***
Haechan mengedarkan pandangannya, tiba-tiba saja dia merasa cemas karena hina tak kunjung kembali. Acara pertunangan sudah selesai dan haechan berniat memberikan selamat kepada mark dan juga ko eun.“Selamat ya Tuan Lee”, Kata Haechan dengan senyuman tulusnya. Mark tersenyum tapi matanya mencari sosok hina, jeno dan renjun.
“Anda tidak datang dengan hina?… kupikir tadi aku melihat hina”, tanya mark akhirnya.
“Ah ne… dia sedang pergi ke toilet, sebentar lagi mungkin akan kembali”, haechan berusaha tersenyum tapi didalam hatinya dia sedang cemas. Mungkinkah Jeno membawa Hina pergi tanpa sepengetahuannya?, tapi pacar jeno masih ada disini, apa dia meninggalkan pacarnya untuk hina?
Haechan akhirnya pergi ke toilet untuk mencari hina, tapi sebelum dia masuk kedalam toilet wanita, haechan melihat Jeno Berlari terburu-buru dengan hina yang tidak sadarkan diri di gendongannya.
“Hina”, Secepat mungkin haechan berlari untuk mengerjar Jeno.
“LEE JENO!”, Sebelum Jeno membawa hina masuk ke dalam mobilnya haechan dengan cepat mencengahnya. Jeno menatap tajam haechan dan ingin sekali dia mengumpat karena dia menghalangi jeno.
“Apa yang kau lakukan pada hina?… kenapa hina pingsan?”, tanya haechan sambil berusaha mengambil hina dari gendongan jeno.
“Singkirkan tanganmu dari hina!”, Tegas Jeno. “Menyingkir dari sini!, jangan pernah berpikir untuk mendekati hina selama ada aku disisinya!”, haechan menautkan kedua alisnya. Dia masih belum mengerti dengan sikap protective jeno pada hina.
“Aku pacarnya tuan Lee, Apa kau lupa itu?”
“Tidak… tentu saja tidak… tapi hina adalah tanggung jawabku!”
“Kau menyukai hina?…. jika dia hanya sahabatmu kenapa kau mengatur hidupnya?”, Haechan sudah tidak bisa sabar dengan sikap jeno. Jika dia memang menyukai hina, mereka bisa bersaing dengan sehat bukannya saling mengaku paling berhak atas hidup hina.
“Kau sedang bertanya padaku?…. jika kau bertanya seperti itu 10 tahun yang lalu maka jawabannya adalah iya… tapi sekarang jawabannya tidak… karena sampai kapanpun baik aku maupun kau tidak akan pernah bisa memiliki hati hina!”, Jeno menyenggol tubuh haechan hingga dia bisa membawa hina masuk kedalam mobilnya.
“Jeno-ya!”, Sebelum jeno masuk kedalam mobil renjun dengan cepat berlari menghampirinya.
“Renjun-ah…. tolong ajak se ron bersamamu… hina pingsan dan aku akan membawanya pulang”, renjun mengangguk dengan cepat, dia juga khawatir melihat hina tak sadarkan diri.
“Hati-hati”, Jeno mengangguk. Dia masuk kedalam mobil dan membawa hina pergi dari sana.
“Kau juga teman hina kan?”, Tanya haechan pada renjun.
“Ne… ah… tolong maafkan sikap jeno… dia memang sedikit tempramen”, kata renjun sambil membungkuk. Dia tahu sekali jika jeno tidak suka dengan haechan.
“Boleh aku bertanya sesuatu padamu?”,
-
“Kami bersahabat sejak SMA, aku datang lebih akhir… dulu hina, jeno, dan…” renjun menahan nafasnya sebentar. Dia berpikir apakah dia akan sanggup menyebut nama itu.
“dan satu orang lainnya bersahabat lebih dulu-”
“Dia laki-laki yang dicintai hina?”, tebak haechan. Dia tahu jika hina masih tidak bisa melepaskan laki-laki yang merupakan cinta pertamanya tapi dia tidak tahu bagaimana detailnya.
“Iya… “
“Jeno bilang dia menyukai hina dulu… apakah mereka terjebak dalam cinta segitiga?”, tebak haechan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Voice
FanfictionAku tidak bisa mendengar semua suara didunia, tapi kenapa aku selalu mendengar suaramu dipikiran dan bahkan dihatiku??