Efflorescence 7

581 103 27
                                    


Efflorescence

Story by: Fi (@Polaris183)
Length : Chaptered

Warn! BxB area! Homophobic? Saya tidak sarankan baca!

VKook (V/Kim Taehyung x Jeon Jungkook)

V/Taehyung sentris!

______________________

Saya membuang napas jengah saya untuk yang entah keberapa kali.

Saya sedang berada di sebuah kafe, omong-omong. Di tengah hiruk pikuk kawasan Hongdae yang ramai muda-mudi. Berpasangan. Di malam minggu begini.

"Huhh..." saya mendengus. Makanan di mangkuk cuma saya aduk-aduk pakai sumpit tanpa ada niat menandas.

Saya bertopang dagu, bosan. Sekaligus merutuki kebodohan yang mau-mau saja di tarik kesini oleh orang gila yang malah bermesraan di depan saya.

Tadi sore, sepulang saya dari kediaman Jungkook, sebenarnya saya berencana untuk tidur-tidur santai mumpung tidak ada pekerjaan. Sayang, semua pupus saat si gila Jimin menekan bel apartemen saya seperti orang kesurupan.

Sewaktu dibukakan pintu, senyuman lebar yang dia tampilkan, saking lebar saya sampai kira giginya sudah separuh mengering.

Dia menyelonong begitu saja ke arah kamar saya, ambil satu mantel, kemudian langsung menyeret saya ke parkiran, dimana istrinya sudah menunggu di dalam mobil elantra biru metaliknya.

"Kau ini kenapa, sih, Kim? Bosan? Makanannya tidak enak? Mau pindah tempat? Bilang saja lah... jangan uring-uringan seperti Yoongi kalau aku lupa tidak kirim uang. ADUDUH--" Jimin, orang yang seenaknya menarik saya ke tempat ini, histeris mengaduh-aduh ketika pinggangnya dicubiti kesal. Setelahnya, dia malah tertawa-tawa. Hm... saya pikir-pikir lagi, mungkin dia ini sudah lama menjadi masokis bermodal cinta.

Saya ini merasa miris sendiri, sumpah. Saya kira cuma saya saja yang sendirian tidak bawa gandengan, sementara seluruh meja hampir rata diisi pasangan bahagia yang sedang berkencan. Bahkan Jimin saja bawa istri!

Semakin parah saya tumpuk kesal seiring bertambahnya kalimat Jimin. Iya. Situasi sialan ini diciptakan Jimin yang sudah mau saya umpati setewas-tewasnya kalau tidak ingat saya punya gelar sarjana. Pssstt... jangan ingatkan saya perihal telepon kemarin, saya sedang berusaha melupa perihal itu!

Tring! Saya banting kesal sumpit saya hingga berbunyi nyaring sebab terbentur mangkuk keramik. Jimin dan istri gulanya, Yoongi, berhenti bercanda dan malah kebingungan menatap saya.

Lantas mereka berpandangan, berkirim kode lewat tatap mata, kemudian berdehem-dehem canggung sebelum penuh beri atensi kepada saya.

"Em..." Si gila itu mulai dengan dengung, saya hanya beri dia satu tatapan datar. "Eheheh..." Bukannya lanjut menjawab, dia justru cengengesan tidak jelas. Andai tidak di tempat umum, sudah saya geplak kepalanya pakai nampan.

Saya garuk-garuk dahi. Frustasi. Lihat wajah sinting Jimin, saya tambah frustasi.

Tteokbokki yang warna merahnya menggoda, tidak lagi menggugah selera. Malah mau saya siramkan saja kuahnya pada orang di depan saya. Tapi tidak termasuk Yoongi, lelaki itu terlalu manis untuk terkotori saus. Lagipula, saya takut dicakar. Istri Jimin galak soalnya.

"Apa sebenarnya tujuanmu ajak saya ke sini, ini, hah?"

Jimin ubah raut idiotnya, teman saya sedari kecil itu tersenyum manis, terkesan dewasa dan kebapakan sekali. Auranya berbeda. Itu yang mampu saya simpulkan.

"Kami ingin rayakan sesuatu, sebenarnya," ini Yoongi yang ungkap.

"Apa?"

Jimin tersenyum-senyum lagi, "Sebentar. Sabar dulu, dong. Tunggu yang lain datang terlebih dahulu, Kim."

Efflorescence |VKook/TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang