Efflorescence 14

454 87 10
                                    


Efflorescence

Story by: Fi (@Polaris183)
Length : Chaptered

Warn! BxB area! Homophobic? Saya tidak sarankan baca!

VKook (V/Kim Taehyung x Jeon Jungkook)

V/Taehyung sentris!

Baca note bawah please...

______________________

"Mas Kim,"

Panggilan lirih dan tarikan napas panjangnya membuat saya yang tadinya meletup-letup, meluruh seketika. Rasa sabar yang tadi hampir kosong, seakan sedikit demi sedikit kembali memenuhi bejana hati. Menatapinya yang menunduk takut dengan remasan kedua tangan yang mengepal di atas paha, sukses membuat saya merasakan sekali lagi apa itu namanya rasa bersalah. Tidak seharusnya saya buat dia begini.

Jika saja tadi tak keburu kesal, mungkin saya masih bisa membujuknya bercerita perihal apa masalahnya, sampai dia menjadi sebegini takut nyaris seperti orang trauma.

Saya simpul senyum di bibir, menariknya masuk dalam satu rengkuh lembut yang dibalas usakan di dada olehnya yang kini meremat kemeja saya. Mungkin sudah kebiasaan, di mana dia yang tengah resah akan otomatis meremat pakaian orang yang menenangkannya.

"J-jangan marah..." mohonnya. Terdengar begitu sakit di telinga. Saya bisa merasakan degup jantungnya yang berderu cepat tak karuan. Dia yang tadinya sudah ketakutan dengan suatu hal, semakin takut begitu saya meledak seperti tadi.

Jungkook tidak pernah melihat saya sedemikian kesal di hadapannya.

Rambutnya yang dia biarkan memanjang saya sugari dengan jemari. Saya selipkan anak rambut ikal lembutnya ke belakang telinga bertindik itu. Cantik. Jangan diganggu gugat lagi, anda sekalian tak akan mampu menentang kuasa ilahi.

"Jadi? Bisa kamu beri tahu sedikit kenapa kamu begini, sayang?"

Dia mendongak menatap saya yang balik tatapi biner redupnya. Tak ada binar indah yang biasa tampil di sana, hati saya tertikam. Saya gagal mempertahankannya.

"Mas Kim,"

Bukannya menjawab, Jungkook malah panggil saya dengan bisik yang tak begitu kentara. Membuat saya harus tundukkan kepala, antisipasi kalah ia mau berbisik lagi.

"Iya?"

"Mas cinta aku bukan?"

Lagi, saya menyimpul senyum. Tapi kali ini beda sensasi, sebab saya tersenyum dengan pandangan miris yang kentara di mata. Cinta saya dipertanyakan. Menyakitkan.

"Jangan pernah kamu ragukan cinta saya. Jika kamu masih bisa menatap sorot mata dan pancaran rasa dari setiap perilaku saya. Saya mencintai kamu. Sungguh mencintai kamu. Bahkan saya sampai rela hidup tak tenang terpikir kamu sejak awal kita bertemu, setahun yang lalu. Kenapa masih kamu tanyakan? Belum cukupkah selama ini saya bertarung dalam penantian?"

Dia tak menjawab apapun. Bungkam saja sembari mengulum bibirnya yang semerah ceri dan tampak basah menggoda. Tak ingat tempat, sudah saya raup bibir manis kenyal itu sampai ia sesak napas. Huffft...

Jemari saya yang memegang gelas milkshake, lantas diamitnya. Jemari dingin itu terasa basah ketika si empunya mengusap dan sedikit cemas meremat jemari tangan kanan saya.

"Cium aku, mas."

Saya mendongak cepat dari tunduk kepala. Hah? Saya tidak salah dengar kan? Untuk lebih yakinnya, saya korek telinga. Siapa tahu saya salah dengar, atau yang lebih parah, siapa tahu saya mendadak terkena gangguan waham sangking terlalu mendamba.

Efflorescence |VKook/TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang