Efflorescence 38

384 61 24
                                    

Efflorescence

Story by: Fi (@Polaris183)
Length : Chaptered

Warn! BxB area! Homophobic? Saya tidak sarankan baca!

VKook (V/Kim Taehyung x Jeon Jungkook)

V/Taehyung sentris!

Pesanku buat chap ini: Hati-hati aja, padahal ga ada apa-apa juga XD

______________________

Jungkook dan binar mata bulatnya.

Coba katakan, hal apa yang lebih menarik atensi saya ketimbang mata bulat jernih miliknya yang kini antusias berbinar menelisik etalase. Mencari kira-kira cincin seperti apa yang pas dengan jemari dan sesuai dengan ekspektasi.

Cemberutnya yang tadi tertuang gara-gara bibir itu, kalah dengan bahagianya dia yang langsung berkeluyur sana-sini sepanjang etalase. Saya cukup ikuti dan tetap mengawasi, diam-diam mengagumi lagi betapa menggemaskan dirinya yang menggerutu pelan sambil bertanya--apa ini cocok, apa yang itu cocok--pada diri sendiri.

Salah satu toko perhiasan besar di Myeongdong yang sekarang kami kunjungi. Toko langganan Ibu Jeon yang paling diminati perkara desain dan kepuasan harga. Dan memang, saya mengiyakan, kalau desain cincin yang dipajang sungguh indah menarik mata, sampai bingung mau pilih yang mana.

Pukul sembilan lebih lima. Sudah hampir setengah jam kiranya kami hanya berdiri mengamati, seorang wanita pegawai toko begitu sabar melayani. Berdiri mematri senyum tanpa henti berseberangan dengan kami. Yang kebetulan sebagai pelanggan satu-satunya di sini.

Tak jarang saya beri si pegawai senyum kering. Jangan bilang siapapun, tapi matanya ingin sekali dicolok jari. Nakal parah menatapi lekat muka saya sembari sesekali melempar kedip maut.

Maaf-maaf saja, dia telanjang di depan saya pun, saya tak akan tergoda. Cacing besar Alaska saya sudah mematen liang, tak mau yang lain lagi selain sweet hole calon istri saya. Begitu-begitu, Vantae setia kok.

Hehe, ada yang kangen Vantae? Cacing besar Alaska saya? Maaf, dia belum diberi kesempatan beraksi lagi.

"Masnya ganteng," celetuk si pegawai, kemudian bertanya, "lagi cari cincin untuk adiknya ya?"

Saya meneleng ditanya begitu. Hampir setengah jam berlalu, dan wanita muda ini baru bertanya. Tadi-tadi kemana saja?

"Oh, terima kasih pujiannya. Saya tahu kok saya ganteng dari lahir," kelakar saya, nadanya agak sarkas dengan satu senyum paksa. Saya langsung disikut pelan oleh Jungkook yang bahkan masih setia menatapi barisan cincin.

"Dan ini," sambung saya, terjeda gerakan tangan yang menarik pinggang Jungkook lebih mendekat, untuk direngkuh begitu hangat dalam lingkar lengan dan panjang jemari saya. "bukan adik saya. Dia calon istri saya, yang terbaik di antara yang paling baik." Saya memungkas, menohok telak batin si pegawai yang langsung memasamkan air muka sembari pasang raut sesal.

Jungkook mendongak dengan senyum manis serupa kelincinya. Aduhai, tak akan pernah berhenti saya berterima kasih pada kakek moyang saya yang sudah berjasa bela negara--kalau iya. Rejeki saya bersar tiada tara.

"O-oh, maaf, saya tidak tahu," kagoknya. Saya hanya terkekeh sembari ambil langkah lebih mundur untuk memeluk pinggang Jungkook lebih intim dari belakang. Menumpu dagu di bahunya, turut melihat-lihat.

Bukan apa-apa, hanya menunjukkan hak paten saja. Terbukti dengan si pegawai yang langsung berpaling muka melihat kami yang begitu mesra.

Entah benar-benar terfokus atau tahu tapi berlagak tidak tahu, Jungkook asyik saja memilih lagi. Tapi sepertinya dia tahu dan peduli, sebab beberapa detik setelahnya dia justru menyandar di dada saya, kepalanya tertumpu di bahu, semakin membuat kami merapat dengan dia yang tenggelam dalam rangkulan. Berkata begitu riang sembari menunjuk cincin pilihannya.

Efflorescence |VKook/TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang