Chapter 26 : Kembali ke Kampus?

2.2K 254 45
                                    

Ya ya aku tahu telat banget update, maaf yah karena RL ku sedang banyak tugas....

Aku bakal double up kok, tenang ajja.....

.

.

Happy Bithday to Choi Minho Oppa....

Yang terbaik untuk Oppa dan selamat bertugas di kemiliteran.

.

.

Dua hari setelah pindah ke perumahan elit yang dekat dengan kampus dimana Plan belajar, Plan akhirnya bisa berangkat ke kampusnya. Berapa lama dirinya libur? Sebulan? Empat puluh hari? Ah entahlah.

Dua hari itu pun digunakan untuk membereskan kamar dan rumah barunya, upss rumah baru mereka, Mean dan Plan. Ohh jangan pikir mereka hanya berdua di sebuah rumah besar yang baru saja dibeli Mean seminggu yang lalu. Rumah besar itu dihuni oleh banyak orang, ohh jangan pikir mereka tinggal disana hanya untuk tinggal seperti halnya Plan, mereka disana kerja dan juga mendapat tugas. Mereka adalah para Werewolf yang ditugaskan khusus oleh Mean Phiravich untuk menjaga Plan dan juga menyiapkan segala kebutuhan keduanya.

Tiga hari yang lalu perintah dikeluarkan secara pribadi hanya untuk Werewolf yang diutus oleh Mean untuk ikut mendampinginya. Tentu saja keputusannya tak lepas dari campur tangan Perth yang turut memberi saran untuk sang Alpha, sedangkan Plan tak tahu apapun, yang jelas dia senang akhirnya bisa kuliah lagi.

Beberapa Werewolf dan Shewolf yang ikut, ada Prem, Bon, Ron juga Arnold (Warrior yang dipilih dan memiliki tugas khusus untuk melindungi Plan sekaligus menjaga keselamatan sang Alpha). Untuk Shewolf –Reina, Aim, Tata, dan Rumi (Mereka bertugas menyiapkan dan mengurus rumah besar itu, segala macam keperluan).

Dan sejak tiba, Plan tinggal di kamar yang sama dengan Mean. Di kamar utama di lantai dua dan sangat luas tentunya. Awalnya Plan ingin sendiri, tapi Mean melarangnya, alasannya demi keselamatannya. Karena Plan merasa dia tak berhak menolak jadi Plan mengiyakan saja perkataan Mean. Juga melihat ada dua lemari yang tersedia di kamar itu, ada satu kamar mandi di dalam kamar, ada AC juga, ada ruangan kerja Mean juga ada meja belajar untuk Plan, semuanya tersedia ketika Plan baru memasuki kamar. Melihat hal itu, Plan jadi mengerti saat Mean mengatakan mereka akan se-kamar.

***

Pagi ini, Plan bangun terlalu pagi. Masih pukul 05.00 waktu Thailand, Mean sendiri masih terlelap dalam tidurnya. Plan takkan tega membangunkan pria yang sejak saat itu terus menjaganya dengan ketat, dia tahu jika Mean kelelahan karena semalam pulang larut dan dia sendiri sudah tidur terlebih dahulu.

Membersihkan diri di kamar mandi, merapikan diri dan tiga puluh menit kemudian bergegas turun ke lantai satu ketika merasa sudah rapi. Plan memang tak pernah olahraga, tapi rutinitas seperti ini memang sudah dia lakukan sejak kedua orangtuanya meninggal. Menjadi pribadi yang mandiri dan serba siap dengan segala hal, setiap detik tak pernah terlewatkan untuk apapun, karena itulah ketika ada waktu senggang, Plan suka sekali menghabiskan waktunya untuk membaca buku. Semakin kritis dengan banyak hal, otaknya bisa dia gunakan dengan cepat untuk mengambil keputusan terbaik yang sudah diperhitungkan.

Di lantai satu, Plan dapat melihat Rumi sedang menyapu ruang tengah dan Tata sedang mengelap meja dan barang-barang yang memenuhi ruang tengah. Mereka mengamati Plan yang sudah rapi dan terlihat ceria, lalu menyapanya.

"Rumi," panggilnya, "Apa di dapur ada banyak bahan makanan?" tanyanya kemudian.

"Ada," Rumi menjawab, "Tuan ingin makan apa? Nanti kami akan membuatkannya sebelum sarapan."

"Aku ingin memasak, hari ini biar aku saja yang masak untuk semuanya." Plan memberi informasi tentang keputusannya.

Rumi tiba-tiba bergidik ngeri, membayangkan wajah marah Alphanya. Mengingat waktu di pack saja saat Plan membuat Sandwich, Alphanya sangat marah karena tak ada yang berani melarang Plan saat itu. Dan sekarang, Plan mengatakan akan memasak untuk semua orang di rumah ini, bisa mati di gantung mereka yang bertugas di dapur.

ALPHA (2WISH)  DICETAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang