24'Putus?

335 17 0
                                    

Jangan lupa baca terus
"Senja"

***
Menunggu dan bersabar akan lebih baik. Dari pada memaksa dengan berakhir ke sengsaraan.

Sepulang sekolah Daren mengajak Bunga untuk berbicara di Cafe. Bunga yang was - was karena taku Daren memutuskan hubungan ini. "Kok kamu ngajak aku kesini?" Tanya Bunga.

Daren menunduk ke bawah. "Sorry Bung .... Hubungan kita sampai disini. Gue udah gak mau melanjutkan hubungan ini,"

Bunga membulatkan matanya. "Kok kamu gitu sih?! Apa gara - gara si Senja itu ha?!"

Daren menggeleng. "Udah gue bilang berapa kali gak usah libatin Senja!"

Bunga tersenyum sinis. "Kamu suka Senja ha?! Suka iya?!"

"Gue sama sekali gak suka Senja! Gue udah muak sama lo Bunga!" Ucap Daren penuh penekanan.

"Mulai sekarang kita gak ada hubungan apa - apa lagi! Dan jangan pernah mengganggu Tania juga Senja!"

Telak. Kata yang terakhir Daren membuat hati Bunga tertohok. Bunga mengira Daren menyukai Senja. Bunga langsung frustasi dan menangis. "Awass aja Lo Senja! Awas!"

"Awas - awas! Jalanan luas juga lo! Gak usah nangis! Perih mata gue liat Nenek sihir nangis!" Ledek Digo yang sedari tadi mengintip Bunga dan Daren.

"Bangsat lo!"

***
"Bang Garent ihhh! Jangan ganggu ihh!" Teriakan Senja membuat Garent menutup telinganya.

Garent yang baru saja datang langsung mengusili Senja yang sedang menonton Tv. "Nonton tv aja lo! Main sana!"

"Ish! Ngurusin aja hidup gue, nyebelin!"

Garent terkekeh melihat kelakuan Senja. "Nyebelin juga kalo lo butuh mohon - mohon!"

"Bodo amat!"

Tak lama dari itu, bel rumah berbunyi. Senja dan Garent saling pandang. Dengan artian lo yang buka pintu!

"Buka sana!" Suruh Garent kepada Senja.

Dengan keterpaksaan Senja berjalan ke depan dan membuka kan pintu, betapa terkejutnya melihat siapa yang datang. "Da-Daren? Ngapain?"

Daren tersenyum kepada Senja. "Gue pengen ngobrol boleh?"

Senja mengangguk. "Bo-boleh Ren, sini masuk,"

Daren mengangguk. Kemudian Senja mengajak Daren ke ruang tamu kemudian meminta bibi untuk membuatkan minum kepada Daren. "Mau minum apa Ren?"

"Terserah lah apa aja,"

"Di rumah gue gak ada yang namanya minuman terserah ya!" Ucap Senja.

Daren terkekeh kecil. "Apa aja Senja, yang penting bisa di minum,"

"Air bak mandi gue mau?"

Daren tertawa, sebegitu polosnya Senja jika di perhatikan. "Mau bikin gue mati hm?"

Senja menggeleng sambil tersenyum. "Yaudah si bibi lagi bikinin,"

SENJA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang