Efflorescence 16

449 86 11
                                    

Efflorescence

Story by: Fi (@Polaris183)
Length : Chaptered

Warn! BxB area! Homophobic? Saya tidak sarankan baca!

VKook (V/Kim Taehyung x Jeon Jungkook)

V/Taehyung sentris!

CHAPTER PANJANG!
Apa memberi sedikit apresiasi sesulit itu bagi kamu? Masih gratis lho ini, belum kalo semisal bayar!

Iya tahu, ini ngaret banget... maaf, lagi fokus ada ujian soalnya.

______________________

Saya ngos-ngosan, sannakji ini harus secepatnya di bawa pulang selagi masih bergerak-gerak. Jadi saya lari sekuat tenaga dari basement menuju unit apartemen saya di lantai lima.

Bunyi sandi pintu yang terinput dengan benar sudah serupa lonceng maut yang berdentang di telinga Jimin, agaknya. Teman sejak junior high school saya ini sudah sepucat kertas begitu saya longokkan kepala di celah pintu sembari memasang senyum antagonis.  Pernah lihat Joker di suicide squad? Selebar dan semengejek itulah sebyum saya terhadap muka pasinya.

Ini menggelikan, di mana Jimin yang notabene memiliki masa otot yang terbentuk dengan perut kotak-kotak, sebegitu takut hanya dengan melihat saya dan sekantung sannakji beserta chogocujangnya.

"Ooh... Jimiiin~"

Saya dramatisir keadaan dengan memanggil namanya serupa putri memanggil pangerannya. Ew! Kalau bukan sebab hiburan lucu yang akan tersaji, saya mau mandi kembang tujuh rupa saja rasanya bersikap begini.

Saya melirik ponsel pintar di genggamannya, Yoongi bertepat janji dengan tidak memutus sambungan. Si cantik yang tengah mengidam itu tampak jaug lebih bersinar menatap saya dan muka pucat Jimin.

"Yoon, Yoon... jangan ya... hum? Hum? Kamu mau minta apa, sih, sayang? Pasti Jiminie belikan, sumpah! Asal jangan makan sannakji begini, sayaaaaaang! AAAAAH!" Jimin meraung di posisinya, di akhir, dia jeritkan frustasi itu keras-keras. Dia coba merayu Yoongi agar setidaknya hasrat ngidam istrinya itu batal. Tapi, mana bisa? Namanya juga bawaan bayi.

"No! Ini bukan mauku, bodoh! Ini maunya baby Yoonji! Kamu mau baby Yoonji nanti ileran?! Siap kalau pakaianmu dibuat lap tiap-tiap?!" Yoongi balik mengancam, wajahnya dibuat segarang mungkin untuk menghadapi perlawanan Jimin. Saya sudah tahu sifat Yoongi sejak masa perkuliahan, dia kakak tingat kami masa itu. Dan memang seperti inilah dia, kalau Jimin bisa dikatakan keras kepala, Yoongi jauh lebih keras lagi. Mana mau dia peduli pada penderitaan orang selagi maunya terpenuhi, tapi bukan berarti sekejam itu juga dia, selepas ini, dia pastilah akan berpura-pura cuek, memperhatikan sepenuh hati, lantas berkata maaf dan terima kasih. Kata anak sekarang, dia itu tsundere. Alias tak mau terlalu kentara menunjukkan rasa sayang ke sesama.

Saya ke dapur sejenak guna mengambil piring dan sumpit. Jimin saya tinggalkan merengek-rengek mengalahi bocah di depan sofa. Suara tawa Yoongi hadir di sela rengekannya yang tiada henti.

Begitu saya kembali, Jimin langsung tajam menatap saya. Tapi tetap, tak bisa dipungkiri kalau takut itu masih bertahan di matanya.

Dengan gerakan cepat, saya mulai sajikan gurita kecil terpotong yang masih bergerak-gerak itu untuk selanjutnya saya suapkan paksa ke mulut Jimin bersama sausnya.

Si gila itu meronta, ingin memuntahkan benda kenyal yang perlu dikunyah dengan benar sebelum memasuki kerongkongan.

Saya melotot, "Telan, Jimin!" ujar saya dengan gertakan gigi.

Jimin, dengan telapak tangan yang rapat menutup bibir dan mata yang sudah berair menatap saya dengan memohon. Hingga cepat-cepat dia kunyah kuat tentakel gurita yang masuk ke mulutnya untuk kemudian dia telan.

Efflorescence |VKook/TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang