Efflorescence 12

511 92 21
                                    

Efflorescence

Story by: Fi (@Polaris183)
Length : Chaptered

Warn! BxB area! Homophobic? Saya tidak sarankan baca!

VKook (V/Kim Taehyung x Jeon Jungkook)

V/Taehyung sentris!

______________________

"Eh, kau siapanya Jungkook?"

Sontoloyo! Kalau saya disuruh mengibar bendera perang, saya siap detik ini juga. Hidung saya terasa perih tiada main sebab si muka bapak-bapak itu yang bertanya sekaligus keras memukul punggung saya saat sedang minum sekaleng kola yang tadi Jungkook sodorkan sebelum meninggalkan kami entah kemana. Rasanya saya mau sembur orang ini tepat di wajah gelap kelewat songong itu.

Saya terbatuk dan menggeram tidak nyaman. Manis yang tertinggal di tenggorokan ini nyata mengganggu. Belum lagi panasnya soda yang malah salah jalur ke saluran respirasi. Ingin teriak, tapi terburu ricuh terbatuk-batuk.

"Eeeerhhmmm..." geram saya, yang diharap menjadi pemicu gatal terakhir. Saya hanya datar pandangi wajah orang di sebelah saya ini.

"Jadi? Bisa dijawab kau siapa Jungkook?" ujarnya merepetisi. Tampak secuil raut sombong di wajah itu. Seakan menunjukkan statusnya yang mungkin lebih tinggi daripada saya yang bahkan belum bicara.

"Memangnya anda sendiri siapanya?"

Dengan dada dibusungkan dan wajah dikeren-kerenkan --yang saya lihat malah lebih mirip monyet cari perhatian lawan jenis-- dia sibakkan rambut kelamnya ke belakang.

Jangan bilang siappun! Tapi dia ketombean.

"Aku Kim Mingyu, 21 tahun, teman dekat sekaligus mantan pacar Jungkook--"

Cih! Saya mendecih. Mantan saja bangga, masih mahasiswa pula. Saya kira sudah jadi duda.

"--sekaligus yang datang ke sini mau melamarnya."

Uhukk!! Saya melotot. Tersedak lagi. Sialan betul orang ini yang tidak berkata dalam satu kalimat langsung dan malah memberi jeda bagi saya untuk kembali menenggak sisa kola.

"APA?!"

"Kenapa kau terkejut begitu, sih? Aku biasa saja loh." Dengan raut kelewat ingin saya tonjok, dia berkata.

Saya terbahak, "Kamu? Kamu mau lamar Jungkook?" tanya saya kemudian dengan sarkasme yang kental terselip, saya menyilangkan kaki. Hanya mau berlagak sedikit pongah untuknya yang sedari awal tak tahu tata krama.

"Iya, kenapa memang? Tak suka? Apa hakmu memangnya?" Dia membalas. Kami lantas mulai terlibat adu tatap sengit. Topik yang diangkatnya benar sensitif untuk saya yang masih agak cenat-cenut perkara hati.

Dia melanturkan perkara hak. Saat ini, bukan saya tak punya. Saya hanya belum punya. Dan itu sungguh sukses sekali lagi membuat hati saya nyeri bak tertusuk duri.

Mungkin ini saatnya cinta saya diuji, bahkan sebelum saya mampu memiliki. Seberat apapun, saya harus bertahan. Ini cara Tuhan menilai seberapa pantas saya untuk manusia sebaik Jungkook, yang jelas orang-orang terdekatnya tak akan mampu melepasnya untuk seseorang yang salah.

Cinta itu perkara yang sejujurnya eksak, tapi terlampau sulit untuk dinalar dengan logika. Dia tak butuh rumus-rumus sepanjang dan serumit kalkulus, dia hanya butuh hati yang tulus, dan perlakuan yang kelewat halus.

Untuk itu saya akan terus, dan tetap bertahan memperjuangkan kamu, Jungkook. Karena logika saya tak lagi mampu berkerja jika itu menyangkut cinta saya yang nyata terasa, sejak beberapa bulan awal kita jumpa.

Jangankan manusia kelewat songong melebihi Park Jimin sahabat saya ini, seluruh dunia pun saya berani tantang jika itu mampu membuat saya miliki seutuhnya kamu.

Setelah sekian detik saya terdiam, saya lantas menyindir, "Mau lamar Jungkook, sudah punya apa anda? Apa anda sudah punya kerja? Sudah punya rumah?"

"Belum lah. Aku ini masih mahasiswa! Aku belum bekerja!" Dia bicara membentak-bentak. Tensi ruangan rasanya semakin panas seiring konversasi kami menerus berlanjut.

"Nah, lalu? Mau anda beri makan apa anak orang yang anda mau lamar? Cinta?"

"Ya ku ikat dulu setidaknya. Setahun lagi juga lulus, lalu cari kerja," Dia menyombong lagi, dipikir cari kerja segampang rebus mie instan! "Nah, kau sendiri siapa? Dari tadi bicara ngalor-ngidul tak perkenalkan nama!"

Loh iya, benar juga. Aduh, saya jadi ingin kubur diri sekarang juga.

Saya mendehem, "Ehem... saya Kim Taehyung, 28 tahun. Dosen pengajar sekaligus calon suami masa depan Jeon Jungkook. Punya apartemen sebagai rumah tinggal, dan sekarang sedang proses pembelian apartemen baru yang lebih besar di daerah Myeongdong. Jadi, secara finansial, saya lebih pantas untuk Jungkook ketimbang anda. Secara perilaku ... saya juga sepertinya lebih baik untuk membimbing Jungkook, daripada perilaku tak sopan anda sejak awal jumpa," terang saya penuh bangga. "Nah, ada hal lain yang perlu ditanyakan?" Menyombongkan diri sedikit tak akan jadi masalah untuk perkara cinta. Sudah dibilang pula, kalau cinta memang benar tak butuh logika.

Uhuk! Sekarang, giliran dia yang tersedak kola. Rasakan!

※Efflorescence※
Tbc.

Maaf pendek...
Idenya lagi mampet kebanyakan pikiran...
Lagi kena writer block, buka work rasanya pengen nangis sebab males liat, ini aja update gegara udah ada draft semingguan yang lalu...

Jadi maafkan!

Maaf buat segala bentuk typo

Efflorescence |VKook/TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang