Efflorescence 19

445 86 51
                                    

Efflorescence

Story by: Fi (@Polaris183)
Length : Chaptered

Warn! BxB area! Homophobic? Saya tidak sarankan baca!

VKook (V/Kim Taehyung x Jeon Jungkook)

V/Taehyung sentris!

BACA NOTE BAWAH Y!

______________________

Alunan musik yang terdengar sakit dari grup band Evanescence masih lembut terkumandang di dalam mobil. Sementara penghuninya, saya dan Jungkook, tenggelam dalam hening. Tak ada yang bersuara, tetap bungkam sepanjang jalan sampai kini berhenti di pelataran rumah kelinci manis saya ini.

"Jungkook,"

"Heh?!"

"Turun. Sudah sampai,"

"O-oh! Iya."

Dia tersentak begitu saya menegur. Dengan gerakan menggemaskan dia mengangguk. Rambut legam yang dia biarkan agak memanjang turut bergoyang selaras angguk. Cantik sekali, dan saya tak akan berhenti untuk tetap memuji.

Segera dia lepas sabuk pengaman dan langsung keluar mobil. Sangking tak fokus, dia hampir jatuh tersandung sepatu timberland-nya yang besar itu. Saya terkesiap dan hendak langsung melompat saja kalau tak tertahan sabuk pengaman yang meliliti torso. Mau saya umpati rasanya.

Selama perjalanan dia melamun, dan bodohnya saya tak sadar. Pantas sewaktu saya tanya hal-hal kecil untuk tingkatkan suasana hati, dia tak menjawab. Bukannya enggan seperti yang daya sangkakan, nyatanya dia dengar saya bicara juga entah.

Derap langkah kaki riuh bergerak mendekat. Hal itu membuat saya yang masih rusuh menggerutu di dalam mobil sembari melepas sabuk pengaman, menoleh. Ada kakak lelaki Jungkook yang sigap mendekap si adik kesayangan sebelum sempat terjatuh sebab sandungan sepatu.

Surai agak panjang bergelombang Jungkook dielusi sayang dengan mata yang menatap berkaca. Dahi dan pucuk kepala kesayangan saya dikecupi berkali-kali. Kentara sekali khawatirnya.

"Anak nakal," dengusnya, tapi tetap juga menarik kepala si adik guna sembunyikan diri di ceruk leher. Dua-duanya terisak dengan cara yang berbeda. Kakak Jungkook yang menangis bahagia, dan Jungkook sendiri yang histeris, antara rasa takut juga lega dia didekap sang kakak.

Aih, saya terenyuh. Hingga saya tanpa sadar turut menitik linang. Apa kabar adik-adik saya di Daegu sana, saya merindu.

"Taehyung, ayo masuk!" Kakak Jungkook melongokkan kepala di pintu yang masih terbuka, menangkap saya yang buru-buru menyusut sudut mata dan mengangguk canggung. Saya ketahuan terharu. "I-iya, sebentar."

Jangan heran kalau kakak Jungkook panggil saya begitu santai pakai nama, nyatanya dia memang lebih tua dari saya. Dan benar kata orang, dunia itu sempit, kakak Jungkook ternyata kakak tingkat saya dulu semasa kuliah. Kalau tahu adiknya sebegini manis, harusnya saya pepet saja dia dari dulu.

"JUNGKOOOOK!! ANAK IBUUUU!"

Seruan --oh bukan, teriakan ibu Jeon yang menjadi penyambut selanjutnya di ruang tamu, beliau tergugu dan langsung menghambur memeluk Jungkook yang jalan dirangkul kakaknya. Melihat beliau, hati saya berdenyut ngilu. Berantakan sekali. Wajahnya sembab, dengan hitamnya kantung mata menghias.

Beliau tuntun Jungkook ke arah sofa dengan rangkulan di pinggang. Masih tergugu dalam napas putus-putus yang semakin membawa khawatir untuk terus mencokoli dada.

Kakak Jungkook berlalu ke dapur, pamit kepada saya mau membuat minum, katanya. Biarlah. Saya turut mendudukkan diri di sofa. Tepat di samping Jungkook.

Efflorescence |VKook/TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang