44 : hi, it's mom

1.8K 289 18
                                    

"Jadi, aku harus gimana?"

Aku menatap Yunho. Pria itu menghela napas, ia pasti sama pusingnya dengan aku, meskipun ia pun sebenarnya tidak perlu ikut berpikir.

"Jangan pernah bunuh dia. Kamu mungkin belom ngerasain kalo dia ada, tapi hari demi hari, kamu akan tau. Waktu akan ngajarin kamu cara jadi ibu yang baik," ucap Yunho, ia tersenyum, "Dan Mingi harus tau."

Aku mengerutkan dahiku, "Aku akan butuh waktu buat ngeyakinin diriku, mungkin gak hari ini."

Yunho mengangguk. "Aku balik ke kantor, aku udah bilang Yeowon buat jagain kamu. Tenang, aku gak bilang tentang ini," Yunho menggoyangkan test pack milikku, "Aku cuma bilang kamu demam."

Yunho kembali mengenakan jas kerjanya dan berjalan keluar kamar. Aku mengikuti langkahnya. Kami berpisah di ruang tengah, yang mana Yunho berjalan ke luar sedangkan aku berbelok naik ke kamarku.

Aku kembali merebahkan tubuhku di atas ranjang. Aku meraih ponselku dan mencari kontak Mingi. Song kecil, mama rindu papamu, hehe.

Aku menekan tombol hijau. Tak perlu waktu lama, Mingi langsung mengangkat teleponku.

"Halo,"

'Halo, kenapa? Kata Yunho kamu sakit? Kenapa kamu gak bilang aku?'

"Yunho? Kapan dia ngomong sama kamu?"

'Barusan. Dia baru telpon aku. Aku mau nelpon kamu, tapi ternyata kamu nelpon aku duluan. What a feeling,'

Aku terkekeh, "Kapan kamu pulang?"

'Aku bisa pulang sekarang kalo kamu mau,'

"No, no, jangan nambah-nambahin kerjaan karyawanmu. Pak bos jangan seenak jidat dong,"

'No, no, karena kamu udah bikin aku kangen, aku bakal pulang sekarang. Tunggu aku di rumah, sayang,'

"Okay, hati-hati,"

'Always, tunggu aku di rumah,'

"Iya,"

'Aku udah keluar ruangan,'

"Iya,"

'Aku udah masuk lift,'

"Udah sana kamu fokus jalan aja. Aku matiin ya?"

'Okay. I love you,'

"Love you too,"

Sambungan pun ku matikan. Hatiku berbunga-bunga sekali, aku bahkan tidak bisa menyembunyikan senyuman lebarku karenanya.

Aku menunduk dan menatap perutku yang masih rata. Beberapa minggu lagi hingga perutku membentuk, baru aku akan memberitahu semua orang. Jika aku memberitahu Mingi terlebih dahulu, hal itu tidak akan begitu berguna karena ia pasti akan menyebarkan ke seluruh dunia jika aku tengah mengandung.

"Tumbuh yang sehat, ya? Mom loves you," ucapku bermonolog, "Tunggu sampai papa tau, dia pasti seneng banget!"

tok tok tok

Astaga, bikin kaget saja.

"Masuk," ucapku tanpa berpikir panjang. Lagipula siapa lagi sih yang ada di rumah ini?

"Sst, Hera!"

Aku melirik ke arah pintu. Ada kak Yeowon rupanya.

Aku bangkit dari dudukku dan berjalan ke arah pintu. Kak Yeowon menyodorkanku secangkir teh hangat.

Rewrite The Stars ➖Mingi ATEEZ [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang