Efflorescence 11

541 92 15
                                    

Efflorescence

Story by: Fi (@Polaris183)
Length : Chaptered

Warn! BxB area! Homophobic? Saya tidak sarankan baca!

VKook (V/Kim Taehyung x Jeon Jungkook)

V/Taehyung sentris!

______________________

"Permisi,"

Beberapa mahasiswa yang asyik-asyiknya bercengkerama sembari mengunyah beberapa camilan, langsung gugup menoleh ketika saya menyapa. Saya heran, apa saya semenakutkan itu buat mereka? Saya kan tidak sedang mengajar atau tagih tugas --lebih parahnya, saya tidak menggigit!-- tapi mereka malah tatapi saya dengan air muka keras begitu.

"Iya, Kim gyosu-nim? Ada yang bisa kami bantu?"

Salah seorang yang saya ketahui bernama Lalisa langsung berdiri meninggalkan duduknya. Dia hampiri saya yang berdiri memasang senyum simpel di ambang pintu ruang kelas, yang saya ketahui adalah tempat Jungkook memulai kelas beberapa belas menit lagi.

"Kamu tahu Jungkook di mana, Lalisa?"

"Ooh... bapak mencari Jeon Jungkook," dia mengangguk-angguk paham, saya menanti jawaban, "dia tadi pamit ke ruang sekretariat dewan eksekutif, sepertinya sih sedang ada rapat, ssaem. Tadi dia buru-buru, soalnya."

Saya angguki puas jawaban mahasiswi berdarah negeri gajah putih itu, salah satu teman Jungkook juga, makanya saya tahu sedikit detail. Saya lantas mengucap pamit dan berbalik ke ruangan saya sendiri.

Beberapa kali saya ulas senyum guna menanggapi sapaan mahasiswa saya. Tak jarang pula saya geli terkikik, sebab sebagian mahasiswi langsung memekik heboh begitu saya balas sapa mereka. Ya... diakui atau tidak, saya ini kan memang tampan. Jungkook, kamu beruntung punya calon suami yang tampan begini di masa depan, hahaha...

Bicara soal Jungkook, si manis itu  sekarang pasti sangat sibuk, saya tahu. Dia salah satu anggota bagian humas dewan eksekutif mahasiswa fakultas, yang pasti sangat diperlukan saat universitas akan mengadakan beberapa olimpiade. Termasuk matematika teknik dua minggu lagi.

Jadilah saya putuskan untuk tidak egois, dan memilih tidak mengganggu.

Begitu saya buka pintu ruangan 3x4 meter tempat biasa saya berehat sejenak selepas mengajar, saya sontak terlonjak dengan mata melotot tak percaya.

"Lho? Kata temanmu, kamu sedang rapat? Kok sudah ongkang-ongkang kaki di sini?"

Jungkook yang tengah duduk menekuk sebelah lutut di atas kursi langsung berbalik badan, dan menghadiahi saya cengiran di bibir dengan mie yang masih panjang berjulur-julur belum sempurna masuk. Kuah merahnya menetes-netes tampak menggoda.

Jungkook membenahi duduk, sembari tetap menyeruput mie panas dalam kap yang ditumpunya sebelah tangan.

Dia kunyah cepat makanan panjang yang uapnya bahkan masih mengepul itu untuk selanjutnya susah payah dia telan karena suhu. Tangannya cekatan menyabet beberapa lembar tisu dari dalam kotak di meja saya kemudian untuk mengelap bibir asal.

Saya masih betah memperhatikannya. Lagi-lagi dari ambang pintu. Padahal kata orang dulu, pamali kalau sering berdiri di ambang pintu. Jodoh dan rezekinya tak maju-maju. Hff... orang dulu, mitosnya masih kuat melekat dalam pembuluh.

Tapi kalau ingat pamali itu, saya jadi langsung tergesa melangkah masuk dan menutup si sekat kayu. Sepercik kepercayaan agaknya turut merasuk. Bahaya juga kalau jodoh dan rezeki saya tak maju. Nanti Jungkook tidak juga mau saya pinang lain hal urusannya.

Saya menggelengkan kepala maklum sambil mendecak kecil, ketika suara keras sendawa keluar dari bibir merah yang semakin memerah sebab ramen panas itu.  Sementara si pelaku malah menutup rapat wajah menggunakan kedua tangan. Dapat saya tangkap telinganya yang memerah, dia malu ternyata.

Efflorescence |VKook/TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang