Efflorescence 5

558 104 39
                                    

Efflorescence

Story by: Fi (@Polaris183)
Length : Chaptered

Warn! BxB area! Homophobic? Saya tidak sarankan baca!

VKook (V/Kim Taehyung x Jeon Jungkook)

V/Taehyung sentris!

______________________

"Ya Tuhan, Jungkoookk!"

Seruan memekak telinga yang kami peroleh begitu kami keluar dari mobil, tepat di depan teras rumah Jungkook.

Jungkook berjalan menunduk, takut-takut dia tatap ibunya dari ekor mata. Saya amit tangannya, menuntun sekaligus berbagi nyaman dengan dia.

Kala tangan nyonya Jeon terangkat ke udara, Jungkook rapat menutup mata. Takut dipukul sepertinya. Padahal nyatanya, pelukan erat berbumbu khawatirlah yang justru dia dapatkan.

"Kau ini dari mana saja, Nak? Suka kalau Ibu cemas begitu?!" omel Nyonya Jeon, beliau enggan melepas pelukan eratnya pada tubuh si bungsu Jeon. Sesekali tangannya akan bergerak memukul gemas belakang kepala putranya.

Saya canggung sendiri, mati gaya jika sudah dihadapkan pada keadaan begini.

"Oh? Kau bawa teman?"

Ketika celetukan itu meluncur, saya langsung tersenyum ramah pada Nyonya Jeon. Dan bersambut senyum yang meneduhkan sekali, khas seorang ibu.

Jangan heran kalau ibu Jungkook menanyakan saya. Saya memang kerap antar jemput dia, tapi di depan kompleksnya, bukan langsung di depan rumahnya begini.

"Bukan teman. Dia dosen."

Nyonya Jeon langsung memandang saya lekat setelah mendengar tanggapan Jungkook. Dia berulang kali beralih padang dari saya ke Jungkook, lalu ke saya lagi, selama beberapa kali.

"Dosen?!" nadanya teramat kentara tidak percaya. Dia lantas menghampiri dan memegangi kedua bahu saya, rautnya terkejut bukan main, seakan baru saja melihat penampakan gajah terbang di depan mata.

"Kau ini kalau mau bohongi Ibu, cari alasan yang elite sedikit, lah, Kook. Masa iya masih muda begini sudah jadi dosen?"

Saya berdehem, "Maaf, Nyonya, tapi saya memang benar-benar dosen Jungkook. Saya bisa menunjukkan tanda pengenal profesi saya kepada Anda kalau tidak percaya."

"Wooaah..." Nyonya Jeon terperangah, dia tangkup pipi saya, "Berapa umurmu Nak? Hebat sekali, masih muda sudah mapan dengan berbagi ilmu," kagumnya.

Saya kulum bibir saya sejenak sebelum menjawab, tangkupan tangan seorang ibu memang bukan main menenangkannya.
"Saya 28 tahun, Nyonya. Saya mengikuti sekolah akselerasi sejak Junior High School sampai lulus S3."

Heheh... menyombong sedikit, boleh kan? Di depan calon mertua ini...

"Ibu!"

Nyonya Jeon mendecak, langsung dia bertoleh muka dan menyorot anaknya tajam, "Apa!" dengusnya.

"Ajak Mas Kim masuk, aku lapar," suruhnya, langsung melenggang memasuki rumah.

"Heh! Dasar mahasiswa kurang ajar! Panggil dosen dengan sebutan Mas, kau pikir dia pedagang tteokbokki depan kompleks!"

Sia-sia saya rasa Nyonya Jeon bertuah, anaknya pasti sudah tidak dengar.

Saya jadi terkikik.

"Nak Kim...?"

"Taehyung, saya Kim Taehyung," sela saya, sebab saya lihat sepercik keraguan di diri Nyonya Jeon saat memanggil saya. Ini salah saya juga sih, tidak mengenalkan diri terlebih dahulu.

"Aah..." dia mengangguk paham, lalu kembali tersenyum dengan cara yang sama anaknya tersenyum, manis, membuat saya tahu dari siapa cantik senyum itu terwariskan. "Nah, kalau begitu Nak Taehyung, ayo masuk. Ibu masak banyak hari ini, kamu pasti belum sarapan 'kan?"

Saya mengangguki, tidak enak kalau mesti menolak. Nyonya Jeon membawa saya masuk ke dalam rumah.

Beliau menuntun saya untuk duduk di samping Jungkook yang tengah mengunyah biskuit di meja makan.

Tunggu sebentar, ada yang aneh.

"Jung,"

Dia menoleh, masih sibuk pada kunyahannya yang entah ke berapa. Saya dapat lihat ada beberapa bungkus kosong di depannya.

Menjawab saya, dia cukup endikkan dagu. Tidak bersuara.

"Yang kamu makan itu ... biskuit ... bayi?"

Agak aneh nada saya saat bertanya. Dia mengangguk-angguk semangat kemudian, "He'em... mau?" tawarnya. Gigi serinya tersembul lucu.

Saya menggeleng, tersenyum kecut, "Tidak, kamu makan saja."

Jungkook diam, lanjut saja mengunyah. Dia yang menawari, tapi saya rasa dia yang masa bodoh sendiri. Abai saja mau saya jawab apapun.

Beberapa remah yang menempel di pipi dan sekitar bibirnya tampak risih saya pandang. Sehingga otomatis tangan saya tergerak membersihkannya dengan tisu yang kebetulan ada di kotak di depan kami.

"Aduh, aduuuh... manja kamu ya, sama dosen."

Interupsi Nyonya Jeon hanya bertanggap cibir, tetapi beliau tetap santai menata makanan yang tadi beliau usung. Sudah biasa mungkin?

"Ayo Nak Taehyung, dimakan makanannya. Jungkook!" Ketika bersua ke saya, beliau manis sekali tersenyum, lantas raut ramahnya berubah judes seketika beliau menatap Jungkook.

"Apa?" Jungkook menyahut malas. Lauk yang tadi dia mau angkat pakai sumpit, dia turunkan lagi.

"Ambilkan dong, gimana sih. Hormat sedikit sama dosen."

Akhirnya, rela tak rela Jungkook ambil piring dan mangkuk nasi saya. Padahal tidak usah juga tidak masalah. Dia centong nasi banyak-banyak. Lauknya pun tak lupa diratakan satu persatu di piring saya. Waduh, Jung, kamu ini mau menjamu tamu apa mau beri makan kuli?

Dia tersenyum manis ketika saya melongo menatapnya, makanan setumpuk begini apa iya bisa habis sekali makan buat saya.

Dari sini, dapat rungu saya dengar cekikikan Nyonya Jeon. Sepertinya dia menertawakan wajah pahit saya yang dicekoki segunung nasi begini oleh anak manisnya. Sementara si pelaku sendiri sudah asyik menyumpit lauk untuk dikunyah.

"Nak Taehyung,"

Saya mendongak, menatap nyonya Jeon yang duduk anggun di depan saya.

"Ya?"

Dengan agak deg-degan, saya menanti kata yang akan keluar dari bibir bergincu merah itu.






















"Jadi menantu. Mau?"

"UHUKK!"

Jungkook tersedak, saya yang panik, persetan dengan penampilan berantakan habis disembur nasi.

Nyonya Jeon bukannya menolong, malah keras tergelak.

※Efflorescence※

Tbc.

A/n: ihiww...

Stress... banget

Efflorescence |VKook/TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang