Chapter 7 : Mulai Terpikat?

3.4K 347 49
                                    

Setelah memastikan Plan telah mandi, Mean akhirnya duduk di kursi didalam kamarnya. Perth menatapnya dengan intens dan dari wajahnya penuh tanda tanya. Perth seolah membaca keterdiaman Mean dengan penuh selidik.

"Apa?! Kalau ingin bicara, katakan saja!" Mean mengintrupsi.

Perth berdecak, menggelengkan kepalanya heran.

"Kau terpesona kan Phi?" Perth memastikan tebakannya tidak salah.

Mean diam, padahal Perth hanya memastikan. Tidak bermaksud menuduh Mean yang diam-diam telah mengagumi pria mungil yang memergokinya sedang mengamuk dalam wujud serigalanya, juga yang ketakutan karena keberadaannya diketahui oleh bangsa manusia.

"Dia manis, ramah dan juga sopan." Mean menjawab dengan mengatakan pendapatnya tentang Plan pada pertemuan pertama mereka.

Senyum itu terpatri di bibirnya, senyum yang tak pernah diperlihatkan pada anggota packnya.
Perth dan keluarga terdekatnya lah yang pernah melihatnya. Mean tersenyum hanya karena pria manis itu? Apa-apaan ini, bahkan ketika melihat putri tetua yang tercantik dari pack lain saja Mean tetap dingin, tanpa senyum sedikitpun.

Perth memakluminya, Mean tak pernah merasakan mengagumi orang, menyukai orang dan juga merasakan hatinya hangat. Dengan Perth saja Mean banyak diam, apalagi dengan orang lain. Bukannya bicara, Mean justru terkesan dingin dan cuek.

"Dia matemu, jadi kau pasti merasa nyaman dengannya Phi." Tutur Perth setengah berbisik.

Mean teringat lagi perkataan Tin, Tin didalam tubuhnya sedang merasa bahagia. Setelah mendapat sapaan dari Plan, Tin tak bisa diam dan terus mendesak Mean untuk bertukar wujud dengannya. Padahal Plan tersenyum dan bicara pada Mean, tapi Tin sangat antusias dan ingin sekali dipeluk oleh Plan.

Plan bisa ketakutan setengah mati ketika melihat Mean berubah wujud menjadi wujud serigalanya, Tin. Mean saja tidak tahu harus apa setelah ini, tadi Plan meminta dibawa kembali ke tempat asalnya. Mean tak rela, dia bahkan belum banyak bicara pada Plan. Tapi Plan seolah menutup diri dari orang asing, Plan mau mengatakan namanya saja, Mean sudah sangat bahagia.

"Bantu aku mencari tahu tentangnya." Mean berkata dengan serius.

Perth yang sedang diam, menatap Mean dengan tatapan penuh keterkejutan. Sifat otoriter Mean benar-benar tidak pernah berubah.

Memang, bukan kali pertama Mean memerintahnya, tapi kali ini benar-benar terburu-buru dan tanpa perhitungan. Mencari manusia ditengah padatnya kota Bangkok? Bahkan Perth tak bisa mencium bau Plan, entah karena apa. Perth jadi bertanya-tanya, apa Mean bisa mencium bau tubuh Plan?

Setelah bertarung dengan pikirannya, Perth mengangguk. Menyetujui perintah Mean, untuk kali ini Mean akan membiarkan Plan tak tahu siapa dia dan melepaskan Plan, mengantarnya ketempat dimana Plan berada, dipinggiran hutan didekat perkampungan.

.
.

Mean mengantar Plan dengan berjalan kaki dari rumahnya didalam hutan, melewati banyaknya anggota pack yang menatap keduanya dengan tatapan penuh tanya. Anggota pack yang terus memperhatikan Plan yang keluar dari ruangan pribadi sang Alpha tanpa luka dan juga Mean yang mau mengantarnya seorang diri.

Mereka merasa Alpha mereka sedang geger otak atau semacamnya setelah malam purnama tadi, karena terlalu keras membanting tubuhnya pada pepohonan.

Saat Plan menunduk karena malu dan ketakutan, Mean menatap anggota packnya dengan tatapan yang seolah mengatakan 'jangan memelototinya', tangannya menarik Plan untuk berjalan lebih cepat demi menghindari tatapan yang dilayangkan anggota packnya pada Plan. Enak saja Matenya ditatap seperti itu oleh anggota packnya sendiri.

ALPHA (2WISH)  DICETAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang