Efflorescence 33

411 75 105
                                    

Efflorescence

Story by: Fi (@Polaris183)
Length : Chaptered

Warn! BxB area! Homophobic? Saya tidak sarankan baca!

VKook (V/Kim Taehyung x Jeon Jungkook)

V/Taehyung sentris!

______________________

Hampir saya terjerembap dari kursi kerja begitu pintu ruangan didobrak keras; terkejut. Berlanjut dengan masuknya entitas kesayangan saya yang tampak terengah menghampiri meja. Dia tumpukan kedua lengannya di situ --di pinggiran meja kayu penuh kertas-kertas tugas yang belum sepenuhnya terkoreksi.

Saya tersenyum kecil, menyambar beberapa lembar tisu untuk mengelap dahinya yang terbasahi keringat. Helai-helai lepek rambutnya saya sugar agar menepi dari area dahi yang masih sibuk saya usap.

"Kamu ini kenapa, hum?" Saya selipkan kekeh kecil di sela tanya. Dia tampak kepayahan mengatur napas. Kentara kalau dia habis berlarian menaiki tangga menuju ruangan saya di lantai tiga.

Begitu saya sodori minum, dia antusias menyambar. Meneguk habis separuh isi botol air mineral berukuran tanggung yang saya beli di kafetaria sebelum kemari. Dia tarik tangan saya, membuat mau tak mau memutari meja menuruti keinginannya. Sebab, yaaa... kalian tahu lah, apa sih yang tidak buat pemilik hati saya yang satu ini?

Didorongnya saya hingga jatuh terduduk di sofa panjang sudut ruangan. Dengan dia yang turut menghempas pantat di samping saya, memamerkan senyum manis dengan deretan gigi putihnya yang rapi. "Aku kangen," akunya, begitu manis seperti macaroon yang diberi tambahan icing sugar warna-warni.

Tanpa ditanya sekalipun, dia sudah menjawab. Sudah tahu kalau saya layang tanya 'kenapa' dalam kepala. Saya usak surainya, lantas saya tarik tubuhnya mendekat untuk saya beri rangkul erat sepanjang bahu. Dengan begitu nyaman dia bersandar di situ, napasnya terhembus lambat, cenderung terdengar berat.

"Apa ada sesuatu terjadi, sayang?" Dia mendongak begitu nada khawatir saya pakai. Hanya tersenyum kecil, kemudian menggeleng. "Tidak ada yang serius."

"Kamu tahu kalau saya selalu ada untukmu, kan?"

"Hum! Tentu. Tapi memang tidak ada yang perlu dicemaskan, kok, mas."

"Benar?"

Dia angguk ragu-ragu sembari membenahi duduk. Mengalih pandang kemanapun asal tidak menatap jelaga saya yang terus mengejarnya dengan tatapan tajam sarat kekhawatiran. Jungkook saya tampak gelisah, apa mungkin karena sebegitu tampannya saya sampai dia tak sanggup menatap. Hm, bisa jadi.

Alah tidaklah, cuma bercanda kok... saya tidak seganteng itu.

"H-hanya masalah kecil," lirih Jungkook pada akhirnya. Saya amit jemarinya yang saling meremas di atas paha, saya angkat untuk selanjutnya saya kecup sekilas.

"Apa itu?"

"Mas.. emmmm...."

"Ya?" Saya terus mengejarnya dengan tanya dan nada. Dia gelagapan sendiri. "Mas yakin kan, untuk menikahiku? Tidak mau mundur kan untuk perjuangkan aku?"

Senyum saya mengetat. Kenapa saya diragukan lagi selepas semua ini. "Kenapa kamu ragu lagi, Jungkook? Kita sudah melangkah jauh saat ini. Bukan waktunya ragu lagi."

Dia bergerak resah dalam duduknya, jemari panjang saya yang masih anteng melingkupi tangannya, balik dia genggam erat. Sesekali bibir bawahnya yang mengkilat merah berisi itu dia gigiti. "Eng, kemarin... aku bercerita pada Lisa, tentang lamaran mas dua hari lalu. Dia bilang..." Dan ya, dia mendengung lagi, saya digantung oleh penasaran begitu saja.

Efflorescence |VKook/TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang