7 : make up

3.1K 485 40
                                    

Mingi menjatuhkan tubuhnya tepat di sebelahku. Aku menutup mataku, Mingi menepati janjinya untuk tidak bermain kasar. Meskipun begitu, segala sentuhan yang ia berikan pada bagian tubuhku yang lebam tetap sakit sekali.

It hurts a lot, yet it makes me feel heaven.

Mingi membalik tubuhnya menghadapku. Ia meletakkan kepalanya di ceruk leherku dan tangan kanannya memeluk pinggangku dari samping.

The time when our skin touched, I feel another vibration.

"Hera," panggil Mingi. Karena posisi kepala Mingi yang berada di ceruk leherku, tubuhku kembali bergetar saat pria itu berbicara. Bagaimana suara berat dan nafas hangatnya menyentuh telingaku, it drives me crazy.

"Yes, dad,"

"Did I hurt you?"

"No,"

"Hmm, great," ucap Mingi. "Bangun, biar aku obatin luka-luka kamu."

Aku menurut. Aku mengangkat tubuhku dengan susah payah karena aku sudah terlalu lelah.

"Dad, aku harus mandi dulu baru pake obat," ucapku lemah.

Mingi menyeringai, "Kamu ngode? I'll help you bathing."

"Astaga, bukan," ucapku. "Lupain aja, do whatever you want."

Aku menopang kepalaku dengan tanganku. Rambutku lepek sekali.

"Come," ucap Mingi. Ia menarik tubuhku ke belakang dan punggungku dan dada bidangnya bertabrakan. Ia menyenderkan tubuhku pada tubuhnya.

Aku terkejut, namun aku terlalu lelah untuk bereaksi. With this close, kini aku percaya omongan orang-orang jika Tuan Song yang mereka puja sangat tampan. Mereka belum tahu saja sisi buruk pria tampan ini. Dunia dan fantasi seksnya begitu gila.

"Aku minta maaf, sebelumnya aku gak pernah tau kalo kamu terluka kayak gini," ucap Mingi sembari mengoleskan salep di lebamku.

Mataku terpejam ketika tangan kasar pria itu menyentuh tubuhku. Tidak ada yang pernah mengobatiku seperti ini sebelumnya, James sekalipun. It somehow turns me on.

"Kamu tau, aku sempet bingung tentang bagaimana aku harus perlakuin kamu dengan kondisi badan kayak gini. My humanity says no but my lust says yes," ucapnya lagi.

"Gak apa-apa, aku udah biasa--please don't do that, aku capek," ucapku.

Song Mingi, ia mengobatiku, tetapi tangan nakalnya melakukan hal lain.

"You look so beautiful when you're tired like this. It makes me think that I was dominating you," bisik Mingi.

"You already dominate me," balasku.

Selesai mengobatiku, Mingi melemparkan salepnya ke atas meja tanpa beranjak dari posisinya. Ia kembali memelukku dan ia kembali meletakkan kepalanya di ceruk leherku.

Aku dapat merasakan detak jantungnya yang berdegup kencang, membuat jantungku ikut berdetak kencang.

"Kenapa kamu deg-degan?" tanya Mingi.

Aku tertawa kecil, "Me? I thought it was yours."

"Ah, really?" ucap Mingi. "Hoaaam, I'm so sleepy. Ayo tidur, siapa tau kita bermain lagi di mimpi."

Astaga, kepalaku pusing sekali mendengar omong kosong seperti ini. Aku pikir selama ini tidak pernah ada pria waras yang meniduriku. Semuanya bermulut sampah.

Mingi menarik tubuhku perlahan dan kami kembali tidur bersebelahan. Ia menarik selimut yang terjatuh di lantai untuk menutup tubuh polos kami.

Sebelum pria itu kembali melakukan hal yang tidak-tidak, aku membalik tubuhku secepat yang aku bisa, memunggungi Mingi. Namun, sepertinya pria itu tidak pernah membiarkanku santai sebentar saja. Ia kembali memeluk tubuhku dari belakang dan mengikis jarak antara kami perlahan-lahan.

Kau tahu, rasanya aneh sekali saat tubuhku menyentuhnya. Belum lagi if he is on, maka aku yang akan repot.

"Sleep well, kitten. Kalo kamu mimpi buruk, bangunin aku," bisik Mingi.

Tanpa pria itu tahu, aku menitikkan air mataku. Aku tidak bisa menyesali situasi ini. James, aku tahu betapa kecewanya laki-laki kecil itu padaku. Aku bukan contoh yang baik untuknya.

Aku hanya bisa menggantungkan harapanku pada Mingi. Sungguh, tidak ada hal lain di dunia ini yang aku inginkan kecuali kesembuhan untuk James.

Aku tidak tahu sampai kapan aku berada di genggaman Mingi. Aku hanya bisa berdoa agar tidak ada perasaan lain yang tumbuh di hatiku.

Aku tidak berharap, tentu saja. Aku tidak tahu diri namanya jika aku berharap lebih pada pria itu. Aku hanya pelacur, apa yang bisa aku harapkan dari seorang berlian seperti Mingi?

I don't know how to feel, but I felt another different when our heart beat fast together.

Our hearts race, overtake and complete each other.

But, just like an empty vain, myself.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ok gugel how to stop bucin mingigoogle : 404 not found, please use another keyword

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ok gugel how to stop bucin mingi
google : 404 not found, please use another keyword

Rewrite The Stars ➖Mingi ATEEZ [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang