akan selalu member tahuku yang sebenarnya”, hina tidak bisa menjawab, sebuah kebahagiaan baginya jika itu yang benar-benar jaemin rasakan. Tapi hina tidak bisa memberi tahu jaemin yang sebenarnya.

“Aku sudah memberi tahumu apa yang terjadi di masa lalu… apa yang menganggu pikiranmu lagi?.... aku mohon jangan berpikir terlal keras-“

“Apa aku akan mati jika aku berpikir terlalu keras?... itu yang kau takutkan?... apa karena hal itu keluargaku tidak pernah memberi tahuku?... apakah penyakitku begitu serius?.... Apakah aku benar-benar selemah itu?.... Jika memang aku harus mati maka biarkan saja aku mati dengan mengetahui segalanya… akan lebih baik jika aku mati dengan mengetahui segalanya dibandingkan aku hidup penuh dengan kebohongan”

“Jaemin-ah-“

“Kau mencintai adikku, kenapa begitu peduli aku mati atau tidak?..... apa karena wajah kami yang mirip?... kau takut tidak akan melihat wajah ini lagi?.... atau kau hanya menjalankan tugasmu sebagai dokterku?... maaf tapi aku tidak peduli jika itu yang kau pikirkan…. Aku dan dia berbeda… aku juga akan mati kapanpun itu dan aku tidak berharap kau akan menyembuhkanku karena wajah ini… selamatkan aku jika itu memang untukku bukan untuk Na Jaemin!”

“Aku Mencintaimu”, lirih hina pelan tapi jaemin masih bisa mendengarnya.

“Katakan saja pada adikku!... pulanglah dan berhentilah menjadi dokterku!”, Jaemin berdiri dari tempat duduknya dan berniat pergi dari hina tapi pertanyaan hina mengurungkan niatnya untuk pergi.

“Kau Mencintaiku?.... Apakah kau berharap aku mencintaimu seperti aku mencintai na jaemin?”,

“Tidak!... Berhenti Bercanda!” tegas jaemin meskipun sorot matanya menyiratkan keraguan.

“Kau bertanya padaku kenapa aku selalu muncul didalam mimpimu, kenapa suaraku selalu menghantuimu, kenapa kau selalu mengkhawatirkanku… dan kenapa kau sangat berharap aku tidak akan membohongimu dan aku akan selalu berada disisimu…..kau mencintaiku jaemin-ah…. Itu adalah tanda bahwa kau mencintaiku… bahwa aku selalu ada didalam hati dan pikiranmu…kau mencintaiku”,

“Kojitmal”, jaemin menggeleng pelan. Dia ingin menyangkal semua yang hina katakan karena dia sendiri tidak pernah merasakan hal itu pada lami.

“Kau Tahu kenapa aku mengkhawatirkanmu?... kenapa aku begitu peduli padamu?... awalnya memang aku melakukan itu karena na jaemin, tapi… semakin lama aku sadar bahwa kalian sangat berbeda…. Bahwa Na Jaeminku sudah tiada dan tidak mungkin untuk kembali lagi….. aku…aku menerima dirimu sebagai Jung Jaemin….dan semakin lama aku menyadari bahwa aku mulai menerimamu dan mencintaimu…. Aku tidak ingin kehilangan dirimu seperti aku kehilangan Na jaemin… aku tidak ingin ditinggalkan untuk kedua kalinya”,  Buliran air mata menetes membasahi wajah jaemin dan hina. Kedua pasang mata itu saling menatap begitu dalam, menelisik sebuah kebohongan di dalam mata itu.

“Tidak-“, Jaemin masih berusaha mengelak. Dia tidak ingin dilukai lagi setelah begitu percaya dengan ucapan hina.

“Aku Mencintaimu…. Sangat mencintaimu”

“Aku Juga Mencintaimu Sayang”, Hina dan Jaemin Spontan menoleh kearah suara yang baru saja membalas ucapan hina.

“Hai Sayang Lama tidak berjumpa”, Sapa Haechan dengan wajah sumbringahnya. Hina mengumpat dalam hati, dia sungguh tak mengira haechan akan muncul melihat jaemin secara langsung. Hina buru-Buru memperbaiki masker jaemin dan berdiri didepan jaemin.

“Wuah… Apa kau sekarang sedang melindungi pacar barumu?”, tanya haechan sinis. “Ah Tidak… dia bukan pacarmu… bukanlah dia sekarang Pacar Lami Kim?... dan… Bukankah Dia Cinta Pertamamu itu?... Na Jaemin?”,

“Jangan bicara sembarangan Lee Haechan!.. Pergi saja dari sini dan jangan pernah kau menganggu hidupku lagi!”, Jaemin menerka-nerka, wajah dan nama laki-laki itu terlihat familiar di matanya. Jaemin memejamkan matanya sebentar sebelum akhirnya dia ingat jika haechan adalah CEO LS Entertaiment yang Bekerja sama Dengan SH Company untuk menyerang perushaan Kakaknya.

Setelah mengetahui kenyataan yang sebenarnya, Jaemin menacari semua berita tentang perusahaan kakaknya, dan berita yang terkait dengan keluarganya. Jaemin juga ingat jika dia adalah mantan pacar hina karena jaemin juga menemukan foto hina bersama dengan Haechan.

“Dia mengenal Adikku?”, tanya jaemin dengan suara pelan. Hina terdiam, haruskah dia member tahu jaemin jika haechan adalah sepupu tirinya?

“Gong Hina”, Panggil jaemin dengan tajam.

“Dia sepupu tiri kalian, Na Haechan”, jawab hina akhirnya. Jaemin membulatkan kedua matanya sempurna lalu menatap tajam haechan. Entah kenapa emosinya kembali memuncak. Dia ingat bahwa Jaemin disiksa oleh bibi dan juga sepupu tiri mereka.

“Jadi Kau adalah sepupuku?”, Tanya Jaemin sedikit tajam sambil mendorong hina agar tidak menghalanginya mendekati haechan.

“Ooo… Wae?... Kau merindukanku?... Kau tidak menyangka aku akan tahu jika kau ternyata masih hidup?”, tantang haechan dengan santainya.

“Tentu saja aku merindukanmu… aku sudah lama ingin bertemu denganmu”

Bughhh

“Jaemin!”

“Tuan Lee!”, Haechan jatuh tersungkur setelah jaemin memberikan pukulan kuat diwajahnya.

“Itu untuk Adikku yang sudah kau siksa 10 tahun yang lalu!”, Jaemin berusaha memukul haechan lagi tapi sehun buru-buru mendorong jaemin hingga jaemin juga jatuh tersungkur.

“Agkhhh”

“Jaemin-ah”, Hina bergegas membantu jaemin untuk bangun tapi jaemin buru-buru mengelak dan berdiri tanpa bantuan hina.

“Jaemin jebal… jangan begini,… kau bisa terluka”, pinta hina memohon tapi jaemin tidak peduli. Dia benar-benar sangat ingin menghajar haechan detik ini juga.

“Aku Tidak akan memaafkanmu!”, Jaemin berusaha menghajar haechan lagi tapi sehun dengan sigap menghalau dan menghadapi jaemin.

Dengan tangan bergetar hina mengambil ponsel dari dalam tasnya. Yang ada didalam pikirannya dalah jeno. Dia harus meminta bantuan sebelum semuanya terlambat.

“Jen jaemin…. Cepatlah kemari… kami-“

“Tidak semudah itu gong hina!”, haechan mengambil paksa ponsel milik hina lalu melemparnya begitu saja ke tanah.

“Apa maumu Lee Haechan?!... Apa kau sudah gila?!... Dia bukan Na Jaemin!... jika kau ingin balas dendam padaku lakukan padaku saja jangan pada jaemin!”,

PLakkk, Hina menyentuh pipinya dan menatap haechan tak percaya. Dia baru saja menampar hina dan itu sangat keras.

“wae?... kau pikir aku tidak akan menampar seorang wanita?... ouh yang benar saja… kau juga menamparku dan itu dihadapan banyak orang….kau pikir aku akan bersikap baik padamu hanya karena aku mencintaimu?... tidak!.. aku tidak akan bersikap baik pada gadis yang hanya memuja sepupu sialan ku itu!... kau-“

Bughhh

Haechan kembali jatuh tersungkur, jaemin menarik hina kebelakangnya dan menatap sehun dan haechan bergiliran.

“Itu untuk Hina yang sudah kau bohongi dank au sakiti!...Cih!”, hina menganga tak percaya. Jaemin baru saja meludahi wajah haechan.

“Kurang Ajar!”, Sebelum Haechan berhasil memukul jaemin, jeno sudah terlebih dahulu menyerangnya.

“Usaha yang bagus Na Haechan!”, sinis jeno.

“Pulanglah bersama Paman Kwanghee”, hina mengangguk dengan cepat, menarik jaemin pergi bersama dengannya meski jaemin sebenarnya enggan untuk pergi.
***

#####

Your VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang