26 : misi rahasia

2K 356 26
                                    

"Yunho kamu gak bisa terus ninggalin aku tanpa jelasin apapun kayak gini!" seruku sambil terus berjalan mengikuti langkah kaki pria itu masuk ke dalam rumah. "Kamu mau ngumpan aku ke kandang buaya atau--"

"Aku mau ganti baju karena aku gak mungkin masuk ke club pake kemeja," ucap Yunho cepat kemudian menutup pintu kamarnya dengan sedikit bantingan.

Aku terperanjat dan mundur beberapa langkah karena aku sendiri tidak sadar jika aku mengikuti pria itu sampai ke kamarnya. Aku berbalik dan berjalan ke arah ruang tamu dan duduk di sofa. Aku menyenderkan tubuhku dan menutup mataku sembari memijat dahi. Misi rahasia sialan, apa gunanya juga aku menguntit Mingi? Apakah Yunho berencana membuatku mati lebih cepat, atau bagaimana?

Sebuah cangkir tiba-tiba diletakkan di depanku dan aroma teh yang khas menyeruak indera penciumanku. Aku membuka mataku perlahan, kak Yeowon duduk di sebelahku dengan nampan kayu di pahanya.

"Hai, Hera," sapa kak Yeowon.

Aku tersenyum kecil dan menegakkan tubuhku. "Hai kak," balasku.

"Hari ini mungkin bakal berat, atau mungkin bakal jadi sesuatu untuk menentukan takdir," ucap kak Yeowon penuh teka-teki.

Aku mengangkat alisku, "Begitu? Kak Yeowon tau rencana Yunho?"

"Antara ya atau tidak. Aku gak tau bakal berakhir baik atau buruk, tapi pendapatku pribadi mengatakan.... Yah, ini buruk," jawab kak Yeowon.

"Ayo, Hera, kita gak bisa lama-lama di sini," ucap Yunho.

Aku menatap penampilan Yunho dari atas sampai bawah; mengherankan sekali karena ini adalah pertama kalinya aku melihat Yunho dengan balutan pakaian kasual. Aku pikir pria itu menghabiskan sisa waktunya dengan kemeja, jas, serta celana bahan.

"Kenapa? Aku aneh?" tanya Yunho.

Aku menggeleng cepat. Tuhan, ini aneh sekali, pria sekelas Yunho memakai kaus dan jeans bolong-bolong, seperti anak muda saja.

"Astaga, aku yang malu kalo pergi dengan pakaian kayak gitu," ucapku.

"Ayolah, aku bener-bener menunggu hari biar bisa pake celana ini. Dan, aku pikir tadi kamu jutaan pertanyaan yang kamu paksa untuk aku jawab, jadi ayo kita pergi sekarang," kata Yunho.

Astaga, aku kira ia sudah sedikit melunak, ternyata masih sama menyebalkannya.

"Iya iya, ayo," ucapku. "Kak Yeowon, aku berangkat dulu."

Aku meraih tasku dan berjalan mengikuti Yunho. Ia benar-benar meninggalkan mobilnya, bahkan untuk keluar dari area perumahan yang jaraknya cukup membuat kaki patah ini ia tetap memaksa untuk berjalan kaki.

"Kita mau kemana sih? Kita bakal ke burning star dengan jalan kaki?? Sinting," omelku.

"Kamu main sama Mingi bisa sampe pagi, kenapa jalan kaki sebentar aja gak kuat?" ucapnya yang menohok perasaanku cukup dalam. "Liat, di sana ada stasiun kereta. Kita naik itu."

"Kalo gitu jalannya gak usah cepet-cepet!!" seruku.

Demi Tuhan, aku ingin sekali mendorong Yunho hingga ia jatuh dan berguling-guling saking kesalnya.

Setelah berjalan kaki yang cukup menguras tenaga, kami sampai di stasiun. Aku menatap plang nama stasiun di hadapanku. Stasiun ini, dulu aku selalu datang ke rumah Mingi menggunakan kereta dan turun di stasiun ini hingga kak Jinsung menjemputku dengan mobilnya.

"Keretanya sebentar lagi datang, ayo cepet," ucap Yunho.

Aku menghela napasku. Bahkan di stasiun pun pria itu terus memaksaku untuk berjalan dengan sangat cepat bak seorang tahanan yang sedang kabur dari sel.

Rewrite The Stars ➖Mingi ATEEZ [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang