Chapter 34 : Luna Sakit?

2.5K 347 101
                                    

Aku minta maaf kalau diantara kalian ada yang gak setuju dengan cerita ini, tapi percayalah, aku sedang mencoba genre baru seiring berjalannya cerita.

Aku harap kalian mengerti.

Jangan lupa vomen ya biar Block Writerku segera hilang.

***


Kemarin Mean membawa Plan pulang ke pack-nya, kali ini setiap Werewolf selalu penuh senyum ketika di hadapkan dengan wajah cantik dan imut milik sang Luna. Bagaimana bisa mereka tak ikut senyum jika sang Luna sangat hangat pada mereka? Mereka seolah tersihir, meski Luna mereka adalah manusia, nyatanya senyumnya seolah jarang dimiliki bangsa manusia, begitu menenangkan dan menyejukkan hati.

Kondisi tubuh Plan pagi ini tidak terlalu baik, pagi buta tadi dia muntah berkali-kali. Sayangnya itu bukanlah seperti biasanya, pasalnya Plan bahkan belum makan apapun. Cairan yang keluar dari mulutnya adalah cairan bening seperti air. Plan bahkan tidak bisa makan apapun setelahnya, dia hanya minum teh hangat yang disiapkan para Shewolf disana. Mean saat ini tidak bersamanya, Alpha Phiravich itu sedang bersama dengan sang Kakek di kediaman para tetua. Sepertinya ada hal mendesak yang perlu dibicarakan.

Plan sudah merencanakan sejak kemarin jika dia akan memasak sendiri. Tapi sepertinya semua rencananya sekarang hanyalah dalam bayangannya saja. Jangankan masak, berdiri saja rasanya sangat pusing, ditambah dengan perutnya yang terasa seperti di aduk-aduk. Berulang kali tangannya memegangi perutnya yang terasa aneh. Tidak seperti biasanya, Plan jarang sakit dan jika pun sakit pasti akan demam, tapi semalam bahkan dia masih baik-baik saja.

"Maaf Luna, perlukah saya meminta Warrior untuk mengabari Alpha?" Wunnat, seorang Shewolf yang bertugas di kediaman sang Alpha bertanya pada sang Luna yang masih memijat pelipisnya dan memegangi perutnya secara bergantian.

Plan menatap sang penanya dengan tatapan yang seolah memprotes.

"Tidak! Jangan!" Katanya, "Jika P'Mean tahu, dia pasti akan segera kesini dan urusannya tidak akan selesai dengan cepat." Plan memberi alasan yang masuk akal.

"Tapi wajah anda pucat, kami takut terjadi sesuatu pada anda." Kata Wunnat khawatir.

"Aku hanya perlu istirahat, tolong jangan suruh Warrior melakukan apapun." Dia memerintah.

Wunnat hanya bisa mengangguk paham, dia pun mengerti bagaimana pedulinya sang Luna pada Alphanya. Termasuk pada pack Blue Moon.

Plan menarik selimutnya sampai menutupi dadanya, tubuhnya serasa gemetar. Dia tak bisa melakukan apapun untuk dirinya sendiri, jadi dengan segera menutup matanya untuk istirahat supaya keadaannya membaik. Semoga saja saat bangun nanti, tubuhnya akan merasa lebih baik dan rasa mualnya menghilang.

***

Mean pulang ke kediamannya dengan lega, siang ini akhirnya urusannya dengan kakek dan tetua lainnya selesai. Dia bersyukur karena mereka tak terus berdebat dan meributkan tentang pemilik darah abadi. Bahkan Perth tak ikut karena Mean menitipinya perusahaan besarnya, hanya Perth yang bisa dia percaya. Mungkin besok atau lusa Perth baru bisa kembali ke packnya. Jadwal Mean teramat padat, tapi demi seimbangnya kepemimpinannya di dua tempat berbeda, dia membaginya dengan Perth.

"Wad, dimana Lunaku?" Dia bertanya dengan penasaran, terdengar tak sabaran memang. Karena Mean meminta jawaban segera setelah bertanya.

"Luna tidak keluar kamar sejak pagi, ada apa Alpha?" Wad bertanya balik, karena biasanya sang Alpha lebih memilih mencari keberadaan Lunanya sendiri dari pada bertanya.

"Eh?" Mean terkejut, "Biasanya membaca di perpus dan jahil disini, apa Plan sempat marah atau mengatakan sesuatu sebelumnya?"

"Tidak Alpha," Wad menjawab segera, "Luna tidak ingin di temui siapapun selain para Shewolf yang bertugas, jadi kami tidak bisa masuk." Wad memberitahu.

ALPHA (2WISH)  DICETAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang