Chapter 41 : Kedatangan Manusia Lain

2.1K 243 28
                                    


Earth sudah sampai di sudut terdalam hutan di depan tembok pembatas. Tahu bagaimana ekspresi Earth sekarang? Dia sangat takjub dan heran, bagaimana bisa di dalam hutan terdalam ada tempat seperti istana yang berdiri menjulang dengan banyak bangunan didalamnya. Terlebih lagi tidak ada jalan masuk, Earth tadi naik Wolf Title yang berlari cepat, dia bahkan tak sempat menengok ke kanan atau kirinya untuk mencari penanda supaya bisa masuk kesini sendiri lain kali. Oh itu ide buruk Nong Earth! Kau tidak tahu betapa membahayakannya hutan terdalam itu.

Earth digendong Title dan menaiki Wolfnya bukannya takut dan menghindar, malah bahagia sampai rahangnya hampir lepas karena tak mengira jika seniornya di kampus yang tampak misterius itu adalah seorang Werewolf. Dia bahkan tak menyadarinya. Meskipun membaca banyak buku tentang Werewolf, Earth tak menemukan tanda-tanda Title dari buku yang dibacanya. Sepanjang perjalanan, Earth memegang bulu lembut Wolf di tengkuk Wolf Title. Rasanya sangat takjud sampai rahangnya hampir lepas karena dia terus tersenyum setelah mengetahui semuanya. Mimpi apa dia semalam?

"Ayo masuk," Title mengintrupsi kegiatan Earth melihat-lihat.

Oh ayolah phi, Nongmu itu belum puas melihat-lihat pemandangan disini. Meskipun hanya tembok dan pohon, tapi sangat memanjakan mata siapapun. Oh, dan ada bunga di beberapa sisi.

Earth akhirnya mengikuti Title, dia mengekor dan mempercepat langkahnya karena P'Title berjalan dengan sangat cepat. Melewati pintu besar yang menjadi gerbang utama dan dibukakan oleh prajurit disana, ya ampun siapa sebenarnya orang di depannya ini? Begitu di hormati dan di segani.

"Kenapa mereka memberi hormat pada phi?" Earth bertanya karena rasa penasarannya mencuat sampai ke ubun-ubun.

"Selamat datang kembali, Jenderal." Seseorang yang tak kalah tampan menyapa Title dan memberi tanda kehormatan.

"Ya, dimana Luna?" Title menjawab lalu bertanya, karena dia harus cepat.

"Sedang istirahat di kediaman Alpha, Jenderal." Jawab pria itu dengan tenang dan tegas. "Siapa yang anda bawa, Jenderal?" Tanyanya lagi.

"Sahabat terdekat Luna, sebentar lagi jadi istriku," jawabnya dengan tenang, seolah-olah kata-katanya sudah biasa di ucapkannya.

"Phi," Earth mencubit lengan Title dengan keras. Earth mengucapkannya dengan nada merengek.

"Oh maaf, silahkan dilanjutkan." Kata Werewolf itu pada Title. Dia memberi jalan pada Jenderalnya menuju kediaman Alpha.

***

Berapa lama lagi mereka harus berjalan? Oyy, kaki Earth pegal.. sebenarnya dia mau dibawa kemana? Kenapa jauh sekali dari pintu masuk tadi? Sudah berapa kilo mereka berjalan? Kenapa semakin masuk ke dalam semakin banyak bangunan tinggi bergaya klasik tapi sangat tertata rapi seolah sudah disiapkan dengan baik. Apa ini kediaman para petinggi tempat ini?

"Jangan terus mengeluh, ingin menemui Nong Plan kan?" Title berkata disela-sela keterdiaman keduanya. Mereka berjalan sejajar sejak masuk tadi.

Oii, P'Title tahu sejak tadi dirinya mengeluh? Astaga! Betapa memalukannya itu.

"Aku tahu karena bisa mendengar apa yang kau gumamkan itu." Sebelum Earth bertanya, Title berinisiatif mengatakannya. Anak itu terlalu banyak menggumam sejak tadi, telinga Title tergelitik.

"Jadi itu kemampuan phi?" Earth bertanya dengan memprotes, "Oho, jadi selama ini...selama ini phi...phi tahu apa yang aku pikirkan?!" Kali ini Earth berhenti melangkah, diikuti Title yang ikut berhenti karena merasa tak ada pergerakan dari orang disebelahnya.

"Iya, tahu!" Title mengerling pada Earth, dan berjalan lebih dahulu.

Earth mengekor lagi, kali ini bahkan berlari-lari kecil karena Title berjalan cukup cepat, tapi pipinya bersemu merah dan wajahnya sudah hampir mirip kentang yang nyaris matang saat di kukus. Curang sekali memang ya para Werewolf! Oyy apa-apaan ini? Tidak adil! Earth tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh seniornya itu.

ALPHA (2WISH)  DICETAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang