43 : fakta baru

1.5K 270 20
                                    

Aku tersenyum tipis dan berlalu naik ke lantai dua, ke kamarku. Di perjalanku, aku kembali berpapasan dengan kamar James dan Yunho. Ah, mungkin akan lebih baik jika Yunho ada di sini, tapi aku tidak bisa mengganggu pekerjaan pria itu.

Aku kembali berjalan menuju kamarku. Dengan hempasan kecil, aku menutup pintu kamarku dan menjatuhkan tubuhku di atas kasur.

Manik mataku menatap lurus ke arah langit-langit, namun pikiranku melayang entah ke mana. Tanganku meraih test pack tadi dari sakuku. Tanpa siapapun ketahui, sebenarnya aku menyimpan kembali test pack itu dan membawanya secara diam-diam.

Pikiran tentang adanya makhluk hidup di perutku tentu saja membuatku sedikit berharap. Bagaimanapun juga, Mingi adalah orang yang ku cintai. Siapa di dunia ini yang tidak ingin memiliki buah hati dari orang yang mereka cintai? Terlebih lagi, sebagai perempuan, aku juga ingin menjadi seorang ibu.

Terkubur jauh di dalam hatiku, sehina apapun diriku, ada bagian dariku yang ingin juga merasakan anugrah terindah yang selalu ku bayang-bayangkan di masa lalu. Tentang indahnya melahirkan sebuah jiwa yang suci dan merawatnya dengan penuh kasih, meskipun aku sangsi jika Tuhan rela menitipkan setitik kehidupan pada seorang hina sepertiku.

Aku menatap satu garis merah itu sendu, sesekali melirik ke arah lukisan besar potret Mingi di tembok. Aku tidak berhasil, ataukah seharusnya aku bersyukur karena aku tidak hamil, maka aku tidak akan mengacaukan karir pria itu.

Mataku tiba-tiba tertuju pada tulisan kecil bertinta hitam di pojok bungkusan. Mataku terbelalak melihat apa yang tertulis di sana. Test pack ini sudah kadaluarsa sejak tiga bulan yang lalu. Entah apoteker tidak teliti atau kak Jinsung terlalu bersemangat hingga tidak membaca tanggal kadaluarsanya.

Aku meremas erat bungkusan itu dan terkekeh. Jadi, aku masih punya harapan, kan?

Aku bangkit dari kasur, tanganku menyambar jaket tebal milikku dan segera memakainya. Aku akan pergi ke apotek tanpa memberitahu kak Yeowon maupun kak Jinsung, bahwa aku akan membeli test pack yang baru. Apapun hasilnya nanti, aku tidak akan membicarakannya.

Aku berusaha berjalan tanpa suara dan akhirnya berhasil melewati kak Yeowon dan kak Jinsung yang entah apa yang sedang mereka lakukan di dapur. Karena tidak ada orang lain di rumah ini, maka usahaku untuk kabur berjalan dengan lancar.

Aku perlu berjalan sedikit jauh untuk sampai di minimarket. Minimarket pagi ini tampaknya tidak terlalu ramai, mungkin karena penghuni perumahan ini sudah berangkat ke kantor mereka, seperti Mingi. Ck, lagipula orang kaya tidak berbelanja di minimarket.

"Aku beli test pack, bisa tolong ambilkan?" tanyaku pada seorang kasir wanita. 

"Ya, tunggu sebentar, nyonya," jawab kasir tersebut dengan ramah, kemudian ia beralih pada rak obat-obatan tepat di sebelah meja kasir. Ia kembali dengan beberapa jenis test pack yang bahkan aku tidak tahu apa bedanya. "Silahkan dipilih, akan lebih baik kalau nyonya coba beberapa merek sekaligus," lanjut kasir.

Aku mengerutkan dahiku, "Mana yang paling bagus?"

"Ini,"

Kasir itu menunjuk tiga buah test pack dengan merek yang berbeda. Aku menghela napas, tidak perlu membeli terlalu banyak hanya untuk hal yang belum pasti, kan?

Aku memisahkan dua dari beberapa jenis test pack yang ada di meja kasir dan menyerahkan uangku. Asal kau tahu saja, uang ini adalah milikku. Jika kau ingat, aku tidak jadi menggunakan uang tabunganku untuk membayar operasi James, jadi uangku sama sekali tidak berkurang.

"Eum, boleh aku pinjam toilet?" tanyaku pada kasir.

Wanita itu mengangguk, "Silahkan, nyonya. Di pojok ruangan ada pintu, tepat di sebelah kanan ada toilet."

Rewrite The Stars ➖Mingi ATEEZ [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang