Chapter 13 : Mencoba Memahami

2.5K 301 18
                                    

Setelah mendapat bentakan dari Perth, sekaligus yang menyadarkannya. Plan tak langsung kembali ke kamarnya, ups maksudnya kamar Mean, dia memilih mencari tempat yang sekiranya bisa menyembunyikan dirinya untuk sementara waktu dari Mean dan Perth, atau bangsa mereka.

Rasanya ingin kembali ke rumah kecilnya, sayangnya dia tak tahu jalan. Jangankan jalan, keluar dari sini saja mustahil. Penjagaan sangat ketat dimana-mana, Plan pernah mencoba keluar tapi yang didapatinya dia ditanya habis-habisan oleh penjaga, mereka tak tahu bahwa manusia yang dibentaknya dibawa oleh Alpha mereka sendiri. Manusia yang akan menjadi pendamping hidup sang Alpha, setelah Plan dibawa menghadap di aula tengah, dengan seenaknya penjaga itu mengatakan jika Plan adalah penyusup yang dibantu orang dalam agar bisa masuk ke kastil mereka. Saat itu hanya beberapa ajudan yang datang untuk menghakiminya, kejadian itu baru berselang 3 hari yang lalu.

Jika saja Perth tak melihat Plan dibawa ke dalam aula tengah, jika saja Perth tak segera menggunakan mindlinknya untuk menghubungi Mean, entah apa jadinya. Bisa saja Plan dieksekusi, didepan bangsa mereka. Seluruh werewolf dibawah pimpinan Mean Phiravich. Mean tergesa-gesa, menggunakan kemampuan larinya yang secepat kilat. Mean mendobrak pintu aula, melihat bagaimana Plan diperlakukan dengan tidak manusiawi, memang Plan tak memiliki lebam di wajah atau luka fisik yang terlihat, tapi tatapan matanya sendu dan satu hal yang Mean tahu, Plan ketakutan. Tangannya di borgol, didudukkan ditengah aula, diatas kursi penghakiman untuk menerima hukuman yang pantas diberikan.

Tanpa berkata apapun, Mean menghajar ajudannya. Seorang werewolf paruh baya yang menghabiskan seluruh hidupnya untuk pack Blue Moon. Tubuhnya terpental ke sudut ruangan, menabrak dinding dan detik selanjutnya Mean sudah menghajarnya tanpa ampun. Kemarahan terlihat di matanya, matanya berubah menjadi semerah darah. Tanda bahaya, Mean yang seperti itu bisa membunuh siapapun yang ada dihadapannya, siapapun yang mencari gara-gara dengannya.

"P'Mean.....tolong berhenti," suara Plan mengintrupsi Mean.

Tin tertahan, dia tak mendesak keluar karena matenya menyuruhnya berhenti.

Tadi Tin sudah menguasai tubuh Mean, tinggal sedikit lagi maka Tin bisa mengambil alih tubuh Mean dan wujud serigalanya terlihat. Tin menurut pada matenya, tidak seperti Mean yang tak pandai mengajak bicara Plan seolah terlihat tidak nyaman bersama Plan.

Tin mengembalikan kesadaran Mean, tinjuannya tertahan di udara tepat dihadapan ajudannya. Perlahan matanya kembali menghitam, seperti Mean yang biasanya.

Mean menghampiri Plan, melepaskan tangan Plan dari rantai yang menyandera kedua tangannya. Manik matanya bertemu tatap dengan Plan, ada rasa kesedihan yang tak tertahankan yang ada pada diri Plan. Mean bisa melihat dari tatapan matanya, anehnya Plan tak meneteskan airmata, seperti matanya telah kering.

"Jangan coba-coba menyakitinya atau mengeksekusinya, dia tamu terhormat disini," Mean berkata dengan keras, suaranya menggema, "Dia mateku, jangan menyentuhnya." Setelah mengatakannya, Mean membawa Plan keluar dari ruang aula eksekusi. Menggamit tangan Plan, tentu saja Plan menurut, dia tak dapat menolak atau menghindar. Plan sadar, Mean telah menolongnya.

***

Plan ingat, dibelakang kastil ada taman yang jarang dilewati orang. Plan melangkahkan kakinya kesana, entah bagaimana Plan ingin menangis. Menyendiri tanpa ada yang melihatnya bersedih, merenungkan tentang ucapan Perth tadi. Plan merasa dia terlalu manja pada Perth, selalu bertanya padanya, mengganggu kegiatan Perth.

Plan tak pernah dekat dengan orang lain selain Earth, jadi dia bahagia bisa mengenal Mean dan Perth, terutama karena Perth suka bercanda dan sering meledeknya lalu dengan nyaman menjelaskan tentang apapun yang ditanyakannya. Mean terkesan lebih diam, tapi perhatian secara tidak langsung. Mungkin Plan hanya kurang peka dengan apa yang dilakukan Mean untuknya.

ALPHA (2WISH)  DICETAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang