Chapter 35 : Kabar Bahagia~

2.6K 260 62
                                    

Selamat Membaca~~

.

.

Pagi itu cukup ramai di kediaman Alpha Blue Moon. Kabar sakitnya sang Luna juga telah sampai di telinga sang kakek sampai meminta Warrior yang bertugas membawanya kesana. Alpha merasakan kehadiran kakeknya dan bergegas keluar dari kamarnya, memberi hormat pada sang kakek dan bias wajahnya sangat tidak enak di pandang.

"Sudah panggil God untuk datang?" Sang kakek bertanya tanpa basa basi.

Mean mengangguk, dia tak banyak bicara karena pikirannya kini dipenuhi oleh Luna-nya yang masih tertidur diatas ranjangnya.

"Plan belum mau makan apapun?" –Kakek.

"Belum, kakek." Mean menjawab cepat, "Katanya perutnya sakit dan kepalanya pusing." Dia menjelaskan sesuai yang istrinya katakan.

Sang kakek hanya berdehem sekali, menepuk pundak cucunya dengan kuat berusaha membuat cucunya tegar.

"Saya datang, Alpha!" Suara seseorang mengintrupsi pembicaraan dua orang penting pack tersebut.

God ternyata, bersama istrinya dibelakangnya. Mereka memberi hormat dan di tangannya sudah ada perlengkapan dokternya.

Mean meminta ijin pada sang kakek untuk mengantar God dan istrinya ke kamarnya, memeriksa Luna tanpa membangunkannya. Tapi entah bagaimana, Plan akhirnya terbangun karena merasa tubuhnya dipegang oleh seseorang.

Bass sedang memeriksa tensi darahnya, Plan sempat tersentak karena tiba-tiba suaminya membawa serta orang lain ke kamarnya yang Plan tidak tahu itu siapa. Ah untuk dokter God sudah pernah bertemu sekali jadi Plan tidak terkejut. Tapi untuk lelaki imut satunya, dia tak tahu itu siapa.

"Tenanglah sayang, biarkan God dan Bass memeriksamu." Katanya sembari memegang lengan sang Luna karena Plan terlihat bingung dan gelisah.

Setelah suaminya mengatakan itu, akhirnya Plan menurut. Dia hanya diam, membiarkan keduanya memeriksanya. Plan menurutinya dan hanya sesekali menggenggam erat tangan Mean.

Plan hanya takut jika ternyata sakitnya parah dan bisa mengambil nyawanya kapanpun.

GodBas akhirnya selesai memeriksanya, Bass tersenyum seolah mengatakan tidak ada apapun yang perlu dikhawatirkan. Raut ketakutan justru ada pada Plan.

"Anda tidak harus khawatir." Bass berucap.

"Bagaimana bisa aku tidak khawatir?" Mean bertanya, "Plan sejak kemarin tidak bisa makan apapun.." Suaranya bergetar.

"Tubuhnya tidak apa-apa, hanya darahnya sedikit berubah." God mengatakan dengan sangat tenang, "Apa anda juga merasa berbeda, Alpha?" God bertanya pada Mean untuk memastikan sesuatu.

"Iya, kemarin tandaku sedikit memudar tapi muncul nama Plan disana," ucapnya menenangkan dirinya sendiri, "Nama lengkapnya, juga perubahan tattonya." Mean sedikit menjelaskan.

God berdehem.

"Bolehkah saya tahu apa yang kalian lakukan sebelum semua itu terjadi?" God bertanya dengan ragu. Sebenarnya bukan ragu, God sungkan karena yang dia tanyakan merupakan privasi.

"Bulan purnama kemarin kami melakukannya." Kata Mean, "Aku yang memintanya, aku tahu di bulan purnama tidak seharusnya memintanya karena bisa saja tanpa sadar aku membunuhnya, tapi meskipun Plan tidak mengalami Heat dan seorang manusia, tubuhnya tetap menarik seluruh indra pada tubuhku." Mean menceritakan sedikit yang dirasakannya.

God mendengarkan dengan seksama, Plan dan Bass juga mendengarkan. Plan terlalu khawatir dan Bass yang penasaran.

"Apa anda sempat berubah saat bulan sudah penuh? Atau merasakan sesuatu yang menyakitkan di tatto anda?" God tetap bertanya meskipun sebenarnya dia sudah lancang.

ALPHA (2WISH)  DICETAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang