Efflorescence
Story by: Fi (@Polaris183)
Length : ChapteredWarn! BxB area! Homophobic? Saya tidak sarankan baca!
VKook (V/Kim Taehyung x Jeon Jungkook)
V/Taehyung sentris!
______________________
"Mas Kim,"
Saya yang tadinya memeriksa beberapa tugas mahasiswa yang masuk di e-mail, langsung bertoleh pandang. Menatapi Jungkook yang sekarang sudah duduk memeluk lutut di samping saya, di atas ranjang.
Tadinya dia memainkan gawai, namun baru tak saya tatap beberapa saat, gawainya raib tak ada lagi di genggamannya. Dia cuma menaruh fokus ke saya.
Kami sudah berbaikan omong-omong. Pasca insiden saya digigit itu, dia menangis tergugu. Meraung-raung sembari terus bergumam maaf sudah menyakiti saya.
Ya memang sakit, sih, saya tidak munafik. Tapi sungguh tak lebih sakit dan sulit daripada saya yang harus membujuknya hingga tenang. Jangan bilang padanya, kalau saya sempat curi kesempatan untuk mengelus punggung serta kecap-kecup pucuk kepalanya.
Kata orang jaman dulu, pamali menolak rezeki. Di depan mata lagi.
Setengah hidup saya gigit pipi dalam agar tak kelepasan menyerangnya lantaran mati gemas. Bisa bahaya kalau iya.
Kembali ke keadaan sekarang, dimana bukannya ia lanjut menyampaikan, justru malah terdiam. Matanya berkaca-kaca lagi. Padahal baru beberapa menit lalu dia terkikik-kikik saat melihat fanart salah satu anggota boygrup kesukaan buatannya sendiri menuai banyak cinta di dunia maya.
Hfft... Ya Tuhan... kuatkan hamba! Dan maaf pula hari ini banyak berkeluh kesah pada-Mu.
Laptop di pangkuan saya taruh di meja samping ranjang. Kemudian saya menyorot fokus hanya pada dia, kembang gula manis saya yang khusyuk menunduk sembari atur nafas yang mulai tersengal lagi.
Saya lepas kacamata yang semula bertengger apik di tulang hidung.
Saya amit jemari yang saling bertumpu di atas lututnya itu. Saya ciumi, lantas saya genggam erat dan sesekali saya elus.
"Kenapa? Hm?"
Mendengar ucapan lembut saya, dia pecah saat itu juga. Bukan secara harfiah dia pecah berarti tubuhnya meledak, tapi dia menangis. Pertahanannya yang pecah.
"H-hiks... anu... heeeeng..." dia menggeleng rusuh.
Tahu? Hati saya turut tercubit ngilu melihatnya begitu.
Dia beringsut mendekati saya, menyusup ke pelukan. Wajahnya mengusal manja di ceruk leher. Ada sensasi geli yang timbul saat itu, saya suka. Setengah mati saya mencinta.
Balik merengkuhnya, saya elusi tengkuk sampai punggung. Kemeja bagian punggung saya dia remat guna salurkan frustasi.
Merasa cukup, dia saya jauhkan. Saya tahan dengan panjang lengan saya yang menahan bahunya. Saya kejar pandangannya yang menerus menunduk. Dia menghindar.
"Jungkook, kenapa lagi, hm? Ayo cerita. Kalau tidak cerita, saya tidak bisa bantu," bujuk saya, menahan gemas untuk tidak menghujani ciuman padanya yang kini menusap-usap bekas air matanya buru-buru. Dia seperti anak kecil yang malu diejek temannya sebab menangis.
Saya lantas mencekal tangan itu untuk mengusap kasar matanya sendiri, "Jangan diusap kasar, manis. Nanti mata kamu sakit, kasihan."
Dia menurut saja. Dengan mata merah berair, dia merengut pandangi saya.
"Mas... hik-" Jungkook cegukan. Godaan berat, hampir tak mampu saya tahan kalau saja tidak ada bed cover yang saya jadikan media pelampiasan. Saya cengkeram kuat-kuat.
"Iya?"
"M-maaf? Jungkookie childish sekali... hik... Jung-Jungkookie tidak bisa dewasa, maaf..."
Dia merendah, padahal bukan salahnya juga bersikap begitu lantaran cemburu. Iya, saya yakin dia cemburu meski tak mau gamblang mengaku. Ketahuan dari perilaku.
Yang buat saya lebih terfokus, ialah bagaimana manis dia panggil diri dengan nama. Jungkookie? Itu panggilan termanis yang pernah saya dengar keluar dari bibir merah mengkilatnya. Menggoda sekali untuk dijamah, ya Tuhan...
Saya ulas senyum untuknya, saya usap pula surai kelamnya. Jungkook menunduk dalam merasakan afeksi dari saya.
"Jangan bicara begitu, Jungkook. Kamu tidak seperti yang kamu sebut tadi. Kamu hanya belum bisa kendalikan emosi saja, sayang,"
Saya angkat lagi wajahnya untuk membubuhkan dua kecupan ringan di kelopak mata.
"Mas..."
"Iya? Ada lagi yang mau kamu sampaikan?"
"Jungkookie mau mengaku. K-kalau..."
"Kalau apa?" Saya yang penasaran, tidak mampu menunggu kelanjutan yang menggantung itu. Jungkook agaknya masih ragu.
"A-aku... cemburu."
Tuhan? Boleh tidak saya berselebrasi mendapat pengakuan segamblang itu? Ya memang sedari awal saya sudah tahu kalau dia cemburu, tapi untuk diakui langsung, benar-benar beda rasanya. Seperti ada yang meletup-letup dalam dada. Saya bahagia, ingin jingkrak-jingkrak jadinya.
Iya tahu, saya berlebihan. Tapi, masalahnya apa ya, buat Anda sekalian?
※Efflorescence※
Siang hari menjelang sore, kami bergandengan tangan menikmati taman kota yang tak begitu ramai. Berjalan riang, dengan begitu manisnya meskipun status kekasih belumlah pasti.
"Jungkook, tahu tidak?"
Dia menoleh, bergumam-gumam tidak jelas dengan sorot bertanya sebab mulutnya menggembung penuh dengan potongan roti.
"Saya bersyukur bertemu kamu di seumur waktu saya."
"Lantas?"
"Akan lebih bersyukur lagi kalau kamu mau jadi pendamping hidup saya. Kalau kamu mau temani sisa waktu saya."
Sedetik berlalu, segalanya menjadi canggung. Tapak kaki kami yang saling berderap serta riuh udara sekitar yang menjadi pengisi ruang hening antara saya dan dia.
"Kamu bagi saya itu krusial, Jungkook. Sekrusial kalkulus bagi teknik. Keberadaan kamu memudahkan setiap masalah saya. Keberadaan kamu melengkapi hadirnya saya."
Dia memerah, gerakan matanya tak fokus memandang sana-sini asalkan tidak memandang mata saya. Jemari lentiknya lantas menggaruk tengkuk yang saya yakin tak ada gatal-gatalnya sama sekali. Kakinya pun bergerak-gerak kecil mendentum tempat memijak. Intinya, dia salah tingkah.
"Jungkook,"
"I-iya?"
Tatapan ragunya ketika menjawab, membuat seulas senyum yang tadi sudah saya pasang, mendadak terasa makin melebar. Jantung saya rusuhnya tak karuan menggedor rusuk. Saya kacau. Segala hal tentangnya mendadak berlarian penuhi pikiran.
"Saya mencintai kamu. Kamu mau menjadi kekasih saya?"
※Efflorescence※
Tbc.
Dudududu....
Idenya lagi semaput aduh... nggak jalan ini gimanaaaaaa!!!!!
Frustasi aku, duh!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Efflorescence |VKook/Taekook
FanfictionEfflorescence (V.) Blooming, flowering "Mendapatkannya yang seindah bunga mekar itu seperti mencari jarum dalam jerami. Sulit. Peluangnya hanya satu di antara sekian ribu." -kata saya pada diri saya sendiri. BTS Fanfiction. VKook/Taekook [Kim Taeh...