Efflorescence 41

396 61 7
                                    

Efflorescence

Story by: Fi (@Polaris183)
Length : Chaptered

Warn! BxB area! Homophobic? Saya tidak sarankan baca!

VKook (V/Kim Taehyung x Jeon Jungkook)

V/Taehyung sentris!

______________________

"HOI!! JANGAN DI SITU KUBILANG!"

Yoongi murka. Wajahnya yang memerah entah karena panas atau memang karena tensi emosi, dia kibas dengan tangan kiri sementara tangan kanan setia memegang kamera. Jimin di belakangnya sudah ancang-ancang mau menahan barangkali Yoongi nekat berlari dan mencakar saya begitu. Lelaki itu sengaja ambil cuti, cuma buat temani istri. Dia serahkan semua pekerjaan kantor pada sekretarisnya, sementara urusan pesanan desain hunian, dia serahkan pada salah satu arsitek tangan kanannya.

Siang ini kami bertandang ke daerah Asan. Ada padang ilalang yang begitu cantik di sini, sehingga Yoongi dan Jungkook putuskan untuk ambil gambar di tempat ini saja. Biar seperti foto pranikah Namjoon dan Seokjin, kata Yoongi.

Sejak tadi, Yoongi bolak-balik mengaum, mengarahkan kami yang mendadak lugu menyerempet dungu, yang bolak-balik cuma katakan 'hah?' sebagai reaksi atas tiap-tiap celotehnya. Kami kompak sekali kalau urusan membuat tensi darah ibu hamil satu itu melejit tinggi. Bukannya apa, hanya saja Yoongi berbicara terlampau cepat, sementara suaranya begitu kecil tertelan jarak dan riuh embus angin

Dipelototi Jimin pun kami sama sekali tidak peka, sibuk saling gelitik dengan ujung bunga ilalang yang kalau tertiup angin, serbuk sarinya berkali-kali bikin bersin. Saya alergi serbuk sari, dan dengan bodohnya langsung iyakan saja saat binar polos Jungkook merayu adakan sesi foto pranikah di sini.

"Aduh, aduh ..."

Jimin gerak cepat rangkul pinggang istrinya protektif sedetik selepas mendengar keluh. Yoongi hampir limbung selepas berteriak tadi. Pria yang umurnya cuma terpaut lebih tua beberapa bulan dari saya itu bujuk Yoongi untuk berjalan perlahan menuju salah satu kafe yang memang jaraknya tak terlampau jauh dari tempat kami.

Melihatnya, kami saling pandang. Ada rasa bersalah dan khawatir yang melebur sebelum kami putuskan berlari gandeng tangan menyusul Jimin dan Yoongi yang sudah masuk duluan ke kafe yang tampak hangat dengan dominasi ornamen kayu itu.

"Sudah dulu ya, potret-potretnya? Aku sudah tak sanggup, Yoonji sudah protes di dalam perut," adu Yoongi, napasnya terembus satu-satu, pendek, dia terengah. Tangan kanan memijat pelipis, sementara tangan kiri mengusap pelan muka bulat ketat perutnya. Tangan Jimin di belakang begitu setia mengurut sepanjang alur punggung istrinya, mengucap kata-kata penenang untuk jabang bayinya yang tadi begitu rusuh menendang-nendang sampai Yoongi bilang tak sanggup lagi.

"Yoonji ... tenang ya, Sayang ... Mama kasihan, Nak, kalau Yoonji marah-marah begitu, hm? Yoonji capek ya, hari ini diajak Mama kerja? Maaf ya, Sayangnya Papa?" Rentet kalimat itu terus ia bisikkan berulang sembari bersimpuh dan turut mengelus perut Yoongi. Sesekali kawan karib saya itu terkekeh saat rasakan gejolak pergerakan anaknya, lantas dia berikan kecup-kecup kecil agar nyawa mungil itu tenang, begitupun induknya yang balik beri rambut cokelat muda Jimin sugaran-sugaran kecil. Dia sudah nampak lebih relaks, duduknya yang tadi condong ke depan bertumpu satu siku, sekarang berubah jadi menyandar.

Ya ampun, melihatnya bikin saya terharu. Tanpa sadar, tahu-tahu saya sudah terisak melihat kewarasan Jimin akhirnya tampak nyata setelah sekian abad. Benar-benar momen indah yang patut diapresiasi dengan sengguk tangisan saya.

"Mas! Kok menangis, sih?!"

Ditegur begitu, saya makin vokal. Yoongi dan mukanya yang pucat perlahan menyembur tawa, sementara Jimin mengendik jijik. Tunggu saja, pulang dari sini saya damprat dia berani tertawakan rasa haru saya.

Efflorescence |VKook/TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang