22 : tamparan kenyataan

2.3K 403 37
                                    

hi, any one miss rewrite the stars? :")

hi, any one miss rewrite the stars? :")

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hera?"

Kak Yeowon, wanita itu mengambil posisi duduk di sebelahku, di tepi danau. Tatapannya begitu menghangatkan, sebuah tatapan yang menenangkan, yang tidak dapat aku temukan dari siapapun kecuali dari mendiang ibuku.

"Kenapa di sini sendirian? Dapur selalu terbuka buat kamu kok," ucap kak Yeowon.

Aku menyeka ujung mataku yang agak berair dengan buku jariku. "Yah, menikmati waktu luang selagi Tuan Song gak ada," jawabku.

Kak Yeowon mengerutkan dahinya, "Sejak kapan kamu manggilnya 'Tuan Song'? Aku kira kamu manggil Tuan Song dengan namanya."

Aku hanya mengangkat bahuku sambil tersenyum kecil. Lucu rasanya jika aku 'mengambek' pada Mingi seperti ini, tapi kan aku juga punya hati.

"Yah, Tuan Song lagi istirahat di kamarnya, bareng sama Tuan Yunho. Walaupun Tuan Yunho lebih suka kalo aku manggil dia dengan namanya, tapi rasanya canggung juga karena Tuan Yunho itu temennya Tuan Song," ucap kak Yeowon. "Dunia pertemanan emang suka aneh, termasuk gimana Tuan Song sama Tuan Yunho."

Aku kembali menatap pantulan wajahku di atas permukaan air hingga aku melihat wajah kak Yeowon di sebelah pantulan wajahku. "Ada masalah sama Tuan Song? Atau sama Tuan Yunho?" tanya kak Yeowon lagi.

Aku menghela napasku. "Aku ngelanggar peraturan," jawabku.

"Peraturan apa? Kamu gak dihukum berat 'kan sama Tuan Song?"

Aku menggeleng sembari terkekeh, "Enggak, bukan Mingi yang ngehukum aku. Tapi semesta, semesta menghukum aku dan perasaanku."

"Maksud kamu?"

Tanpa perlu aku ucapkan dengan kata-kata, kak Yeowon mengerti maksud akan ucapanku. Ia merentangkan tangannya memelukku erat. Aku yang lemah kembali meneteskan air mataku.

"Gak ada yang bisa mengontrol perasaan seseorang, Hera. Kalau Tuhan mengizinkan, perasaan itu akan menetap. Kalau enggak, maka sebaliknya, Tuhan sendiri yang akan menghapus perasaan itu," ucap kak Yeowon.

"Mingi ngomong gitu tepat di depan mataku. Gimana perasaanku hancur ketika Mingi bilang dia harus menghapus perasaan yang sama-sama kita punya karena kelas sosial kita yang berbeda? Aku tau aku gak berhak mengharapkan balasan, tapi aku... Aku sakit hati...." ucapku lirih.

"Mungkin kamu harus bilang yang sejujurnya sama Tuan Song? Karena, kamu tau kontrak kamu gak sebentar. Kamu akan bertahan sampai sesakit apa? Perasaan itu menyangkut dua belah pihak," ucap kak Yeowon, persis seperti apa yang diucapkan oleh Yunho.

Aku menggeleng cepat, "Gimana kalo Mingi ngeberhentiin kontraknya? Gimana James? Aku udah gak punya harapan lagi, satu-satunya jalan adalah aku harus menahan semuanya sampai dua tahun kedepan."

"Perlahan namun pasti, Tuan Song pasti sadar kalo kamu punya perasaan spesial buat dia. Perkara gimana dia bakal menyikapi perasaan kamu, hanya Tuhan dan takdir yang tau, entah kalian akan menulis cerita yang indah, atau sebaliknya,"

Rewrite The Stars ➖Mingi ATEEZ [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang