51 : potrait of us

1.2K 240 13
                                    

i'm getting tired with this fict, let's end this

i'm getting tired with this fict, let's end this

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KAKAAAAK!"

Aku menolehkan pandanganku ke arah pintu kamarku. Pintu kamarku terbuka dan kepala James menyembul dari luar.

"Sini," ucapku.

James sudah rapi dengan tuksedo berwarna putih yang Mingi beli secara mendadak pagi ini. Aku sendiri sudah siap dengan gaun berwarna putih untuk pemotretan hari ini. Mingi, ia masih ada di kamar mandi. Entahlah, suara percikan airnya saja masih terdengar.

"Aku gak bisa pake dasi," ucap James.

Aku terkekeh mendengar penuturan laki-laki itu. "Kirain kenapa, kaget tau kakak denger kamu teriak-teriak gitu," ucapku.

James menyerahkan dasi kupu-kupunya dengan wajah datar. Aku bisa memaklumi jika ia kebingungan dengan dasi kupu-kupu yang sebenarnya sudah tinggal ia pakai langsung, karena ia tidak pernah berdandan serapi ini sebelumnya.

Aku mencoba memposisikan dasi itu pada kerah James. Hmm, rasanya ada yang salah.

"Ganti deh, jangan pake dasi ini. Sebentar," aku bangkit dari kursi riasku dan bergerak menuju lemari pakaian. Aku meraih sebuah dasi berwarna senada yang mengilat dengan motif dot milik Mingi. Pria itu sudah memiliki dasi lain untuk dipadukan dengan tuksedonya.

"Sini, kamu pake dasinya Mingi aja ya, aneh kalo kamu pake dasi kupu-kupu, kamu bukan anak-anak lagi," ucapku, menarik lengan James agar sedikit mendekat. "Lepas dulu tuksedonya. Taruh di kasur aja, tapi yang bener biar ga lusuh."

James mengiyakan ucapanku. Setelah laki-laki itu melepas tuksedonya, aku memulai pekerjaanku pada kerah James. Yah, memasangkan dasi untuk James tentu saja tidak sesulit memasangkan dasi untuk Mingi. James tidak lebih tinggi dariku dan tentu saja ia tidak banyak macam-macam.

"You look so great, kakak suka liat kamu pake pakaian rapi kayak gini. Kayak bukan adek kakak, in a good way," ucapku.

"Kakak juga. I love kakak so much," ucap James, lalu memeluk singkat diriku.

Aku meraih tuksedo James dan membantunya memasangnya. Aku membelai lembut rambut James yang terlihat belum ditata, "Fix your hair, satu sentuhan lagi."

"I can help you with your hair," Mingi tiba-tiba keluar dari kamar mandi, untung ia memakai pakaian lengkap, "Rambutku selalu on point."

Mingi meraih peralatan rambutnya mulai dari berbagai jenis sisir dan pomade. Tetapi, sebelum ia berperang dengan rambut James, penting baginya untuk menyelesaikan pakaiannya.

"No, no, dress up first," ucapku.

Aku melakukan hal yang sama pada Mingi, seperti yang ku lakukan pada James barusan, yaitu memasangkan dasi untuknya. Senang sekali karena adanya James di sekitar, pria itu tidak berani macam-macam.

Rewrite The Stars ➖Mingi ATEEZ [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang