Efflorescence 34

385 70 90
                                    

Efflorescence

Story by: Fi (@Polaris183)
Length : Chaptered

Warn! BxB area! Homophobic? Saya tidak sarankan baca!

VKook (V/Kim Taehyung x Jeon Jungkook)

V/Taehyung sentris!

______________________

"Guk! Guk! Guk!"

Kepulangan kami --saya dan Jungkook-- disambut gonggongan anjing begitu pintu terbuka. Tak sempat menenangkan kejut, saya terburu dibuat keranjingan sebab si anjing kecil berbulu hitam-cokelat pasir itu tak dinyana menggigit jentik kaki yang polos tak bersepatu, saya mendelik tajam. Ukurannya boleh kecil, tapi gigitannya sakit juga. Jungkook di belakang tubuh mengikik tanpa suara, dia seakan mengejek penderitaan saya. Uh, untung cinta, untung sayang ... kalau tidak, sudah habis kamu saya gigit, Kook.

Pantofel saya melekat kebesaran di kakinya. Sepulang kuliah, dengan bus sebagai sarana kami menuju taman pinggiran sungai Han untuk habiskan sore hari, sekadar menikmati dedaunan yang memutih sebab butir salju dengan semangkuk kue beras pedas yang terbeli di tenda pinggir jalan. Dan kesialan mampir pada kesayangan saya. Sepatu sneakers putih kesayangannya --yang sudah aus bagian solnya-- malah terjeplak sebab jahitannya terlepas. Dia hampir jatuh tersandung kalau tak saya rangkul pinggangnya secepat kilat. Jadilah saya pakaikan pantofel saya agar kakinya tak mati rasa kedinginan. Sekarang masih bulan Januari, salju masih segar memutih.

Saya terpaksa membeli sendal jepit di toko kelontong yang tak jauh dari tempat insiden. Bersyukur sendal berwarna merah muda mentereng ini bisa menghalau sedikit efek kedinginan yang menyapa kaki. Jangan tertawakan saya, sebab cuma warna itu yang tertinggal satu-satunya. Kalau ketahuan Seokjin, pasti dia menjerit kegirangan melihat warna itu.

"Guk! Guk!"

Saya tatap sensi anjing kecil ini. Kenapa dia terus-menerus menyalaki saya yang bahkan tak tahu ini anjing darimana. Jungkook sepertinya masa bodoh, tawanya sudah habis, dan dia lempeng saja masuk sembari menenteng sekantung plastik besar barang belanjaan yang berisi bahan makanan dan beberapa kaleng soda serta lima buah cokelat bar.

"Mas, jadi mau masak apa?!" Dia berteriak kencang dari dapur. Menanyai saya yang masih ribet sendiri menjauhkan anjing yang mungkin taruh dendam kesumat pada saya itu.

"Terserah, Sayaaang!" Saya sedikit berteriak. Membuat Jungkook bergeleng kepala kecil sembari mengeluarkan barang belanjaan. Dari pintu depan, saya memang bisa langsung melihat ruang tamu --sekaligus ruang menonton-- dan dapur.

"Malatang mau?" Dia tanyai saya lagi, terjawab lama setelahnya karena saya yang masih saja risih menyingkirkan anjing kecil satu ini sebelum kulit saya lecet di bagian lain. "Iya, mau Sayang..."

Jungkook memang tak pandai membuat kopi, tapi kalau urusan memasak, dia yang terbaik buat saya. Yaa... dibandingkan saya yang memasak mi instan saja gosong ini, dia memang terbaik. Ibu Jeon menggemblengnya dengan baik untuk urusan dapur, tapi lupa tak mengajari bagaimana membuat kopi manis tanpa mematikan indra perasa.

"Kamu ini anjing siapa siiih?" Saya mendesah frustasi. Anjing ini saya angkat bukannya lepas gigitan, malah semakin menjadi menancapkan taring.

Cklek! Brug!

"TAE!!!"

Saya jatuh tersungkur. Hidung ini sakit bukan main karena wajah yang lebih dulu menghantam lantai. Seseorang di luar pintu tenaganya bukan main sampai saya terdorong tak elite begini. Disusul sebuah teriakan dan beberapa orang cekikikan yang bukannya membantu, malah terpingkal ketika tangan saya terpeleset lantai yang licin hingga untuk kedua kalinya, hidung saya ngilu menghantam lantai. Semoga tak patah, itu harapan saya. Nanti kalau patah, apa kata dunia?!

Efflorescence |VKook/TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang