27 : satu lagi hati yang patah

1.9K 347 42
                                    

"Perempuan itu, sekretarisnya Mingi," ucap Yunho.

Persetan dengan orang-orang, aku menangis, ya.

"Yunho," panggilku lirih.

"Ya?"

"Kalo kamu bawa aku ke sini dan liat semuanya cuma buat bikin aku sadar kalo aku suka Mingi, maka aku mohon, stop. Cukup Yunho, cukup, atau kalau kamu mau siksa aku lagi, silahkan!!" seruku.

Air mataku jatuh dengan derasnya dan kakiku melemah, tapi tepat sebelum aku sempat jatuh, Yunho menarikku dan membiarkanku menumpu padanya. Pria itu kembali mendekapku.

"Aku kasih kamu satu rahasia. Kamu bukan orang yang lemah dan kamu bukan orang yang bersalah. Semesta tidak pernah membenci isinya, hanya beberapa orang memang mudah berpindah hati," ucap Yunho.

"Ayo, pulang,"

Yunho merangkulku keluar dari club, tapi, hatiku memberontak. Sekeras apapun pikiranku melarangku untuk berbalik, aku tetap menoleh ke arah pria itu. Dua insan yang tengah menjalin cinta, aku yang bodoh terus melihat mereka dan terus menyiram air jeruk di atas luka yang masih terbuka lebar.

"Cukup, Hera. Kamu yang nyiksa diri kamu sendiri," ucap Yunho. "Ayo, ayo kita pulang."

Aku memaksa diriku untuk kembali. Yunho merangkulku erat dan ia juga membantuku berjalan keluar dari klub yang terasa seperti neraka bagiku.

Akulah manusia bodoh, yang tidak setegar karang, namun serapuh kapas.

"Kenapa? Tuhan benci aku? Karena aku kotor dan hina?" tanyaku lirih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa? Tuhan benci aku? Karena aku kotor dan hina?" tanyaku lirih.

"Enggak, Hera, Tuhan gak pernah benci kamu. Satu-satunya yang pantas dibenci adalah Mingi dan sifat bajingannya," jawab Yunho.

"Aku bukan apa-apa, aku salah dan aku gak tau diri, tapi aku sakit hati," ucapku.

"Aku punya satu cerita buat kamu,"

"Kalo tentang kisah cinta Mingi sama sekretarisnya yang cantik itu, lebih baik gak usah. Atau kamu bisa ceritain, tapi habis itu tolong dorong aku dari atas jembatan," ucapku, kemudian mendorong tubuh Yunho agar melepaskan pelukannya.

Aku berjalan meninggalkan Yunho dan duduk di kursi yang berada di pinggir jalan. Pria itu mengikutiku dan duduk di sebelahku.

"Astaga, emang ya orang yang patah hati itu serem," ucap Yunho. "Aku bakal cerita tentang Mingi sama sekretarisnya, tapi denger ceritaku dulu."

"Sebelum denger cerita kamu, ayo pindah ke jembatan dulu," ucapku.

"Gak ada yang bunuh diri hari ini, catat itu," ucap Yunho tegas.

"Ck," aku mendecak, "Emang siapa sih yang mau bunuh diri?"

"Menurutmu kalo terjun dari jembatan itu bukan bunuh diri namanya??"

Rewrite The Stars ➖Mingi ATEEZ [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang