Efflorescence
Story by: Fi (@Polaris183)
Length : ChapteredWarn! BxB area! Homophobic? Saya tidak sarankan baca!
VKook (V/Kim Taehyung x Jeon Jungkook)
V/Taehyung sentris!
Note: Teruntuk kamu pembaca gelapku, sesulit itukah jemarimu pencet tombol bintang? Gratis, Yang. Nggak bayar!
Kritik saran diterima, mau ngumpatin aku juga nggak masalah, nanti tak umpati balik...
Enak toh?
Rekomendasiin juga ke vkook shipper terdekatmu biar makin rame, kuy!
______________________Tok tok
Sekat berbahan kayu milik Jungkook saya ketuk perlahan. Menunggu dalam hening beberapa menit, tak ada jawaban. Saya jadi heran, yakin betul kok kalau tadi Jungkook masuk kamar.
"Jungkook? Sayang?"
Oh iya, omong-omong, saya sudah berani lebih lancang lho sering panggil Jungkook pakai 'Sayang'. Kasih selamat dong buat saya.
Cklek... Yash! Akhirnya dibuka juga. Jungkook ternyata harus dipanggil sayang dulu baru mau buka pintu.
Senyum saya luntur seiring lamat saya dapati resah dalam airnya. Saya ditarik masuk, dan dia langsung menutup pintu tak sabaran dengan satu kali putaran kunci. Lantas dia tampak mondar-mandir sejenak, dengan tangan kiri terkacak dan tangan kanan yang memijit pelipis pertanda frustasi.
"Jungkook,"
"Akh!"
Saya kaget bukan main begitu dia merintih, dia terjingkat saat saya menyentuh pundaknya untuk hentikan aktivitas tak jelas itu --mondar-mandir, berkacak pinggang, dan memijit pelipis itu agak tak jelas menurut saya. Saya bersumpah, tak sedikitpun saya remas kuat pundak rapuh itu, tapi reaksinya luar biasa. Keringat dingin tercucur di dahi seraya dia pasang kernyitan di muka seakan menahan sakit, dia saya tuntun untuk duduk di tepian ranjang. Saya tak tega melihat dia begitu.
Terdorong rasa penasaran dan curiga, jemari saya tergerak hendak membuka resleting jaket yang dikenakannya. Masa bodoh dan memilih sejenak mendungu dari penolakan tegas yang dia beri. Jungkook tahan tangan saya di pangkal leher sekuat tenaga dengan gelengan dan tatap permohonan.
Sayangnya saya tak akan lagi mau mundur. Saya butuh sebuah jawaban pasti guna hilangkan kegamangan dalam hati, sebisa mungkin saya kupas sampai ke inti. Saya sudah capek, jujur saja.
"Jungkook," dongakan kepala yang saya dapat sebagai balasan atas ancaman yang terlontar melalui nada.
Putus asa, dia meminta, "Jangan mas... ku mohon," lirihnya.
Ini kalau kamar Jungkook tak ada peredamnya, saya yakin akan langsung kena gerebek sebab dikira cabul. Lirihan Jungkook sudah sebelas-dua belas macam anak gadis yang dipaksa bersetubuh.
Ah, sial. Pikiran saya jadi melayang membayangkan halus lembut kulit putih Jungkook di balik fabrik itu. Pasti akan cantik sekali kalau saya beri ia ruam merah keunguan di beberapa bagian sebagai bukti cinta.
Hish! Saya menggeleng-geleng enyahkan pikiran kotor yang kerap kali datang cuma karena hal-hal ambigu yang tak sengaja terbuat. Lirihan Jungkook tadi, misalnya, itu menggugah jiwa perjaka saya uuntuk meliar, betulan. Si manis itu sampai ubah tatapan memohonnya menjadi kernyitan dahi bingung.
"Lepas, Jungkook."
Dia menggeleng brutal, lagi. Bulir keringat dingin mengucur deras sejak tadi, mulai melepekkan helai surai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Efflorescence |VKook/Taekook
FanfictionEfflorescence (V.) Blooming, flowering "Mendapatkannya yang seindah bunga mekar itu seperti mencari jarum dalam jerami. Sulit. Peluangnya hanya satu di antara sekian ribu." -kata saya pada diri saya sendiri. BTS Fanfiction. VKook/Taekook [Kim Taeh...