Efflorescence 22

459 90 63
                                    

Efflorescence

Story by: Fi (@Polaris183)
Length : Chaptered

Warn! BxB area! Homophobic? Saya tidak sarankan baca!

VKook (V/Kim Taehyung x Jeon Jungkook)

V/Taehyung sentris!

READ IT FIRST!!!

A/n:
Maaf, aku sempat beberapa hari sakit, masa ujian juga jadi nggak bisa update cepet dan malah putusin buat hiatus, eeh, UKK diundur. Do'ain biar ujianku lancar ya sayang-sayangku... biar ini work juga lanjut aman lancar jaya gitu...

______________________

Masih ada beberapa puluh menit lagi untuk sampai ke rumah saya. Letaknya di pinggiran, di kaki gunung. Udaranya dingin sekali, mengingat perkiraan cuaca lima hari lagi akan turun salju pertama.

Tanah Daegu tak begitu berubah, ya, setidaknya tidak banyak sejak saya tinggalkan tanah ini satu setengah tahun yang lalu untuk mencari sandang pangan di pusat negara. Saya rindu bagaimana daerah yang terapit jajaran pegunungan ini menyambut saya dengan hujan begini. Deras. Berisik. Tapi tak ada guntur yang bergemuruh.

Hujan, musim gugur yang kering terbasahi oleh hujan. Hanya kayu-kayunya saja yang tercucuri basah, sementara daun yang menggugur sudah entah kemana hilangnya. Bapak-bapak pejuang kebersihan sungguh mengerjakan tugasnya sebaik mungkin. Saya salut.

Tenang, saya tidak berniat jadi tukang rawat kota kok. Mengoceh sepanjang hari di depan kelas jauh lebih baik bagi saya ketimbang harus pegang sapu pagi-siang-malam melawan cuaca demi negara.

Kakek dan nenek moyang saya tersayang, maaf, bukan cucumu ini tak cinta negara, saya cuma tak ingin bikin kalian sedih punya cucu yang semakin eksotis dari hari ke hari kalau harus bekerja di bawah terik matahari. Ya pokoknya saya takut tambah gosong, begitu. Saya mana mau disebelas-dua belaskan dengan si kusam sialan itu. Hilih! Jijik tujuh turunan rasanya. Ingatkan saya untuk tonjok muka bapak-bapak Mingyu kalau bertemu. Saya geram, saya mau balas dendam.

Dengkur halus Jungkook bersahutan lirih dengan lembut alun suara JK, si vokalis andal di tim yang sama dengan Suga, rapper nyentrik kesayangan yang parasnya menyamai istri Jimin.

Mantel tebal yang saya selimutkan untuk melindunginya saya benahi. Saya naikkan, sebab gigi Jungkook sedikit mengerit kedinginan meski pemanas di dalam mobil sudah saya nyalakan.

Dalam kepala ini terbelit bermacam-macam pikiran, terutama tentang Jungkook. Tentang kami. Saya harus pandai-pandai bagi konsentrasi ke jalan dan ke belitan kusut di kepala.

Saat ini mungkin bisa saja kami menghindar dan terus berlari, tapi pertanyaannya, sampai kapan? Jujur ketika mengiyakan pinta Jungkook pagi itu, saya tak bisa gunakan otak untuk bekerja. Organ pemrogram itu berhenti tak mau berjalan, sehingga asal iya dan berakhir di mobil begini jadinya.

"Engh..."

Seketika saya tolehkan kepala pada Jungkook yang melenguh pelan sebab kesadaran mulai menghantam. Kesayangan saya lantas beringsut mendekat dan menyandarkan tubuh pada lengan saya yang balik rangkul bahunya. Dia terlihat begitu kacau dengan bibir pucat dan kantung mata yang menghitam. Saya bahkan dengan bodohnya baru menyadari sekacau itu dirinya.

"Mas, kapan kita sampai?" Dia dongakkan kepala menanyai saya, membuat saya ada kesempatan menunduk untuk mengecup sudut bibirnya singkat sebelum menjawab, mumpung lampu lalu lintas merah juga. "Dua puluh menitan lagi, sayang."

Dia cuma mengangguk. Mulutnya tak balas apa-apa. Hanya tangannya yang bergerak mengambil camilan di atas dashboard dan mengunyah dalam diam, sesekali dia suapi saya keripik kentang rasa madu itu. Enak. Rasanya unik. Menyesal selama ini tak pernah coba dan cuma pandangi sebelah mata ketika belanja.

Efflorescence |VKook/TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang