Efflorescence 30

435 81 81
                                    


Efflorescence

Story by: Fi (@Polaris183)
Length : Chaptered

Warn! BxB area! Homophobic? Saya tidak sarankan baca!

VKook (V/Kim Taehyung x Jeon Jungkook)

V/Taehyung sentris!

Ps: Maap ngaret, jemariku tak mau sinkron dengan otak huhuu... ini isinya wes mbohlah, aku ra weruh

Eh, jangan lupa vote sayang...
______________________

"Selamat pagi!"

"Pagi pak!"

Mahasiswa pasang muka masam begitu saya menyapa di depan kelas. Cuma beberapa yang tampaknya sumringah menyambut kehadiran saya untuk isi kelas. Kalkulus. Di pagi hari cerah yang agaknya mendadak mendung begitu saya ujar sapa.

Mendapat sambutan yang tak begitu baik di jam pertama begini membuat hasrat jahil saya kelewat menggebu untuk mereka. Saya tidak suka mendapat hal-hal penekan mood seperti itu. Saya sukanya yang menaikkan mood, senyum Jungkook misalnya? Sayang, anak itu terpaksa harus saya buatkan izin pagi-pagi sebab mendadak meriang muntah-muntah, semalam dia menginap di rumah saya, malas lihat wajah si kakak katanya. Jujur, saya ketar-ketir saat ini. Ya Tuhan, baru beberapa hari lalu saya menduga, masa sudah terjadi saja? Masa iya kecebong saya sudah bermetamorfosis? Saya bisa stres dadakan begini caranya.

Kembali pada desus riuh para mahasiswa yang tak ada semangat-semangatnya menyambut dosen mereka yang kece badai begini. Tampilan sudah necis, lengkap kacamata berframe kotak trendi yang baru saya beli kemarin hari. Sekalian menemani Jungkook yang mendadak ingin berkeliling Lotte World mencari permen kapas lima warna.

"Kita adakan kuis pagi ini, sudah siap?" Ujar saya langsung menyergap, sembari membuka-buka jurnal harian di meja. Lagak kelewat santai, dengan tanggapan kelewat ribut. Saya puas, sumpah.

"Yaaaah... / Yaelah... / Ya Tuhan, cobaan hidup!/Pagi-pagi masa kuis dadakan?!" Dan masih banyak lagi protes-protes yang tersuara dari mulut mereka yang tampak kurang ngopi.

Senyum cerah saya merekah di antara kusam asamnya wajah-wajah mendung, hampir terpingkal kalau tak ingat ada imej yang harus dijaga. Kebanyakan dari mereka langsung memerosotkan bahu, ada yang hempas kepala ke meja sampai bunyi dug-dug juga. Ada yang pasrahkan beban tubuh --sekaligus beban hidup-- pada sandaran kursi. Dan sebagian lainnya mengeluh keras sembari komat-kamit menyumpahi saya.

Dering ponsel di atas meja membuat saya menghentikan kegiatan mengajar materi selepas kuis. Mendapati nama Jungkook di layar, sungguh berhasil membuat saya di atas awang. Melayang-layang begitu ringan. Saya yang tersenyum-senyum sendiri mendapat cibir, berkata saya mirip orang gila dadakan cuma dari dering ponsel. Tak tahu saja mereka, kalau saya gila betulan. Gila karena Jungkook seorang, yang lain dianggap gaib.

"Maaf, permisi."

Saya melangkah keluar selepas angkat dan goyangkan ponsel di tangan pertanda panggilan penting.

"Mas!" Begitu diangkat dan tempel ke telinga, Jungkook langsung berseru memanggil saya. Lagi-lagi, saya menggila. Manisnya dia luar biasa tak baik bagi kesehatan jantung yang senam tanpa irama.

"Iya? Kenapa sayang?"

"Mas Kim..."

Saya mengernyit, "Iya Jungkook, ada apa?"

"Mas kok lama?"

"Hah?" Aduh bodoh.

"Ih! Dasar nggak peka!"

"Ya maksudmu lho apa, sayang? Lama apanya? Saya masih mengajar ini. Baru juga satu jam injak kampus." Pelan saya coba menerangkan. Menarik ujung benang yang terbelit agar terurai dan dapat dipahami.

Efflorescence |VKook/TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang